"Ah..."
Celicia membuka matanya lebar-lebar. Dia menatapi Ira yang sedang memeluk dan mengelus-elus punggungnya.
Air mata dari gadis itu terlihat membasahi punggung Celicia karena tangisannya.
"Ira, apa yang terjadi? Kemana monster itu? Apakah kau yang mengalahkannya lagi?"
"Bukan, aku bukanlah yang mengalahkannya, tapi kami!"
Sambil mengeratkan pelukannya, Ira mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Kata 'kami' membuat Celicia tersontak.
"Kami? Siapa, apakah Geni? I-itu tidak mungkin..."
Saat itu juga, seorang laki-laki muncul dihadapan gadis itu.
Laki-laki itu berdiri di bawah rembulan dan langit merah, dia tersenyum malu tanpa adanya rasa bersalah, rambutnya dia kukur-kukur demi menyempurnakan rasa malunya.
"Ha-halo... Celicia..."
Terdengar, ucapan laki-laki itu masih lirih dan tak berani menatap langsung ke gadis itu.
Bak!
Celicia sontak melepas pelukan Ira setelah melihat laki-laki itu.
Matanya membuka lebar, mulutnya bergema, kedua kakinya perlahan berjalan mundur.
"La-laki-laki?! Bagaimana bisa? Apakah kau salah satu monster?!" Celicia ketakutan.
Itu bukankah reaksi yang tidak normal, malah itu sangatlah normal bila terjadi. Mereka tidak pernah menganggap kalau laki-laki bisa melihat bahkan berjalan-jalan tanpa adanya tumbuhan berduri yang melilit mereka.
"Te-tenangkan diri anda... Aku di sini hanya melakukan tugasku!"(Randy)
"Tu-tugas?"
Tak lama kemudian, Randy berjalan dengan cepat mendekat Celicia.
Celicia mencoba mengeluarkan sihirnya untuk berjaga-jaga. Namun, tangannya ditahan oleh sesuatu.
"I-Ira?! Kenapa kau?!" Seketika Celicia teringat soal sesuatu yang dikatakan Windy.
Ada kemungkinan kalau Ira atau Randy memiliki sesuatu yang berhubungan dengan sihir dan Time Fracture.
Dan saat ini, tepat di depan matanya. Bahkan dia yang merasakannya sendiri, kalau apa yang Idol itu katakan benar.
"Apakah Randy yang mengendalikanmu?!"
"Ti-tidak, nanti akan saya jelaskan, tapi untuk sekarang diamlah saja!"
"Mana mau aku diam! Terlebih lagi, saat kau sedang dikendalikan!"
Celicia masih tidak percaya, dia memberontak untuk melepas tangan Ira yang menahannya.
"Ku-kumohon ketua, tenanglah!" Ira tidak bisa menahannya lebih lama, fisik Celicia sungguh diluar dugaan. Dia terlalu kuat untuk melawan ketua dari klub lari.
CTAK!
Tapi beruntungnya Randy berhasil menyentuh kalung gadis itu dengan tepat.
"Untuk sekarang, aku hanya akan membebaskanmu saja dulu," dengan berkata begitu, tangan Randy mencengkram kuat kalung yang ada di leher ketua OSIS itu.
Perlahan kalung bersinar dan menghitam sehingga membuat kalung berubah bentuk dan menjadi kalung yang baru.
"Gyahhh!" Suara teriakan Celicia juga mengikuti proses pengubahan kalung itu.
Beberapa saat kemudian, proses pembebasan sudah selesai. Kalung yang dipakai gadis itu kini berubah seratus persen dari sebelumnya, sekarang kalung itu menjadi bewarna hitam pekat sama seperti miliki Ira.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku tubuhku serasa sedikit ringan?" Ucap Celicia sambil melihat telapaknya sendiri.
"Sudah kubilang, bukan? Kami di sini bukanlah musuh..." Ira yang sedang menahan ketuanya itu tersenyum lega padanya.
"Apa yang sudah kau lakukan?!"
Namun, Celicia masih keras kepala, setidaknya dia ingin sebuah penjelasan yang logis. Dia tidak bisa menerima sesuatu dari orang yang misterius apalagi semisterius Randy yang notabenenya laki-laki.
Bukannya mendengarkan apa yang ditanyakan Celicia, Randy malah berjalan seenaknya sendiri dan mendekat kearah Geni yang sedang pingsan di dekatnya.
Kini Geni juga telah dibebaskan dan ditandai dengan kalungnya yang menghitam.
"Hey, jangan melakukan sesuatu seenaknya sendiri! Aku memperingatkanmu!" Celicia mengerang kuat bahkan sampai melepas pertahanan Ira.
