Suasananya begitu dingin dan hangat karena banyak sekali salju yang berterbangan ke dalam gua, namun ada api unggun sehingga dingin berubah menjadi hangat. Mereka terus berbicara untuk mendiskusikan rencana baru mereka untuk menghadang rencana dari Orba.
"Jadi, sekarang aku ingin kita pergi ke kerajaan barat untuk membantu mereka" ujar Hiuga sambil merapatkan kedua tangannya.
"Kau sangat licik sekali seperti Orba! Kau tahu? Kau seperti mengadu domba antara manusia dan dewa. Tapi aku setuju dengan rencana mu. Curang dibalas curang, licik dibalas licik, adil dibalas adil" ujar Silvanus yang tertawa.
********
"dunia ini sangat hampa, tidak ada yang berarti...tapi sekarang kata itu menghilang...setelah bertemu dengannya....asik..." Shivi terus bernyanyi sambil berjalan.
"Berisik! Suara mu tidak enak!" Ujar Mine sambil menutup telinganya.
Arth tertawa mendengar mereka berdua. "Terserah aku ah! Bulan tidak berarti tanpa adanya bintang...seperti seorang bintang tanpa ada satupun peran...hidup terasa hampa...asik"
"Tunggu! Diam Shivi! Ada yang datang, aku mendengar ribuan kaki yang berlari kesini" ujar Arth sambil mendengarkan apa yang ia rasakan.
"Shivi! Lari...ada pasukan dewa dan iblis yang akan datang ke sini! Sembunyi yang jauh dari sini atau pergi duluan, aku akan menyusulnya nanti" ujar Arth sambil menyuruh Shivi untuk lari dengan raut wajah yang serius.
"Tapi...Arth" ujar Shivi yang tidak mau meninggalkan Arth.
"Tidak ada waktu lagi! Kamu harus pergi. Sekarang juga!" Jawab Arth dengan tegas.
"Tapi...aku tidak mau pergi jika sendiri" ujar Shivi dengan raut wajah cemberut.
"Dengar! Aku peduli dengan mu, aku tidak ingin kehilangan seseorang yang berarti bagi ku lagi...aku tidak ingin merasakan itu lagi...kamu paham?" Arth memaksa Shivi untuk pergi karena ada bahaya yang mendekati mereka."Mine! Kamu ikut saja dengan Shivi!" Ujar Arth yang tidak tega melihat Shivi sendirian.
"Tapi...ayah!" Jawab Mine yang sama-sama tidak ingin pergi tanpa Arth.
"Dengar! Kalian harus pergi dari sini. Aku mengerti Shivi, kamu tidak ingin aku meninggalkan mu bukan? Kamu takut aku meninggalkan mu dan menipu mu, bukan begitu? Tapi dugaan mu itu salah, aku ingin kamu bisa merasakan hangatnya udara. Dan Mine! Aku mengerti kamu pasti ingin bertempur dengan ku, bukan begitu? Tapi Shivi lebih membutuhkan mu! Berubah lah jadi senjata jika Shivi membutuhkan mu. Aku akan baik-baik saja aku berjanji. Kalian tunggu saja aku di bukit gunung yang tinggi itu!" Ujar Arth sambil menunjuk ke gunung yang tinggi yang jauh dihadapannya.
"Baik ayah!" Mine mengatakan itu dengan perasaan yang berat.
"Tapi janji! Kau akan kembali kepada kami" ujar Shivi sambil menunjukan jari kelingkingnya.
"Aku janji!" Jawab Arth sambil menunjukan jari kelingkingnya.
Mereka berdua berlari meninggalkan Arth dengan perasan yang sangat berat. Arth tersenyum lebar melihat mereka berlari bersama meninggalkan dirinya. Dan mereka berdua berlari sambil mencucurkan air mata mereka. "Aku harap kamu kembali"
"Sebenarnya siapa yang akan ke mari?" Ujar Arth sambil merasakan getaran tanah.
Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang datang menabrak Arth, hingga Arth terjatuh dan terpental ke pepohonan.
"Cuih! Apa ini" ujar Arth sambil mencoba untuk berdiri.
Cahaya itu menghampiri Arth dan menunjukkan wujud aslinya. "Orba! Sudah lama kita tidak bertemu!" Ujar Arth yang melihat wujud asli dari cahaya itu.
