Chapter 91 - Target

Tiba-tiba, suasana di ruang konferensi terasa sedikit tegang.

Beberapa pemimpin di kota bertukar mata dan tetap diam serempak.Tidak ada yang berniat membuka diri untuk menengahi suasana.

Saat ini, Yogi marah, dan siapa pun bisa melihatnya.

Semua orang tidak bisa tidak mengagumi Rifky. Pemimpin ketiga dan teratas kota itu tidak ambigu. Satu kalimat bisa membuat marah Yogi sampai mati. Dengan kemampuan yang begitu kuat, siapa yang berani tidak menerima kepemimpinan kota?!

Para pemimpin kabupaten dan kota tahu bahwa Rifky memiliki latar belakang yang kuat, dan jika yang lebih pintar tidak mengambil inisiatif untuk memprovokasi Rifky, lalu jika Yogi bisa menjadi sekretaris kota, dia bodoh?

Tentu saja dia tidak bodoh, tapi untuk sekretaris kota seperti dia yang telah melakukannya dengan baik, meskipun dukungan Rifky kuat, itu tidak berbahaya baginya. Lagi pula, usianya tidak bisa lagi ditingkatkan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS