Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 81 - pertempuran dewa Silvanus dan dewa Nekara

Chapter 81 - pertempuran dewa Silvanus dan dewa Nekara

"kenapa lama?" Ujar Arth sambil merasa bosan karena terus menunggu Shivi yang sedang mengganti pakaiannya. Sangking bosannya, Arth memainkan tanah dan menggambar sesuatu di tanah itu.

"Sudah! Aku sudah selesai. Bagaimana? Apakah pakaian ini cocok untuk ku" ujar Shivi yang sudah memakai baju barunya.

"Wow...bagaimana bisa kamu mengganti pakaian? Padahal kamu tidak membawa satu pun baju saat kemarin" ujar Arth dengan kebingungan.

"Kami para Succubus tidak perlu membeli pakaian, karena kami bisa menggunakan sihir kami untuk membuat baju yang kami bayangkan" jawab Shivi sambil terus memamerkan pakaian barunya.

"Hmm..." Arth kemudian berdiri karena telah menyelesaikan apa yang ia gambar.

"Gambar apa itu?" Ujar Shivi yang bar saja melihat gambar yang dibuat oleh Arth.

"Ini adalah gambar ketika aku masih berada di kerajaan selatan bersama keluarga. Ini adalah pak Agra, ibu Erina, Erina dan aku" jawab Arth sambil menunjukkannya menggunakan ranting kecil.

"Keluarga? Jadi kamu masih memiliki keluarga ya!... harmonis sekali" ujar Shivi yang ikut gembira.

"Ya...aku akan membuat mereka menjadi orang tua ku dan keluarga ku dengan mewujudkan impian Erina"

***********

"Hey! Lawan mu ada di sini!" Ujar Silvanus yang marah karena terus di abaikan oleh Nekara.

"Sudah ku bilang bahwa aku tidak mempunyai urusan dengan kalian berdua!" Jawab Nekara tanpa melihat kepada mereka berdua.

"Huooo" Silvanus marah kepada Nekara dan ia langsung melemparkan tombaknya dengan kecepatan kilat. "Zruut" Nekara masih bisa menghindari kecepatan tembakan kilat tombaknya Silvanus. "Hehe...tombak mu kurang cepat" ujar Nekara sambil terus berjalan dengan santai.

Silvanus kemudian berlari sambil memanggil kembali tombaknya. Seketika, tombaknya langsung melayang menghampiri genggaman Silvanus. "Huooo...terima ini" Silvanus kemudian merubah tombak tersebut menjadi sebilah pedang dan langsung menebaskan nya pada kepala Nekara.

"Eh...tali sepatu ku belum di ikat!" Nekara kemudian merunduk sambil mengikat tali sepatunya sehingga tebasan Silvanus tidak mengenai Nekara.

"Apa?...dia menghindar sambil mengikat sepatunya!" Ujar Silvanus yang tidak percaya dengan kecepatan dan insting dari Nekara.

"Sudah selesai" Nekara telah mengikat kedua tali sepatunya dan kemudian ia langsung menendang ke arah kepala Silvanus.

"Bress" Silvanus menahan tendangan itu. "Secepat apapun kau, akan tetapi ternyata kekuatan mu tidak sekuat yang ku bayangkan" ujar Silvanus sambil menangkap kakinya Nekara.

"Sebenarnya aku sengaja melakukan itu" jawab Nekara dengan tenang. Nekara kemudian mengalirkan kekuatannya dan menendang Silvanus dengan kekuatannya. "Brugg" Silvanus tiba-tiba terlempar akibat tendangan itu.

"Apa? Kenapa tiba-tiba dia memiliki kekuatan sebesar ini?" Silvanus terlempar oleh tendangan Nekara.

"Kau!" Ujar Nekara sambil menunjuk pada Hiuga. "Dari tadi kau cuman diam! Apa kau tidak ingin melakukan apa yang telah di lakukan oleh Silvanus?"

"Aku akan melakukannya" Hiuga kemudian memanggil tombak sihir lamanya. Dan kemudian di lemparkan ke arah Nekara. Namun, kecepatan lemparan Hiuga malah lebih lambat dari pada kecepatan lemparan Silvanus sehingga Nekara bisa menghindar dengan mudah.

"Ya...aku sudah melihat kekuatan kalian berdua. Aku tahu jika Silvanus mengeluarkan seluruh kekuatannya maka aku akan cukup kerepotan untuk mengatasinya. Daripada aku terus memancing emosinya, mending aku langsung menyusul Dewi Siestina" kata Nekara sambil melemparkan tombak tersebut ke hadapan Hiuga. "Kau harus berlatih lebih lama untuk meningkatan lemparan mu itu!" Nekara kemudian berlari meninggalkan mereka berdua dan menyusul Dewi Siestina.

"Hey...tunggu!.."

*********

"Ayo...kita harus lari lebih cepat lagi!!" Ujar Siestina kepada Erina dan Ginny.

