"Waduh! Mati aku!" batin Lala. Ia menepuk jidatnya.
"Maaf, Tuan Muda–"
"Saya gak mau tahu, kamu usir dia sekarang!" sela Raka pada Pak Asep. Satu detik pun, Reyon tidak sudi melihat keberadaan gadis itu ada di rumahnya.
"Tap–"
"Kamu mau saya pecat, hah?" ancam Raka, karena Pak Asep terlihat beberapakali ingin membantah.
"Nggak Tuan. Baik, Tuan saya akan usir gadis ini." Pasrah Pak Asep dan langsung mencekal lengan Lala. Gadis itu memasang wajah meminta di kasihani.
"Ayok, Neng!" ajak Pak Asep yang sebenarnya merasa tidak enak.
"Jangan Pak, saya masih mau di sini!" tolak Lala berusaha menepis tangan Pak Asep yang sangat kuat menarik dirinya.
"Dasar orang gila!" umpat Rakak. Ia benar-benar tak habis pikir pada gadis itu yang bisa sampai ke rumahnya.
"Hah apa? Kau ngatain aku orang gila?" sentak Lala pada akhirnya tidak terima.
"Lha, kok dia bisa tahu. Dasar aneh!" batin Reyon lagi. Padahal ia bergumam sangat pelan. Ia berusaha tidak menggubris gadis itu.