Chereads / Princess The Billionarie / Chapter 24 - Perdebatan Agya dan Imelda

Chapter 24 - Perdebatan Agya dan Imelda

Hari ini adalah jadwal David untuk menjemput Zeline, kebetulan tadi malam David mendapatkan kabar jika Zeline akan kembali pulang ke Jakarta hari ini. Sekarang David sudah siap dengan outfitnya yang keren.

Zeline yang tidak mengetahui jika Fabian sedang tidak ada di Jakarta berharap agar sang Kakak, Fabian bisa menjemputnya di bandara.

Karena ia sendiri juga sudah kangen untuk pulang, ya meskipun ia pulang ke Jakarta tujuan utamanya hanya untuk bertemu dengan orang yang dicintainya yakni Agya.

"Duh udah rapih aja, emangnya Non Zeline jadi pulangnya sekarang?" tanya Yeyen melihat penampilan David.

"Ya jadilah masa enggak," jawab David singkat.

"Kamu jangan lupa Yen buat beresin kamar yang biasa ditempati Zeline nanti kalau semuanya enggak sesuai sama yang dia mau bisa-bisa ngambek lagi tuh anak. Malesin banget apalagi sekarang Kakaknya lagi di luar kota," lanjut David.

Dengan raut wajah sumeringah, Yeyen langsung antusias untuk menyambut kedatangan Zeline. "Mas David tenang aja pokonya semuanya udah Yeyen siapin bahkan Yeyen juga rencananya hari ini mau masak makanan kesukaan Non Zeline, tuh bahan-bahannya juga baru beli," jelasnya sambil menunjuk kearah dapur dimana ia menyimpan tas belanjaannya yang berisi bahan-bahan makanan favorit Zeline.

Sementara itu dilain tempat, Agya tampak murung. Dirumah mewahnya Agya tinggal bersama dengan kedua orangtuanya, Agya anak tunggal jadi sang mama begitu sangat mencintainya bahkan selalu memperhatikan setiap hal yang menyangkut putranya itu termasuk prihal pasangan.

"Kamu itu dari kemarin-kemarin Mama perhatiin murung terus kenapa sih? Kamu masih belum bisa lupain cewek kamu itu? Apasih kelebihan dia sampel-sampel kamu gini? Masih banyak cewek-cewek keren diluar sana! Kalau perlu nanti Mama kenalin kamu sama anak dari temen-temen Mama yang cantik-cantik dan keren-keren bahkan mereka juga sekolahnya di luar negeri!" jelasnya panjang lebar sambil menatap wajah putranya dengan tajam.

"Mama itu enggak bisa ngertiin Agya!" balas Agya dengan nada yang cukup tinggi.

"Kamu berani bicara dengan nada tinggi sama Mama kamu sendiri hanya karena perempuan itu?"

"Sekarang mau Mama apa sih? Aku udah turutin semua kemauan Mama termasuk membatalkan pernikahan aku dengan Almira!"

"Mau Mama kamu bisa cepet move on dari perempuan itu karena sampai kapanpun Mama enggak akan setujuin hubungan kamu sama dia!"

"Tapi melupakan seseorang itu butuh waktu dan enggak gampang Ma! Apalagi dia adalah cewek yang aku sayang!"

"Sayang? Sayang kamu bilang? Buka mata kamu Agya! Kamu sama dia itu beda level!"

Agya hanya dapat memejamkan matanya lalu ia segera pergi dari tempat duduknya, ia tampaknya sudah malas berdebat lagi dengan sang mama. Saat Agya berdiri dengan raut wajah masamnya tentu saja membuat sang mama semakin naik pitam.

"Agya! Mama belum selesai bicara jangan main pergi-pergi aja!" serunya.

Namun kali ini Agya tidak menghiraukan ucapan sang mama dan lebih memilih untuk berjalan kearah kamarnya karena telinganya sudah lelah mendengarkan setiap kata-kata yang keluar dari mulut sang mama.

Setelah Agya pergi dan tidak ada dihadapannya, ia langsung menggerutu kesal. "Tuh anak kalau dibiarin nanti tambah macem-macem dan aneh-aneh lagi! Lagian enggak habis pikir sama anak satu itu kenapa dia bisa cinta banget sama Almira? Apa keistimewaan perempuan itu? Apa karena tuh perempuan punya jabatan bagus di kantornya atau apa sih standar Agya yang sebenarnya!" keluhnya.

TING

Tiba-tiba handphone mewahnya berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. Wanita karier yang cantik dan tetap modis meskipun usianya sudah tidak muda lagi itu langsung mengecek notif apa yang masuk.

Saat ia membuka pesan tersebut ia langsung tersenyum lebar dan tampaknya ia mendapatkan sebuah kabar bahagia hingga membuat senyuman merekah menghiasi wajah cantiknya.