"Ini reuni antara guru dan murid. Bagaimana rasanya di pukul oleh murid mu sendiri? Guru Arthous" jawab Orba sambil tersenyum.
"Ku rasa pukulan mu ada yang salah, kau harus ujian kenaikan sihir kembali" jawab Arth sambil tertawa terbahak-bahak.
"Itu dulu! Kini aku akan menyelesaikan ujian lama itu dan sekalian membunuh guruku sendiri. Arthous!" Jawab Orba sambil memancarkan sihir cahayanya.
Tiba-tiba Orba bergerak dengan kecepatan cahaya dan langsung menyerangnya dengan pukulan ke arah kepala. Namun Arth bisa membacanya karena dialah yang mengajari gerakan itu pada Orba beribu-ribu tahun yang lalu. Arth menghindari pukulan Orba dengan mulus. Namun tidak disangka, serangan Orba yang pertama hanya tipuan belaka supaya Arth dapat menghindar ke arah yang sudah ia duga.
"Aku sudah menduga kau akan menghindar ke arah situ" kemudian Orba menyerang Arth ketika Arth menghindar. "Brugg" pukulan cahaya Orba mengenai Arth hingga ia terpental kembali ke arah pepohonan.
"Uhuk!" Arth mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. "Hehe...tubuh ini sangat lemah! Kau beruntung bisa bertarung dengan ku dalam keadaan tubuhku yang sekarang" ujar Arth sambil tersenyum dan membersihkan darah dari mulutnya.
Orba tidak mendengarkan perkataan Arth dan ia malah menyerang Arth menggunakan taktik yang sama. Namun, Arth mengeluarkan sihir apinya ke seluruh sekitarnya hingga terbakar. Orba langsung terhenti karena tidak ingin terkena dari api yang dikeluarkan oleh Arth.
"Wuooo" Arth tiba-tiba keluar dari api itu dan langsung menyerang Orba dengan pukulan kerasnya hingga armor Orba dihancurkan olehnya dan Orba terpental oleh serangan Arth.
Orba melayang ke atas langit akibat serangan pukulan dari Arth. Melihat itu, Arth langsung melompat ke udara dan mencoba untuk menggunakan senjata Fire Chain miliknya. Arth melompat ke atas Orba yang melayang. Tiba-tiba fire chain Arth memanjang dengan sendirinya.
"Wow. Kau melakukan apa yang ku pikirkan" ujar Arth pada senjata Fire Chain miliknya.
Rantai api itu memanjang dan Arth langsung mengarahkannya pada Orba, seketika rantai itu langsung melilit Orba dengan ketat. Kemudian Arth menarik Orba ke hadapannya sambil siap untuk memukulnya.
"Wouu.." Arth menarik Orba ke hadapannya dengan sekuat tenaga, setelah itu Arth langsung memukulnya dengan pukulan berapi yang sangat dahsyat.
"DUAARR" Orba terjatuh ke bawah bersama dengan aura sihir pukulan Arth hingga ledakan hebat terjadi di hutan itu. Gempa pun terjadi dan erosi dari ledakan itu begitu hebat hingga Shivi dan Mine terkena dampaknya.
*******
"Apa itu?" Ujar Shivi sambil berlari.
"Ini tidak salah lagi! Ini pasti ayah, ayah pasti terkena masalah di sana!" Jawab Mine sambil menarik Shivi untuk menjauh dari tempat ledakan itu.
*******
"Uhuk..sial. aku lengah...uhuk...darimana dia mendapatkan senjata haram itu?" Ujar Orba sambil mencoba untuk tetap tegar.
"Tak" Arth mendarat di hadapannya dengan rantai panjang yang ada di tangan nya. "Ayo! Kita selesaikan ini! Aku tahu kamu dari tadi cuman pemanasan belaka. Waktu itu aku pernah menguji mu hingga aku kewalahan. Sekarang tunjukan kembali kekuatan mu. Apakah kamu bisa mengalahkan ku sekarang? Aku ingin tahu itu" ujar Arth sambil memegang kedua rantai yang ada di tangannya dan siap untuk menyerangnya kembali.
"Baiklah jika itu mau mu" jawab Orba sambil berdiri di hadapan Arth.