Setelah selesai menghubungi Almira lewat telepon, hati Medina sedikit lebih lega. "Semoga aja Kak Almira happy disana ngurusin kerjaannya," ucap Medina sambil tersenyum memegang handphone miliknya.
Meskipun saat ini ia sedang sendirian di rumahnya, ia tidak masalah sama sekali karena dirinya memang pemberani sedangkan Almira merupakan sosok yang sedikit penakut maka wajar saja jika Almira terlalu mengkhawatirkan Medina karena kelas saja jika dia yang ditinggal sendirian di rumah sudah pasti tidak akan berani.
Saat ini Medina sedang memakan omlet yang baru saja dibuatnya, sekarang Medina memang sudah pandai memasak berbagai macam menu bahkan mengalahkan Almira, ini dikarenakan Medina sering mempraktekkan apa yang ia tonton dari media sosial tentang resep-resep masakan jaman dulu hingga terkini.
Sebenarnya jika saat ini ia ingin pergi ke rumah Tente Rita bisa saja tapi ia takut Ariana marah lagi karena ia terlalu sering mengunjungi rumahnya. Saat ini ia lebih memilih untuk fokus mengerjakan beberapa tugas kuliahnya dengan suasana rumah yang sepi dan menenangkan.
Tidak lupa, meskipun saat ini ia sedang sendirian di rumah, ia cukup senang karena ditemani oleh beberapa makanan dan camilan favoritnya yakni es krim dan juga stick kentang yang selalu siap sedia menjadi teman terbaik Medina disaat sedang sibuk mengerjakan tugas ataupun hanya sekedar menonton Drakor yang sedang populer dan menjadi kesukaannya.
Waktu baru menunjukan pukul 16.30. tidak hanya berharap Almira bisa bahagia disana tapi Medina juga berharap jika Almira bisa sedikit refreshing di Surabaya dan mencoba untuk melupakan semua masalalu yang sudah membuat hatinya hancur. Namun ditengah-tengah ia sedang asyik memakan es krim tiba-tiba saja habis dan tidak terasa stick kentang favoritnya juga habis.
"Apa-apaan ini masa udah abis aja perasaan masih banyak deh," keluh Medina yang masih belum puas memakan makanan camilan favoritnya itu.
Medina bangun dan berniat untuk mengecek beberapa stok makanan di lemari es. Namun saat ia membuka pintu lemari es itu ia langsung mengerutkan dahinya karena ternyata semua stock makanannya sudah hampir habis karena ada beberapa juga yang dibawa oleh Almira saat akan pergi berangkat ke Surabaya belum lagi memang Medina sendiri sering sekali makan makanan yang ada di rumah dibandingkan beli di luar. Melihat kondisi lemari es miliknya sudah mulai kosong membuat Medina terus memutar otaknya agar nanti malam ia masih bisa menikmati camilan.
Dengan segera Medina langsung pergi dan mengambil handphone miliknya untuk melihat saldo tabungan yang ada di rekeningnya karena memang Medina sama sekali tidak memegang uang cash, ia lebih suka menyimpan uangnya di tabungan rekening bank ataupun di e-wallet.
Saat setelah melihat saldo di e-walletnya ia langsung tersenyum lebar karena ternyata masih banyak dan ia baru inget jika saat ia belanja Minggu kemarin itu memakai uang Almira jadinya uang miliknya utuh. "Uangnya masih cukup banyak nih buat beli camilan-camilan kesukaan aku," ucapnya sambil tersenyum mengembang.
Dengan segera Medina langsung pergi ke minimarket yang ada didekat rumahnya suapaya ia bisa lebih cepat pulang lagi, jarak minimarket itu tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya dan ia lebih memilih jalan kaki, dengan penampilannya yang sederhana namun tetap terlihat sangat cantik dan mempesona bagi setiap orang yang melihatnya.
Tidak perlu waktu lama, cukup lima belas menit ia sudah sampai di minimarket yang banyak menyediakan berbagai macam jenis makanan kesukaan Medina. Mungkin tidak banyak orang yang tahu jika Medina itu sangat suka sekali makan dan negmil apalagi mencoba menu makanan hits terbaru dan yang sedang booming.
