Yeong Woo terdiam di tempatnya dengan masih di pandang Shiroi yang menatapnya dari jendela penginapan, ia lalu tersenyum kecil menatap Shiroi dengan perkataan singkatnya. "Kemarilah" Panggilnya membuat Shiroi berwajah merah.
Shiroi terdiam, ia menggunakan tangan nya dengan bahasa isyarat. "Kamu- ingin- aku- ke- sana?"
Lalu Yeong Wo mengangguk. Shiroi terdiam kembali lalu berdiri dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar. Ia keluar penginapan, di sana benar benar sangat sepi.
"Mas Yeong Woo, apa yang kamu mau?" Tanya Shiroi mendekat padanya.
Lalu Yeong Woo terdiam sebentar menatap sekitar dan kembali menatap ke Shiroi. ". . . Kau sudah menangkap orang yang menjual tambang mirthil?" Tanya Yeong Wo.
"Um, belum, dia terlalu semena mena dan sekarang aku takut dia akan menggangu ku maupun rakyat yang lain, kan kasihan juga mereka yang harus ikut campur" Balas Shiroi.
"Kalau begitu, aku akan memberi tahu mu bahwa lelaki itu telah memerintahkan kawalan nya, pemimpin jendral telah di sogok oleh nya untuk menangkap mu, bagaimana jika aku membantu mu" Tatap Yeong Wo membuat Shiroi terdiam.
". . . Apa... Maksudmu?"
Lalu ada seseorang datang. "Yeong Wo" Panggilnya pada Yeong Wo. Ia mendekat memberitahu sesuatu. "Aku sudah menyiapkan nya" Tambahnya. Lalu Yeong Wo mengangguk datar dan kemudian orang itu berjalan pergi.
"Um... Apa yang terjadi?" Shiroi masih bingung.
Lalu Ia merasakan bahwa tangan Yeong Wo memegang bahu Shiroi dan mendekat nya membuat Shiroi terdiam berwajah merah.
"Ikutlah aku" Kata Yeong Wo. Mereka berjalan dengan Yeong Wo yang memegang bahu Shiroi mendekap nya.
Mereka berjalan ke gudang tua yang agak jauh dari pemukiman kota. Di sana sangat gelap tanpa adanya cahaya sekalipun.
"Um.... Kenapa kita kemari?" Shiroi menatap agak takut tapi Yeong Wo masih memegang bahunya dan memeluk nya dengan kedua tangan nya membuat Shiroi terkejut menatap padanya. "Mas, Yeong Wo?"
Yeong Wo menatap Shiroi, ia memeluk Shiroi sangat erat. "Percayalah padaku, nilai lah aku dari dirimu sendiri" Kata Yeong Wo membuat Shiroi masih terdiam. Lalu Yeong Wo melepas pelukan nya dan berjalan duluan membuka pintu gudang di sana. Shiroi terdiam melihat di dalam gudang itu, seketika wajahnya pucat karena ada mayat wanita yang kepalanya tertutup karung dengan berlumur darah seperti kepalanya hancur. Mayat itu terbaring di sana dengan tanpa ampun banyak luka di tubuhnya.
Shiroi menutup mulutnya dengan ketakutan, Yeong Wo yang menatap dari pintu gudang menjadi menghela napas panjang. "Aku yang melakukan ini, untuk mu" Kata Yeong Wo. Seketika Shiroi terdiam menatap nya.
"Putra walikota ingin membunuhmu dengan banyak nya orang kawalan yang sekarang sudah mulai memburumu, jadi aku menggunakan nya untuk menggantikan mu, sebagai gantinya, kau tidak boleh terlihat dulu" Tambah Yeong Wo.
". . . Aku.... Aku, kenapa kamu melakukan sejauh ini, untuk ku?"
"Itu karena... Kau iblis yang sangat langka" Kata Yeong Wo, alasan nya berbeda dengan hatinya. Jika hatinya yang mengatakan dari bibirnya, dia pasti mengatakan. "Itu karena... Aku tertarik padamu"
"Mas Yeong Wo... Te... Terima kasih, aku hargai itu, aku benar benar terselamatkan, aku tahu semuanya berpikir aku langka tapi semua juga rata rata berpikir bahwa aku juga berharga, apa mas Yeong Wo berpikir begitu juga?" Tatap Shiroi. Tapi Yeong Wo terdiam, ia meremas pintu gudang itu lalu berbalik masuk gudang membuat Shiroi terdiam bingung.