Mereka bertiga terus berlari dengan sekuat tenaga karena kerajaan barat manusia sudah dekat. "Ayo...tinggal sedikit lagi"

Tiba-tiba ada sesuatu yang menghampiri mereka dengan kecepatan yang begitu tinggi. "Ada seseorang yang datang...kita harus berlari lebih cepat lagi" ujar Erina yang melihat sesuatu yang bergerak dengan cepat.

"Boom" ternyata Nekara berhasil menyusul mereka bertiga dan membuat ledakan di tengah-tengah mereka.

"Awas Siestina!!.." ujar Ginny yang melihat Nekara menghampiri Siestina.

"Kamari kau" ujar Nekara sambil mencekik dan mengangkat Dewi Siestina.

"Uhuk...uhuk...kenapa kau mengincar ku?" Ujar Siestina sambil kesakitan karena dicekik oleh Nekara.

"Kau akan mengetahuinya setelah aku membawa mu ke dunia para dewa!" Jawab Nekara.

"Huooo" tiba-tiba Silvanus menyerang dan menebaskan pedangnya kepada Nekara dari belakangnya. "Bress" tebasan Silvanus di tahan oleh tangan kosong Nekara. Namun, Siestina bisa lepas dari cekikan Nekara.

"Ayo sini Siestina!" Ujar Ginny sambil membawa Siestina yang kelihatan sangat lemah. Siestina di bawa oleh Ginny ke tempat yang lebih aman.

"Dari tadi kau terus mengabaikan ku..." Teriakkan Silvanus sambil marah-marah. Nekara kemudian memegang erat pedang Silvanus dan langsung memukul keras Silvanus di bagian perutnya.

"Uhukk.." Silvanus langsung mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Kemudian Nekara melompat sambil berputar dan menendang kepala Silvanus. "Bress" ternyata tendangan kecil itu memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga Silvanus terlempar oleh tendangan itu cukup jauh.

Melihat ada celah untuk menyerang, Erina kemudian memanggil panah sihirnya dan membidik ke arah Nekara. "thousand arrows" tiba-tiba Erina menembakan ribuan anak panah kepada Nekara.

Melihat itu, Nekara tersenyum dan tiba-tiba menghilang. "bress...bress..bress" semua tembakan Erina tidak ada yang mengenai sasarannya.

"Dimana dia?" Ujar Erina dengan panik.

"Aku disini" jawab Nekara yang tiba-tiba berada di belakang Erina. Nekara kemudian mencekik Erina sampai-sampai kaki Erina tidak bersentuhan langsung dengan tanah akibat diangkat oleh Nekara.

"Apa sebenarnya mau mu? Kami tidak mengganggu mu sama sekali!...uhuk..." Kata Erina sambil kesakitan.

"Memang aku tidak mempunyai urusan dengan kalian, akan tetapi aku mempunyai urusan yang bersangkutan dengan kalian. Siapa nama mu gadis cantik?" Ujar Nekara sambil tersenyum mengerikan.

"Lepaskan...uhuk...uhuk..."

"Jadi begitu. namamu Erina, gadis yang memiliki peran sebagai orang yang sangat berharga bagi Arthous! Bukan begitu?" Ujar Nekara yang telah melihat masa lalu Erina melalui sihir pembaca pikiran. "Baiklah! Akan ku bawa kau bersama Dewi Siestina. Kau akan ku jadikan sebagai sandera untuk menangkap Arthous. Selain itu, kau memiliki peran yang bagus dalam kehidupan Arthous. Bagaimana jika kita membuat ekperimen, jika aku membunuhmu, apakah Arthous akan sakit hati? Seperti apa yang telah ia lakukan padaku beberapa juta tahun yang lalu...hehehe..."

*********

"Kau tahu Shivi? Mereka adalah keluarga bagi ku. Dan sekarang mereka sedang di penjara di dunia para dewa. Satu-satunya cara untuk membebaskan mereka adalah ke kerajaan DARK Flame. Dengan begitu, para dewa mungkin akan kesulitan menghadapi itu" ujar Arth yang dari tadi terus menjelaskan gambar yang ia buat.

"Jika Erina orang yang sangat berarti bagi mu, apa yang akan kamu lakukan jika Erina di bunuh oleh orang lain?" Ujar Shivi yang cemberut karena dari tadi Arth cuman menceritakan tentang Erina.

"Mungkin aku akan sakit hati karena impian ku sudah sama dengan Erina. Jika ada yang membunuhnya, aku akan melakukan penyiksaan yang sangat berat bagi siapa saja yang telah membunuh Erina...hehe...ayo kita lanjutkan perjalanan! Buat apa kita membicarakan omong kosong itu. Lagian, aku tidak akan membiarkan siapapun yang akan menyakiti Erina" jawab Arth sambil tersenyum. "Aku harap kamu baik-baik saja di sana Erina!"