Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 97 - Chapter 97 Shiroi Bakeneko

Chapter 97 - Chapter 97 Shiroi Bakeneko

Yeong Woo mengulur tangan ke Shiroi yang bingung, Shiroi menerimanya tapi tiba tiba saja Shiroi terkejut terangkat, Yeong Wo rupanya menggendong Shiroi dengan kedua tangan nya di angkatnya ke atas dan mereka saling menatap.

"Kalau begitu, jika kau bisa melakukan nya tanpa melakukan nya sebelumnya, maka lakukan sekarang dan buktikan padaku" Kata Yeong Wo.

Shiroi terdiam dan kembali berwajah merah, ia melihat sekitar lalu mengangkat tangan nya perlahan memegang leher Yeong Wo, ia mendekat dan seketika mencium bibir Yeong Wo. Seketika Yeong Wo langsung membuka mulutnya akan memasukan lidahnya ke mulut Shiroi. Tapi sayangnya, Shiroi yang belum pernah berciuman sama sekali menjadi melepas itu sambil... "Cough... Ugh..." Ia menutup mulutnya menatap ke Yeong Wo.

". . . Ciuman mu buruk, apa ini yang kau sebut kau bisa melakukan nya meskipun belum pernah melakukan nya sekali pun" Tatap Yeong Wo.

"A... Aku bisa, hanya saja aku tak tahu kalau berciuman harus membuka mulut"

"Itu harus dilakukan, kita harus saling menukar lidah, lakukan sama seperti yang aku lakukan" Kata Yeong Wo, ia mendekat mencium bibir Shiroi dan di saat itu juga, mereka sama sama membuka mulut menyentuh lidah masing masing. Shiroi menutup mata merasakan itu dengan gemetar dan seketika, air mata menetes mengalir di pipinya. "(Aku tak percaya, aku melakukan ini.... Aku menyerahkan diriku pada orang lain yang bahkan belum aku kenal sepenuhnya)"

Mereka mencium bibir di bawah bulan yang menyinari apa yang mereka lakukan.

Setelah itu mereka melepas bibir masing masing dan saling menatap dan Shiroi bernapas panas di sana.

"(Tubuhku, selama ini aku merasa sejuk dan harus dingin, jika tidak dingin aku tidak akan bisa bertahan tapi kenapa ketika di dekatnya dan tubuhku panas aku tidak merasakan bahwa aku tersiksa, aku justru menikmati rasa panas ini)" Pikir Shiroi.

Lalu Yeong Wo memegang nya erat erat dan memeluk Shiroi, meletakan kepalanya di pundak Shiroi membuat Shiroi terdiam dan membelai kepala Yeong Wo. "(Aku bisa merasakan detak jantung nya, detak jantung nya sama dengan ku, berdegup dengan sangat cepat)"

Lalu Yeong Wo mengangkat kepalanya kembali menatap Shiroi. "Kau ingin tidur?" Tatap nya membuat Shiroi terdiam bingung.

Beberapa lama kemudian mereka ada di dalam gudang itu, tidur di atas jerami di sana. Yeong Wo terbaring menggunakan tangan kirinya sebagai bantal untuk kepalanya dan tangan kirinya di berikan untuk Shiroi.

"Aku tak pernah tidur di atas jerami sebelumnya" Kata Shiroi.

"Yeah dan sekarang kau pernah" Balas Yeong Wo dengan singkat.

Lalu Shiroi terdiam dan melihat langit langit atap. "Mas Yeong Wo... Sebelum kamu benar benar dekat dengan ku begini apakah kamu pernah berpikir untuk menjadikan aku milikmu?" Tanya Shiroi. Lalu Yeong Wo terdiam membuka matanya, ia juga ikut menatap langit langit. "Aku malah berpikir sejauh itu tapi aku tak bisa mengatakan nya itu terlalu banyak" Balas nya.

"Kalau begitu katakan sekarang padaku, bukankah kita akan jadi pasangan sekarang, katakan semuanya tentang mu padaku" Tatap Shiroi sambil duduk menatap.

Lalu Yeong Wo ikut duduk dan menatap. "Kita tidak sepenuhnya pasangan jika tidak melakukan apa yang harus dilakukan pasangan" Tatap nya.

