Mereka terus menyusuri gua yang penuh dengan cucuran lava, melewati sungai lava, melawan iblis kecil, dan banyak hal yang mereka lakukan di dalam gua itu. Hingga pada akhirnya mereka menemukan jalan keluar dari gua itu.
"Cepat..itu jalan keluarnya!" Ujar Shivi dengan menunjuk ke arah yang ia maksud sambil berlari-lari.
"Ayo Mine!" Ujar Arth sambil menggendong Mine.
Mereka bertiga berhasil keluar dari gua itu. Tiba-tiba Arth merasakan sesuatu dari fire chain, Arth merasakan sesuatu seperti getaran dan penaikan suhu pada fire chain.
"Ada apa ayah?" Ujar Mine yang bertanya kepada Arth karena dirinya merasakan ada yang aneh pada Arth.
"Aku...aku merasakan sesuatu dari fire chain! Aku tidak tahu apa maksudnya" jawab Arth sambil terus meraba-raba rantai yang ada pada tangannya.
*********
Sementara itu, Hiuga telah melakukan pembunuhan terhadap dewa yang sedang menjaga pintu penjara dunia dewa.
"Aku harus cepat sebelum malam berakhir!"
Hiuga berlari menyusuri semua lorong-lorong yang ada di dalam penjara itu. Tiba-tiba Hiuga mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya sehingga Hiuga terhenti dan mengintai siapa yang ada di dekatnya.
"Apa? Kau bodoh sekali! Mana bisa manusia mengalahkan kita"
Hiuga melihat ada dua dewa yang sedang berpatroli sambil berbicara. Hiuga mengambil sebuah pisau yang sudah di lumuri oleh sihir dan berjalan mendekati dua dewa tersebut dengan perlahan.
"Emb" Hiuga menutupi mulut salah satu dewa itu dan langsung menusukkan pisaunya. Kemudian dewa yang satunya lagi terkejut melihat temannya dibunuh oleh Hiuga dan langsung membuka pedangnya. Namun, hal yang akan dilakukannya terlambat, karena Hiuga sudah menusukkan pisaunya pada dewa yang satunya lagi.
"Tinggal ku cari mereka" ujar Hiuga sambil mencari-cari kunci penjara yang ada pada mayat dewa tersebut. "Beruntung! Akhirnya aku menemukan kuncinya" ujar Hiuga dengan senang karena telah menemukan kunci penjara.
Lalu Hiuga menyembunyikan mayat-mayat dewa yang telah ia bunuh untuk menghilangkan jejaknya. Kemudian Hiuga berlari menyusuri lorong-lorong untuk menemukan Erina, Ginny dan Siestina.
************
Arth, Mine dan Shivi terus berjalan di dalam hutan yang baru mereka masuki. Shivi tiba-tiba teringat dengan kerajaannya yang telah ia tinggalkan.
"Ada apa Shivi?" Ujar Arth yang melihat Shivi bersedih.
"Tidak...aku hanya teringat akan kerajaan yang ku tinggalkan. Apakah kerajaan ku baik-baik saja?" Jawab Shivi sambil melihat ke langit. "Memang aku kesepian di kerajaan ku. Akan tetapi, aku tidak bisa melupakan tempat kelahiran ku"
Arth termenung melihat Shivi yang bersedih karena tidak tahu apa yang harus ia katakan. Arth menepuk pundak Shivi sambil tersenyum. "Aku yakin mereka baik-baik saja tanpa mu"
"Aku juga berharap begitu! Aku mempunyai harapan yang ingin ku capai juga. Tapi, itu sulit jika dibandingkan dengan kenyataan" Shivi mengatakan itu sambil memegang tanduknya.
"Jika aku boleh tau, aku ingin tahu apa harapan mu? Ya... walaupun kamu sudah bilang bahwa itu tidak bisa dilakukan jika dibandingkan dengan kenyataan" ujar Arth sambil mengajak mereka berdua istirahat di atas pohon yang sudah tumbang dan digunakan sebagai tempat duduk.
"Kamu tahu? Aku...aku ingin merasakan dan mempunyai rasa kasih sayang! Aku tidak ingin membagi perasaanku pada iblis, aku cuman ingin membagikan perasaan ku kepada manusia. Akan tetapi itu mustahil, aku iblis Succubus sedangkan sekarang aku menyukai manusia" Shivi mengatakan itu dengan gugup.
