Chereads / Kangen - Ku Akan Datang / Chapter 2 - Kangen - Ku Akan Datang (Bag. 2)

Chapter 2 - Kangen - Ku Akan Datang (Bag. 2)

Pagi itu jalanan lebih lengang daripada biasanya. Mobil yang dikemudikan Bisma bisa melaju dengan tanpa kemacetan seperti hari-hari lain. Prayoga menjadi tidak terburu-buru menuju airport. Tenang ia duduk di samping Bisma. Rangga memanjangkan tubuh berbaring di bangku belakang mereka.

"Mobil nanti diparkir di airport, Bisma?" tanya Prayoga.

Pemanjatan kali ini adalah salah satu dari sekian jadwal eksebisi Prayoga ke luar negeri. Sebagai pemanjat tebing profesional, ia mendapat sponsor dari perusahaan swasta nasional yang membiayai perjalanan. Negara juga mempermudah pengurusan surat-surat jalan ke luar negeri. Namun kali ini, tim yang dibawa Prayoga hanya Bisma dan Rangga.

"Gitu deh, Bang Yoga," jawab Bisma sesaat kemudian.

Mobil dibelokkan ke jalan masuk airport. Saat berhenti di pintu karcis parkir, Prayoga menyodorkan sejumlah uang kepada Bisma. Rangga bangkit dari berbaring dan duduk memerhatikan sekeliling.

"Medan pemanjatan kali ini gak jauh beda ama Canyon de Chelly di Arizona ya, Bang?" tanya Rangga.

Mendengar suara Rangga, Prayoga menoleh ke belakang. Bisma perlahan memajukan mobil meninggalkan pintu parkir karcis airport.

"Gak jauh beda, Rangga," jawab Prayoga, kemudian katanya, "makanya aku cuma ajak kalian berdua."

"Kak Mitha kog gak diajak, Bang?" tanya Bisma.

Ia menoleh sekilas ke Paryoga. Matanya kembali melihat ke jalan. Kemudian memerhatikan sebelah kiri jalan untuk mencari tempat parkir. Melihat Bisma seperti itu, mata Rangga ikut celingukan.

"Dia mo ulang tahun, jadi aku mo bikin momen ini untuk hadiah."

Prayoga menjawab sambil memalingkan pandangan ke kanan-kiri jalan. Parkiran airport terlihat penuh hari itu. Tidak ada celah untuk Bisma bisa memasukkan mobil untuk parkir.

"Wah ... keren banget lho kalo Kak Mitha ikut, Abang ngucapin met ultah dari atas tebing gitu," kata Rangga.

"Hahaha ...."

Sontak Prayoga dan Bisma tertawa. Melihat ada yang kosong, Bisma langsung mengarahkan mobil ke situ. Akhirnya ketemu tempat untuk parkir. Semua barang bawaan mereka diturunkan. Dengan susah payah, Rangga dan Bisma memanggul hingga ke depan gedung international departure untuk mendapatkan sebuah kereta dorong.

---

Dalam sebuah rumah di tengah peternakan luar kota Mexico City, orang-orang sedang berkumpul. Mereka duduk mengelilingi meja ruang tengah. Tampak seorang perempuan paruh baya memimpin pembicaraan dalam teremuan itu. Seperti layaknya keluarga besar, orang-orang itu terlihat sangat menghormati si perempuan. Mereka memandang sambil mendengarkan dengan serius.

"Ninguna de estas personas es capaz de dirigir a los operativos excepto tú, Rodrigo Nuno".

Si perempuan berbicara sambil memandang Rodrigo Nuno. Jari tangan kanan menunjuk ke arah orang yang ia sebut itu. Sementara yang lain hanya diam mendengarkan sambil ikut memandangi sang tangan kanan Domingo el Blanco.

Di dalam Kartel De la Cochoya, Rodrigo Nuno adalah sepupu yang merangkap orang kepercayaan Domingo el Blanco. Ia selalu berada di sebelah kanan sang pemimpin dalam setiap pertemuan. Bahkan dalam perang antar-genk, Rodrigo Nuno akan selalu menyelesaikan terlebih dahulu sebelum tokoh Kartel De la Cochoya itu datang.

"Qué quieres que haga, Tía?"

Si perempuan paruh baya tidak langsung menjawab. Ia berdiri dari duduk dan berjalan ke salah satu sudut ruangan. Sambil dituntun oleh seorang perempuan muda, ia berdiri di dekat dinding yang dipajang berbagai foto keluarga. Diambilnya salah satu foto dan kembali ke tempat duduk.