". . . Apa itu.... Seks?" Shiroi menatap agak terkejut.

"Tidak, itu bukan seks, aku tidak peduli kita melakukan nya atau tidak, aku hanya menunggu di saat yang tepat, kita hanya perlu menjadi saling pelengkap" Kata Yeong Wo, ia memeluk Shiroi membuat Shiroi terdiam dengan perkataan nya tadi. Ia lalu tersenyum dan menutup mata. "(Dia sepenuhnya pria yang baik)"

"Um... Aku ingin....." Shiroi mendorong pelan membuat Yeong Wo terdiam menatapnya.

"Aku sepertinya belum mengantuk sepenuh nya..." Tatapnya membuat suasana terdiam karena Yeong Woo juga terdiam.

"Maafkan aku, apa itu terlalu aneh jika aku bilang begitu?" Tatap Shiroi dengan khawatir.

"Tidak, bagaimana jika ke penginapan saja...." Kata Yeong Woo membuat Shiroi terdiam.

Tak lama kemudian, mereka berjalan jauh, tepatnya masih di kota LIMO tapi di bagian belakang kota LIMO yang berjarak jauh, rupanya di sana ada wilayah gelap membuat Shiroi terkejut sambil berjalan mengikuti Yeong Wo yang bahkan berjalan dengan masih merokok.

"Mas Yeong Wo.... Sebenarnya kita akan kemana?" Shiroi tampak ketakutan pada malam gelap saat itu.

Hingga ia tak sengaja menoleh ke beberapa orang nongkrong dan menatap tertarik padanya.

Shiroi terkejut dengan itu. Tapi untung nya, Yeong Wo melepas mantel yang ia pakai dan memakaikan nya di pundak Shiroi yang menatapnya.

"Jaga tubuh mu dari pandangan manapun" Kata Yeong Woo membuat Shiroi kembali berwajah merah. Tak hanya itu, Yeong Wo memegang tangan nya, mereka bergandengan tangan dan dia menuntun Shiroi mengikuti nya.

"(Aku benar benar tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.... Aku seharusnya tahu, bahwa ini tidak mudah dilakukan.... Meskipun begitu... Aku hanya ingin merasakan ini lebih lama.... Karena bagaimanapun juga, aku tak pernah merasakan hal yang seperti ini...)" Pikir nya dengan senyum kecil dan begitu senang.

Lalu Yeong Wo berhenti berjalan membuat Shiroi menoleh. Rupanya di depan mereka adalah penginapan di atas tebing pantai.

"Wah, pantai...." Shiroi menatap pemandangan pantai gelap yang sangat bagus di atasnya saat ini. Tapi angin malam sungguh sangat dingin membuat nya diminta Yeong Wo untuk masuk ke penginapan.

"Masuklah...." Dia melakukan hal yang sama, yakni menuntun nya dengan menggandeng tangan.

Sesampainya di penginapan itu, semuanya terlihat sangat indah dan mewah, penginapan itu sangat cantik membuat Shiroi terpukau. "Kenapa aku tak pernah menemukan tempat ini sebelumnya?" Dia terdiam bingung.

Lalu penjaga penginapan mendekat. "Selamat datang.... Ah... Tuan Yeong---

"Kami pesan satu kamar" Yeong Woo menyela nya membuat penjaga itu terdiam. Ia melihat isyarat Yeong Woo yang membawa Shiroi yang masih melihat sekitar.

Lalu penjaga itu mengangguk dan mempersilahkan nya masuk lebih dalam ke penginapan.

"Mas Yeong Wo, kenapa penginapan ini sepi?" Shiroi menatap bingung.

". . . Penginapan ini tidak terbuka untuk semua orang maupun pendatang, ini bukan penginapan" Balas Yeong Wo membuat Shiroi terdiam bingung.

Lalu mereka masuk ke kamar dan di saat itu juga, kamar itu benar benar sungguh sangat mewah dan cantik. "Wah.... Benar benar sangat cantik...." Shiroi menatap terpukau.

Yeong Wo hanya tersenyum kecil melihat tingkahnya, dia mematikan rokoknya di asbak yang tersedia di sana lalu berjalan ke balkon dengan pintu kaca di sana.

Shiroi menatapnya dengan bingung, tapi ia tiba tiba terkejut karena Yeong Wo melepas baju atasnya.