Arth membuka ranselnya dan membawa sebuah cangkir dan botol air. Kemudian Arth menuangkan air ke cangkir yang ia pegang dan memberikan secangkir air pada Shivi. "Minum lah! Katakan dengan benar, ku rasa membagi perasaan bisa pada siapapun, asalkan kamu bisa bahagia dengannya" ujar Arth sambil tersenyum.
"Nah...jika kamu tahu tentang perasaan, kenapa kamu ingin mencari arti dari kata itu?" Shivi bertanya sambil meminum air yang telah diberikan oleh Arth.
"Aku tidak akan membagi perasaan ku pada siapapun!" Jawab Arth.
"Kenapa? Terus bagaimana dengan jodohmu?" Ujar Shivi yang penasaran.
"Aku tidak akan membiarkan perasan ku. Akan tetapi aku berharap ada seseorang yang ingin memberikan perasaannya pada ku hingga aku bisa merasakannya lagi" jawab Arth sambil meminum air yang ia sediakan.
"Arth! Aku merasakan kenyamanan di tempat ini! Aku ingin istirahat disini" ujar Shivi sambil tersenyum lebar.
"Ya, itu ide yang bagus" jawab Arth sambil berdiri dan mempersiapkan sebuah tenda yang akan ia buat.
Shivi tersenyum sembari membayangkan sesuatu yang membuatnya bahagia. "Arth! Apakah kamu mempunyai buku dan pena?"
"Ada di tas ku" jawab Arth sambil mendirikan sebuah tenda.
"Baiklah! Sekarang aku akan menuliskan sesuatu yang membuat ku bahagia supaya aku ingat kebahagiaan yang pernah ku alami" Shivi langsung membawa sebuah buku dan pena.
Kemudian ia menuliskan sesuatu tentangnya yang dituangkan dalam arti-arti yang dimengerti olehnya, Shivi menulis. *Tidak ada yang tahu tentang kebahagian. Terkadang kita merasa bahagia tanpa di sadari, semenjak aku mengikuti seorang manusia yang mengaku sebagai iblis, ada banyak sekali pelajaran dan kebahagiaan. Aku jadi tahu apa perbedaan dari kasih sayang dan nafsu. Walaupun kita tidak pernah merasakan bahwa diri kita tidak ada yang mengganggap ada, akan tetapi sebenarnya kita menjadi peran dalam hidup orang lain. Tidak ada yang mengganggap keberadaan iblis kecuali Arth! Dia adalah manusia luar biasa yang berpura-pura menjadi manusia biasa karena sikapnya yang selalu berubah-ubah, Kadang konyol kadang serius. Aku menyukai kedua sikapnya itu...aku bahagia...aw...uwu...*
"Kamu kenapa Shivi" ujar Arth yang melihat tingkah aneh Shivi.
"Tidak...aku hanya menulis kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah ku alami sebelumya. Rasanya ingin menepuk-nepuk pipi sendiri" jawab Shivi sambil memegang kedua pipinya.
"Haha...buat dirimu nyaman, setidaknya kamu bisa melupakan masalah mu saat ini"
**********
"Emb" Hiuga menutup mulut dewa dengan tangan dan menusukan pisaunya hingga dewa itu mati.
"Akan ku ambil baju mu! Sekarang tinggal mencari Siestina, Erina dan Ginny"
Kemudian Hiuga memasuki tempat dimana para tahanan berada. Hiuga masuk ke dalam ruangan itu sambil memakai topi yang ia curi dari mayat dewa. Lalu Hiuga berjalan sambil melihat ke kanan-kiri untuk mencari temannya.
"Tolong lepaskan aku" ujar tahanan.
"Diam!!" Jawab Hiuga yang mencoba untuk berpura-pura menjadi penjaga penjara supaya tidak di ketahui oleh siapapun.
Hiuga terus menyusuri tempat itu, hingga pada akhirnya Hiuga menemukan tiga gadis yang termenung di dalam penjara.
"Akan ku bebaskan kalian!" Ujar Hiuga dalam hatinya sambil mendekati ketiga gadis itu.