Randy tidak merasa takut sama sekali dengan Celicia, yang dia takuti saat ini hanyalah kelemahan pada dirinya. Dia bisa saja menghancurkan mereka semua, tapi dia tidak mqu itu. Dia butuh bantuan untuk menyelesaikan misinya.
"Baiklah, baiklah, baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu..." Akhirnya Randy memberi tanggapan. "Sekarang karena kau sudah bebas, mungkin aku bisa menanyakannya?"
"Menanyakan apa?"
"Aku tahu kau murid terpintar di sekolah pasti tahu ini. Apa kau tahu maksud nama dari Dewi Apate?" Randy langsunh to the point.
Seketika, Celicia memegang dagunya dan berpikir. Dia seketika terkejut dan menyadarinya.
Dia terdiam seperti patung, namun dengan cepat kembali bergerak dan memberi tatapn tajam pada laki-laki itu.
"Aku mengerti sekarang, jadi bisa dibilang, aku dan valkyrie lainnya sedang ditipu, kan? Dan Dewi itu menyegel ingatan ataupun pengetahuan tentang namanya?"
"Seperti yang diharapkan dari murid terpintar di sekolah, Celicia. Cepat sekali kau menjawabnya, bahkan tanpa menggunakan ponsel sekalipun."
Antara memuji dan menghina, Celicia tidak tahu mana yang laki-laki itu katakan.
"Jadi, apa tujuanmu melakukan ini?" Tanya Celicia sambil menyilangkan kedua tangannya.
Dia merasa ada yang salah dengan cara berpikir Randy, tapi entah kenapa dia juga merasa kalau yang Randy katakan masuk akal.
"Aku hanya ingin satu hal..."
Mendengar permintaan itu, Celicia membuka lebar-lebar matanya.
Dia seketika bergedik dan berjalan mendekat ke arah laki-laki.
Prak!
Tamparan keras dilesatkan oleh ketua OSIS itu dan pergi menjauh dari sana dengan membawa Geni yang masih terkapar pingsan.
"Apa kau tidak apa-apa, Randy?!" Ira mengecek keadaan pacarnya itu.
Bekas tamparan gadis itu membekas jelas di pipi laki-laki itu. Warna merah pekat yang membentuk telapak tangan itu sekarang menempel di pipinya untuk sementara.
"Tenanglah, dia pasti akan memikirkan ini..." Dengan sambil memegangi pipinya, Randy menghadap ke langit merah.
Dia tidak bisa dengan cepat membuat gadis itu mengikutinya. Mungkin karena dia punya tekad yang sangat kuat sehingga dia tidak bisa terpedaya seperti Hannah atau Dian.
Tak lama setelah itu, langit merah berubah menjadi hitam pekat dengan dihiasi bintang-bintang dini hari.
Rumah Randy yang tadi hancur karena sebuah pohon yang tertanam di rumahnya kini kembali seperti semula. Berkas bercak darah dari Ira yang tadi sekarat juga menghilang karena berakhirnya Time Fracture yang tidak pada waktunya itu.
Monster Time Fracture berhasil dikalahkan, namun entitas itu hilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Bisa dipastikan kalau entitas monster di Time Fracture hanya bisa ditangkap di saat jam 6 malam saja. Dan jika dikalahkan saat ini, seperti yang terlihat, mereka hilang setelah mati tanpa mengeluarkan kunci yang dicari-cari.
***
Randy kembali ke dalam rumahnya, dan berbaring di atas kasurnya, dia juga sudah berpisah dengan Ira di depan rumah tadi.
Saat ini yang dia pikirkan bukanlah masalah dirinya lagi, ataupun masalah monster yang tadi.
Dia sedang memikirkan apakah Celicia akan memberi keputusan atau tidak.
Dia hanya bisa berharap keputusan yang dia ambil tidaklah salah. Dia sudah tahu apa yang terjadi, jadi dia pasti tetap akan berjalan di jalan yang dia percayai.
Randy tidak perlu takut soal Celicia yang akan mengatakan kalau Randy bisa berada di Time Fracture. Dia percaya kalau Celicia adalah orang bernorma, dia pasti tidak akan asal ceplos dan mengatakannya secara blak-blakan.
"Apapun itu, kuharap dia tidak mendapatkan kesulitan..." Sambil melihat langit-langit kamarnya, Randy memikirkan itu "Ini sudah malam, aku sebaiknya harus tidur, ada remidi yang harus di selesaikan besok..."
Tapi moodnya dengan cepat berubah seperti biasa.