"Akh!! Apa yang kau lakukan?!" Shiroi berteriak menutup mata.

"Lihatlah kemari" Kata Yeong Wo.

Shiroi perlahan membuka mata dan melihat Yeong Wo menunjuk keluar tempat itu, lalu ia keluar dari ranjang dan melihat di sana yang rupanya, halaman balkon itu adalah sebuah kolam air hangat untuk berendam di malam yang pastinya akan nikmat.

"Wah..... Aku tidak tahu ada kolam pemandian air panas di sana.... Sungguh sangat hebat" Dia menatap terkesan. Lalu menoleh ke Yeong Wo, tapi ia terdiam melihat Yeong Wo yang telanjang dada.

Dia lalu berjalan ke dalam kolam pemandian itu dengan masih menggunakan celana panjang nya, tak peduli celana panjang nya basah dan duduk di kolam itu membuat Shiroi terdiam. Dia melihat tato di kulit Yeong Wo.

Lalu Yeong Wo menoleh padanya. "Kemarilah, lepas semua bajumu" Kata Yeong Wo.

"Apa?! Aku tak mau.... Aku ingin mandi khusus sendiri.... Jadi aku akan melakukan nya nanti setelah kamu selesai" Kata Shiroi yang berbalik akan berjalan pergi.

Tapi Yeong Woo tersenyum kecil. "Hati hati, licin..." Tepat setelah dia mengatakan itu, Shiroi benar benar terpeleset.

"Ahh!" Ia akan jatuh ke belakang tepatnya ke kolam itu. Dan jatuh begitu saja, semua tubuhnya basah.

"Ah... Hek.... Cough..." Dia keluar dari permukaan dengan tubuh basah bahkan baju nya basah berat.

Yeong Woo hanya tersenyum kecil melihat nya dari pinggir.

"Cough.... Cough..." Shiroi masih tak percaya dengan apa yang terjadi, lalu tiba tiba Yeong Woo menarik lengan nya untuk mendekat dan mereka mencium bibir di sana.

"Cough.... Apa yang kamu lakukan... Kenapa kamu jahat!!" Shiroi mendorong nya dengan kesal dan sungguh tak terima dengan wajah mengambek.

"Aku sudah bilang padamu bukan, hati hati, licin" Tatap Yeong Wo.

"Kamu bilang nya terlambat...." Shiroi masih menatap tak terima.

"Baiklah, jangan di ulangi lagi" Kata Yeong Wo sambil memeluk nya membuat Shiroi menatap luka di dada Yeong Woo, luka panah nya itu.

Ia menyentuhnya pelan. "(Rupanya, itu menjadi bekas di sana.. )"

Yeong Wo terdiam menatapnya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Dia menatap dan siapa sangka, tangan nya memegang pinggang Shiroi yang ia pangku.

"Kenapa.... Kita harus bertemu, apa takdir memang mengatakan itu pada mu atau padaku" Tatap Shiroi sambil masih menyentuh lembut bekas luka di dada Yeong Woo.

Yeong Woo yang mendengar itu menjadi terdiam. "Jika di dunia nyata memang berlaku seperti ini, aku lebih memilih untuk ditakdirkan menjadi manusia dibandingkan siluman yang di anggap berbeda dari yang lain nya... Aku siluman dan kau iblis, apa yang kau pikirkan di sini jika kita memang bisa menjalin hubungan" Tatap nya sambil menatap bulan.

". . . Aku pastinya tidak akan memaafkan mu karena kamu telah membuat hati ku terbuka, setiap kali bertemu dengan mu... Aku selalu saja berpikir bahwa tali benang merah ada di antara tangan kita" Kata Shiroi menatapnya.

". . . Berpikir lah terus menerus bagaimana benang merah bisa mengikat kedua tangan kita" Tambah Yeong Wo, lalu dia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Shiroi. Mereka mencium bibir lagi di bulan yang hanya melihat mereka.

Angin malam memang dingin, tetapi air panas yang mereka sentuh, menjadi selimut yang benar benar hangat.

"(Aku memang merasa, dari awal, bagaimana bisa aku mendapatkan hati nya.... Aku hanya melakukan sesuatu yang di sebut ketertarikan....)"