"Jadi Zeline mau pulang ke Jakarta?" ucapnya dengan sangat gembira ketika habis membaca pesan dari Zeline.

"Akhirnya! Aku juga udah kangen banget sama dia, terakhir ngobrol bareng itu lewat telepon, sebentar lagi itu artinya aku bisa ngobrol berdua sama Zeline," lanjutnya lagi.

Setelah membalas pesan singkat dari Zeline, ia langsung melihat foto profil Zeline yang sangat cantik. "Kamu memang cocok dengan anak Tante, Zeline."

Ia memang berencana untuk menjodohkan putra satu-satunya yang ia miliki itu dengan Zeline, entah hal apa yang sudah dilakukan oleh Zeline hingga mampu membuat hati ibu dari Agya mencair.

"Kamu adalah satu-satunya anak laki-laki yang Mama punya, Mama akan memberikan yang terbaik untuk kamu termasuk prihal pasangan. Mama enggak mau kamu salah pilih pasangan Agya, Mama enggak mau kamu menyesal dikemudian hari. Kamu adalah harta paling berharga yang Mama miliki sekarang," batinnya.

Imelda memang sangat sensitif terhadap putranya, ia ingin selalu memberikan yang paling terbaik untuk anak tunggalnya itu. Dalam memilih calon menantu pun ia begitu sangat selektif. Sebenarnya, saat awal-awal Almira bertemu dengan dirinya, ia tidak mempermasalahkannya namun setelah mendengar kabar desas-desus dari seseorang yang menjelek-jelekkan Almira, ia juga terpancing hingga ia tiba-tiba saja tidak merestui hubungan Agya dengan Almira.

Ia merasa jika Almira bukan sosok perempuan yang tepat untuk putranya hingga akhirnya ia mengancam Agya agar putranya itu tidak melanjutkan hubungannya dengan Almira ke jenjang yang lebih serius.

Meskipun awalnya ia merasa tidak tega dan kasihan dengan Agya namun ia berusaha untuk tetap teguh dengan pendiriannya yakni tidak akan menyetujui hubungan putra semata wayangnya dengan Almira. Imelda sekarang malah berencana untuk membuat Agya dekat dengan Zeline supaya Agya bisa lebih cepat melupakan Almira karena bagaimanapun ia tidak ingin anak kesayangannya itu terus larut dalam kesedihan karena terus memikirkan Almira.

Dimata Imelda sendiri, Zeline begitu sempurna dan sangat pantas untuk dijadikan menantu untuknya apalagi jika dilihat dari latar belakang keluarga Zeline yang isinya merupakan orang-orang terpandang semuanya berbanding terbalik dengan Almira. Ya meskipun Almira memiliki banyak prestasi yang diraihnya namun tetap saja dimata Imelda ia tidak pantas dengan putranya itu.

"Kayaknya rencana aku untuk deketin Zeline sama Agya bakalan berhasil karena kalau dilihat-lihat kayaknya Zeline juga suka sama Agya. Hmm, semoga saja Zeline masih sendiri dan belum punya pasangan," ucapnya pelan.

Sebenarnya Imelda juga ingin cepat-cepat punya menantu namun ia juga tidak ingin jika Agya terlalu buru-buru dan asal-asalan dalam memilih pasangan hidup, ia juga tidak mau melihat anak semata wayangnya itu terus menerus kesepian.

"Lebih baik sekarang aku ke kamar Agya dan kasih tahu dia kalau Zeline mau kembali lagi ke Jakarta suapaya dia tahu dan nantinya siap untuk bertemu serta makan malam dengan Zeline," ucapnya.

Wanita cantik paruh baya itu berjalan dengan cepat menyusuri setiap ruangan yang ada di rumah mewahnya hingga akhirnya ia tepat berada didepan pintu kamar putra kesayangannya.

Ia mengetuk pintu kamar sambil memanggil nama putranya itu dan setelah itu ia langsung membuka knop pintu dengan pelan lalu masuk ke kamar mewah itu.

"Mama ngapain lagi kesini? Aku males debat lagi sama Mama. Aku capek mau istirahat," ucap Agya sambil merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya ketika melihat kedatangan sang Mama ke kamarnya.

"Kamu jangan gitu dong sayang, Mama kesini enggak akan ngajak kamu debat justru sekarang Mama mau bawa kabar bahagia buat kamu dan Mama yakin setelah mendengar kabar ini kamu juga akan ikut senang."

Namun nampaknya Agya tidak peduli hingga ia bersikap cuek pada Mama Imelda.

"Kamu kok gitu sih? Kamu enggak penasaran atau apa gitu?" tanya Imelda sambil mengerutkan keningnya saat melihat wajah Agya yang terkesan dingin dan tidak peduli.