"Todos deben recordar de quién obtienen toda esta vida rica. Sin este hombre luchando," katanya sambil menunjuk ke foto yang diperlihatkan ke semua orang yang hadir di situ, lalu berkata, "no puedes permitirte la vida rica. Ahora todo lo que quieras, lo puedes conseguir."

Kata-kata si perempuan paruh baya sungguh membuat mereka yang mendengarkan jadi terhenyak. Beberapa orang menundukkan kepala, tidak berani menatapnya yang mengedarkan pandangan ke yang hadir. Orang dipanggil dengan nama Rodrigo Nuno, mengembuskan napas panjang dan menunduk.

"Aku tidak mau perjuangan anak-anakku mendapatkan kekayaan yang sekarang kita punya, jadi hancur dan hilang. Aku minta, bawa kembali Domingo el Blanco ke rumah ini. Dengan cara apa pun!"

Rodrigo Nuno mengangguk-anggukkan kepala dan menatap si perempuan paruh baya.

"A cualquier costo, Tía?"

Dengan kedua tangan yang saling menggenggam di depan dada, Rodrigo Nuno bertanya.

"A cualquier costo!"

Si perempuan paruh baya itu menjawab sambil menatap tajam ke arah Rodrigo Nuno. Menyadari itu adalah permintaan yang sangat serius, si keponakan pun langsung menganggukkan kepala.

Kemudian ia menoleh ke sebelah kiri dan memiringkan tubuh, membisikkan sesuatu. Orang yang duduk di sebelahnya yang dibisikkan itu, sesaat mendengarkan dengan serius sambil mengangguk-anggukkan kepala. Ia kemudian balik berbisik ke Rodrigo Nuno. Lalu, pembicaraan mereka diakhiri dengan saling membenturkan tinju. Sementara si perempuan paruh baya dan orang-orang lain memandangi mereka berdua.

"Haremos los operativos para liberar a Domingo el Blanco," kata Rodrigo Nuno menunjuk ke dirinya dan orang di sebelah kiri. Lalu kemudian katanya, "Vamos a averiguar dónde lo están arrestando ahora y establecer un plan para liberarlo y traerlo aquí, Tía".

Wajah sang Bibi yang sejak tadi terlihat tegang, kini mulai tersenyum. Ia memandang si keponakan dengan mata berkaca-kaca. Melihat sikapnya yang mulai terlihat gembira, Rodrigo Nuno pun bangkit dari duduk.

Ia mengulurkan tangan untuk menjamah tangan sang Bibi. Sambil merunduk, tangan perempuan paruh baya itu diangkat Rodrigo Nuno dan dicium.

---

Bersambung

Terjemahan:

"Ninguna de estas personas es capaz de dirigir a los operativos excepto tú, Rodrigo Nuno".

"Tak satu pun dari orang-orang ini yang mampu memimpin operasi kecuali kamu, Rodrigo Nuno."

"Qué quieres que haga, Tía?"

"Ingin aku melakukan apa, Bibi?"

"Todos deben recordar de quién obtienen toda esta vida rica. Sin este hombre luchando, no puedes permitirte la vida rica. Ahora todo lo que quieras, lo puedes conseguir."

"Kalian semua harus ingat dari siapa kalian dapatkan semua kehidupan yang kaya ini. Tanpa perjuangan orang ini, kalian tidak bisa merasakan kehidupan yang kaya. Sekarang apa pun yang kalian mau, kalian bisa mendapatkannya."

"No quiero que la lucha de mis hijos por conseguir las riquezas que ahora tenemos se destruya y se pierda. Te pido que traigas a Domingo el Blanco de vuelta a esta casa. Cueste lo que cueste!"

"Aku tidak mau perjuangan anak-anakku mendapatkan kekayaan yang sekarang kita punya, jadi hancur dan hilang. Aku minta, bawa kembali Domingo el Blanco ke rumah ini. Dengan cara apa pun!"

"A cualquier costo, Tía?"

"Dengan cara apa pun, Bibi?"

"A cualquier costo!"

"Dengan cara apa pun!"

"Haremos los operativos para liberar a Domingo el Blanco,. Vamos a averiguar dónde lo están arrestando ahora y establecer un plan para liberarlo y traerlo aquí, Tía".

"Kami akan melakukan operasi untuk membebaskan Domingo el Blanco. Kami akan mencari tahu di mana mereka menahannya sekarang dan membuat rencana untuk membebaskan dan membawanya ke sini, Bibi."