"Aku akan memberikan mayat ini pada putra walikota, untuk sementara kau tidak bisa menunjukan tubuhmu" Kata Yeong Wo. Ia mengangkat mayat itu dan diletakan di bahunya, melewati Shiroi pergi. Dan Shiroi hanya terdiam menatap nya pergi.
Ketika sudah sampai di kantor putra walikota, Yeong Wo melempar mayat itu ke bawah membuat putra walikota menoleh padanya melihat mayat itu.
"Huh, apa maksud mu membuang mayat kemari?"
"Itu wanita yang kau inginkan" Balas Yeong Wo.
Putra walikota itu menatap tubuh mayat itu. "Kenapa kepalanya di tutupi karung?"
"Kepalanya hancur, mereka menghancurkan nya sehingga membuatnya tak dikenali" Balas kembali Yeong Wo dengan wajah datarnya.
Putra walikota terus menatap ke arahnya dan melihat dada wanita itu. "Hm? Apa yang terjadi? Dadanya lebih kecil, aku yakin wanita itu memiliki dada besar lebih besar dari ini? Apa kau yakin membunuh orang yang tepat?"
". . . " Yeong Wo terdiam menatap nya.
"Hm... Baiklah, aku anggap wanita itu adalah ini, hahhaha, sekarang lihat lah ini.... Dia benar benar mati, aku harusnya menyuruhmu dari awal saja, kau menepati apa yang aku perintahkan" Kata putra walikota dengan senang. Yeong Wo hanya terdiam datar, ia lalu berbalik badan berjalan pergi sambil mengatakan kata terakhir. "Aku pergi sekarang"
"Haha, pergi saja, aku akan menikmati mayat ini hahahhaa" Tawa putra walikota.
Setelah itu Yeong Wo berjalan menemui Shiroi yang ada di gudang itu. "Ah mas Yeong wo! Bagaimana?" Tatap Shiroi mendekat padanya.
". . . Dia mempercayainya"
"Huf, syukur deh, aku benar benar berterima kasih padamu, apa ada sesuatu yang harus aku lakukan untuk mu?" Tatap Shiroi. Lalu Yeong Wo terdiam. Ia menyalakan rokok mengulur waktu membuat Shiroi terdiam.
". . . Ingatlah saja aku, kau wanita yang bertanggung jawab" Kata Yeong Wo, ia lalu berbalik akan meninggalkan Shiroi.
Tapi Shiroi menahan tangan kanan Yeong Wo dengan kedua tangan nya membuat Yeong Wo berhenti berjalan dan menoleh padanya.
"Ah um... Maaf" Shiroi langsung melepasnya membuat suasana menjadi membingungkan.
"Um.... Aku hanya.... Aku hanya ingin... Um.... Maafkan aku, aku tak pernah merasa se gugup ini bersama dengan lawan jenis" Tatap Shiroi. Ia berwajah panik.
Lalu Yeong Wo menatap padanya dan membelai pipi Shiroi membuat Shiroi terdiam kaku merasakan itu.
"Aku yakin, hatimu sedang mengatakan sesuatu, pertanyaan yang harus dilontarkan padaku. 'Apa kau suka padaku'?" Tatap Yeong Wo. Seketika Shiroi terkejut, pupil mata miliknya menjadi membesar dan bibir yang bergetar mendengar itu.
"Aku.... Aku tidak tahu" Ia langsung membuang wajahnya. Lalu Yeong Wo melepas tangan nya dan berhenti membelai pipi Shiroi. Ia menatap ke langit.
"Kau bisa mengatakan nya padaku bahwa ketika kau didekatku, kau serasa tidak ingin membiarkan ku pergi meninggalkan mu begitu saja" Kata Yeong Wo.
