"Ayah!" teriak Lion heboh. Syukurlah pria itu cepat tiba, karena cacing diperutnya sudah mendemo ingin segera diberi asupan makanan.
"Kami sudah menunggumu." Liona menarik tangan sang ayah.
"Benarkah? Ayah juga sudah lapar. Mari kita makan." Hard gabung bersama kedua anaknya.
Namun, mendadak Liona mencium bau amis di tubuh sang ayah. Ia mengendus seperti kucing. Kemudian matanya menemukan bercak darah dari jaket kulit yang sedang dikenakan Hard saat itu.
"Sebentar, ini apa? Seperti noda darah. Apa ada yang melukaimu?" tanya Liona membuat Hard melirik pada apa yang sedang ditunjuk oleh sang putri.
"Ah, baru saja temanku kecelakaan. Aku membantu menggotongnya ke ambulanc," alibi Hard yang langsung mendapat ide. Ia lupa melepaskan jaketnya, padahal jika ditelaah bercaknya memang banyak.
"Astaga, apa dia baik-baik saja?"
"Aku tidak sempat mengetahui kabar selanjutnya, karena ayah segera pulang."