Setelah memilih banyak makanan kesukaannya, Medina segera bayar dengan meng scanner barcode dan setelah itu ia kemudia kembali keluar dari minimarket tersebut dan langsung segera bergegas untuk pulang kembali namun saat ia sedang berjalan sambil menenteng beberapa pelastik putih yang berisi banyak makanan dan minuman tiba-tiba ada satu mobil mewah yang menghampirinya setelah itu orang yang menyetir mobil itu membunyikan klaksonnya sontak langsung membuat Medina menengok kearah mobil itu.
"Siapa?" batin Medina yang tidak pernah merasa punya teman yang mengendarai mobil mewah.
Ternyata pria yang mengendarai mobil mewah itu adalah David. Saat ia membuka kaca mobilnya ia langsung tersenyum pada Medina. "Kamu Medina kan?" tanya David.
Medina langsung menganggukkan kepalanya.
"Adiknya Almira ya? Mau kemana?" tanya David dengan ramah.
"Iya, ini baru aja dari minimarket," balas Medina sambil menunjukkan kantong plastik putih yang berisi banyak camilan itu.
"Pak David ngapain disini? Emangnya enggak ikut ke Surabaya sama Kak Almira?" lanjut Medina bertanya.
"Saya enggak ikut ke Surabaya karena ada kerjaan mendadak, kamu mau pulang? Mau saya anterin?" tanya David.
"Enggak usah ini bentar lagi juga sampai rumah kok, Pak David sendiri mau kemana?"
"Saya iseng-iseng aja kesini soalnya bosen banget di rumah."
Mereka berdua mengobrol terlihat seperti orang yang sudah lama saling mengenal padahal sekarang adalah kali keduanya ia bertemu dengan David karena pertama kalinya ia bertemu laki-laki tampan itu saat David dan Fabian mengunjungi rumahnya untuk mengucapkan bela sungkawa.
"Kalau gitu mau mampir ke rumah dulu enggak?" tanya Medina yang hanya basa-basi padahal ia juga takut jika David mengiakan tawarannya, ka takut jika tetangga banyak yang berpikir macam-macam karena sekarang ia hanya sendirian di rumah.
"Enggak, ini udah sore saya juga mau pulang."
"Yaudah kalau gitu Medina duluan pulang ke rumah," ucap Medina sambil tersenyum.
David mengangguk. "Hati-hati," ucapnya.
Saat Medina sedang berjalan, David terus memperhatikan Medina dari belakang sambil tersenyum tipis. "Adik Almira enggak kalah cantik juga dari dia," batin David.
David sendiri merasa suntuk dan bosen karena tidak ada Fabian, biasanya saat bosen seperti ini ia masih bisa mengolok-olok Fabian dan membuat sepupunya itu emosi dan itulah yang membuat David merasa senang karena tujuan berhasil tapi saat ini ia hanya bisa menganggu Fabian lewat telepon.
Setelah Medina sudah tidak kelihatan lagi, David segera menyalakan mesin mobilnya dan langsung pergi dari tempat itu untuk pulang.
Sementara itu setelah sampai di rumah, Medina langsung memasukan beberapa stok makanan dan minuman yang baru saja dibelinya ke lemari es dan ada beberapa yang langsung ia makan sendiri karena sudah tidak sabar untuk mencicipinya dan sisanya untuk ia makan nanti malam sambil menonton film favoritnya.
Namun saat ia sedang meminum minuman yang baru saja ia beli tiba-tiba bibirnya tersenyum. "Tadi Pak David itu temen kerjanya Kak Almira baik banget ya aku kira dia sombong ternyata orangnya ramah banget, mana ganteng banget lagi," batin Medina.
Medina tersenyum sendiri layaknya orang yang sedang kasmaran hingga akhirnya ia sadar dan langsung menepuk jidatnya. "Kenapa sih? Kok aku jadi gini aneh banget," ucapnya yang setelah itu langsung kembali membuka laptopnya untuk mengecek beberapa tugas yang sudah ia selesaikan.