". . . I... Itu memang benar, jantung ku terus berdegup sangat cepat ketika melihat mu, aku tidak tahu kenapa... Apa ini sebuah aritmia, tapi kenapa ini terjadi hanya saat bertemu dengan mu, aku tak tahu lagi, tubuhku sangat panas dan dingin, aku tak tahu harus pilih yang mana ketika berada di dekat mu, tubuh ku aneh dan kamu harus tahu itu, sebelumnya aku tak pernah begini ketika melihat seseorang sebelumnya" Shiroi mengatakan nya sambil memegang dada sendiri dan menekan nya merasakan detak jantung nya sendiri yang berdegup sangat cepat.
"Itu berarti, kau tidak pernah merasakan cinta pada seseorang" Kata Yeong Wo. Di saat itu juga Shiroi terkejut mendengar itu. "A.. Apa itu berati, aku sedang merasakan cinta sekarang?" Tatap Shiroi.
"Kau bisa tanya itu pada dirimu sendiri, aku di sini hanya sebagai pelaku yang harus menjadi seseorang yang di katakan oleh hatimu"
"Ka... Kalau begitu apa aku bisa suka padamu?" Tatap Shiroi dengan gugup nya.
Yeong Wo perlahan menutup mata sebentar dengan senyum kecil, menjatuhkan rokoknya dan menginjak nya, membungkukan badan mendekat ke wajah Shiroi. "Katakanlah dengan jelas lagi" Tatap nya dengan wajah seringai. Shiroi belum pernah melihat wajah seringai itu, ia lalu menelan ludah dan mengatakan nya dengan jelas. "Aku suka padamu" Kata dia. Di saat itu juga Yeong Wo tambah berwajah seringai. Ia lalu membelai kepala Shiroi.
"Kucing putih, kau masih terlalu polos untuk bercinta"
"Apa?! Apa kamu meremehkan ku, aku bisa melakukan nya meskipun aku tak pernah melakukan nya... "
"Ya, jika kau melakukan nya, kau bisa membawa satu badan di sini" Yeong Wo memegang perut Shiroi. Dan sekarang Shiroi tahu maksud nya.
"A... Apa maksud mu?! Apa kau mau menghamili ku?!"
"Tidak, kita ras yang berbeda, dan itu akan melanggar hukum alam"
"Tapi... Apakah kamu akan membiarkan ku begini? Aku belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya, kenapa kamu bilang itu terlihat mudah sekali, apa kau tidak suka padaku?" Tatap Shiroi. Dia mencoba mencari keyakinan Yeong Wo, lalu Yeong Wo terdiam dan menghela napas panjang.
"Baiklah, sukai aku sesuka kau mau, aku juga akan melakukan hal yang sama, tapi harus kau tahu... Aku bukan pria yang dikatakan sama dengan mu, merasakan satu kali bercinta, kau melihatku sebagai apa? Aku tidak pernah sekalipun merasakan tidak bercinta dengan banyak wanita, kau bisa berpikir semuanya tapi harus kau tahu, aku tidak pantas untuk mu yang belum pernah melakukan ini"
"Apa hubungan nya dengan itu, bukankah harusnya kamu beruntung, bertemu wanita se sempurna aku. Aku masih perawan dan juga aku abadi untuk mu, aku setia dan juga bisa melakukan apapun yang kamu mau, karena aku telah merasakan cinta yang begitu dalam menekan ku, aku akan menyerahkan semuanya, padamu.... Asalkan kamu mau mendengarkan hati ku" Kata Shiroi memegang dada nya menunjukan bahwa jantung nya hangat untuk Yeong Wo. Yeong wo hanya mendengarkan sambil kembali menyalakan rokoknya. Lalu ketika ia menyimpan korek nya di saku, ia berpikir sesuatu. "(Yeah, ini berbeda, pertama kali aku rasakan anak panah miliknya yang menancap ke dadaku, rasanya sangat dingin dan tubuhku hampir membeku, tapi itu tak membuat ku terhalangi sama sekali)" Ia terdiam sebentar lagi. Ia lalu menatap ke bulan yang sabit. "(Aku tak tahu, berada di dekat putri salju ini apakah membuat ku kedinginan atau malah sebaliknya, wanita sepertinya memang lah unik jika aku mendekatinya, apakah dia tidak berpikir bahwa ini bukanlah cinta yang murni)" Lalu kembali menghela napas rokoknya dan membuang rokoknya ke bawah membuat suasana terdiam dengan angin malam yang dingin.