Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

KU LEPAS KAU DENGAN BISMILLAH

🇮🇩AyleenTsam
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.6k
Views
Synopsis
Raline Andira memimpikan indahnya pernikahan, saat itu hari-hari Raline berubah menjadi bahagia ketika Evan Wicaksono mempersunting dirinya. Evan yang notabene seorang pilot terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan istrinya setelah menikah. Sementara Raline memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Raline dan Evan menjalani kehidupan rumah tangga dengan mulus, komitmen mereka dalam pernikahan sangat mereka pegang erat. Terutama komunikasi, hampir setiap hari Raline dan Evan tidak pernah absen untuk saling berkabar. Kini 10 tahun sudah mereka lalui bersama, rumah tangga mereka berdua mulai goyah. Ketika Raline tidak sengaja menemukan pakaian dalam wanita di dalam koper suaminya. Dan saat itu pertengkaran hebat mulai terjadi antara Raline dan Evan, sampai pada akhirnya Evan mengakui semua perbuatannya dan meminta Raline untuk mengijinkannya menikah lagi. Sanggupkah Raline menjalani semua ini?
VIEW MORE

Chapter 1 - PETAKA SEBUAH PERTEMUAN

Mila berjalan dengan tergesa-gesa, ia sangat panik ketika tau waktu yang di milikinya  tinggal 5 menit sebelum pesawat berangkat. Sesampainya di pintu masuk, Mila di tolak oleh petugas dengan alasan pesawat akan segera berangkat.

Mila terus memohon pada petugas tersebut, namun hasilnya tetap nihil. Mereka tidak mau mendengar alasan apapun dari Mila. Melihat perdebatan yang terjadi antara Mila dan petugas bandara. Membuat Evan langsung menghampiri mereka berdua.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berdua ribut? Lily, seharusnya kau menjaga sikap pada pelanggan" tegas Evan.

"Maaf Kapten, tapi Mbak ini keras kepala sekali. Saya sudah katakan pintu gate sudah di tutup, karena pesawat akan segera take off" ujar Lily dengan wajah masam.

"Mbak, tolong kasih kesempatan untuk saya. Saya ada seminar yang sangat penting" rengek Mila memohon.

Melihat Mila memohon seperti itu, membuat Evan merasa kasihan dan meminta Lily untuk memberikan kesempatan pada Mila.

"Mbak, ayo ikut saya. Kebetulan saya juga akan terbang ke Guangzhou." seru Evan antusias.

Mila berbinar-binar mendengar ucapan lelaki yang ada di hadapannya. Ia tidak menyangka jika lelaki tersebut akan menyelamatkan nya dari petugas bandara yang sangat menyebalkan itu.

"Benar kah? Terima kasih, Pak" ujar Mila berjingkrak kegirangan.

"Tapi Kapten" seru Lily.

"Kau tidak perlu khawatir Lily, masalah ini biar aku yang tanggung. Kau tidak perlu khawatir, sesekali kita perlu berbuat baik pada orang lain" seru Evan sambil menarik kopernya.

Sementara Mila mengekori Evan di belakangnya, Mila sangat bahagia karena bertemu dengan orang sebaik Evan.

"Pak, terima kasih sudah menolong saya" ujar Mila sesampainya di depan pintu pesawat.

Evan tersenyum. "Sama-sama, semoga kau menikmati penerbangan ini" seru Evan yang langsung masuk ke ruang kemudi. Sementara Mila bergegas menuju kursinya di bantu sang pramugari.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya di dalam bagasi pesawat, Mila menyandarkan tubuhnya di kursi  pesawat. Kemudian memasang sabuk pengaman, tak lupa menutup telinganya dengan AirPods.

Pramugari mulai memperagakan keamanan di dalam pesawat, sementara Mila memutuskan untuk memejamkan matanya karena kantuk yang tidak tertahankan. Setelah menempuh penerbangan 8 jam 20 menit, akhirnya pesawat mendarat di Bandara Internasional Baiyun Guangzhou, seorang pramugari membangunkan Mila. Dan memberitahunya jika pesawat sudah mendarat.

"Nona, bangun. Pesawat sudah tiba" gumam sang pramugari.

Mila membuka matanya, pancaran cahaya begitu menyilaukannya hal itu membuat Mila kembali memejamkan matanya untuk menjernihkan pandangannya.

"Terima kasih, sudah membangunkan ku" ujar Mila lirih dan bergegas mengemasi barang-barangnya untuk segera turun dari dalam pesawat.

***

3 Hari Kemudian.

Mila baru saja selesai melaksanakan seminar, ia sangat senang karena seminarnya kali ini berjalan dengan lancar. Ia memutuskan untuk makan siang di sebuah cafe yang berada di pusat kota Guangzhou.

Namun sebelum mampir ke cafe, ia memutuskan untuk membeli es krim yang ada di pinggir jalan. Mila sangat bersemangat untuk membeli es krim tersebut. Karena pasalnya kedai es krim tersebut memiliki variant rasa yang di sukai oleh Mila. Setelah pembeli sebelumnya selesai di layani, kini gilirannya untuk memilih.

Mila memilih variant tiramisu yang di siram dengan lelehan cokelat, Mila sudah tidak sabar ingin mencobanya. Setelah mendapatkan es krimnya, Mila kembali berjalan menuju cafe tersebut. Namun tiba-tiba seseorang tidak sengaja menabraknya, hal itu membuat es krim yang sedang di nikmati olehnya terjatuh.

"Astaga, es krim ku." Gumam Mila histeris.

"Mbak maaf saya tidak sengaja, tadi saya terlalu fokus dengan ponsel saya. Jadi saya tidak memperhatikan jalan, biar saya ganti yang baru ya." Ujar pria tersebut.

Mila menoleh ke arah pria tersebut dan di lihatnya seseorang yang tak asing baginya. "Kamu, kamu pilot yang waktu itu nolongin aku kan ya." Gumam Mila antusias.

"Oh iya benar saya ingat, bagaimana dengan seminarnya Mbak? Apa semua berjalan lancar?" tanya Evan antusias.

"Ya, semuanya berjalan lancar. Ini semua berkat kamu, kalau saat itu kamu tidak datang menolong saya. Mungkin saya sudah kehilangan peluang ini, oh ya kenalin nama saya Mila." Ujar Mila menjulurkan tangannya pada Evan.

Evan langsung menjabat tangan Mila. "Evan,  iya sama-sama Mila. Ini es krimnya biar saya belikan yang baru ya."

"Oh tidak usah Pak. Tidak apa-apa."

"Jangan gitu dong, kan saya jadi merasa bersalah. Bagaimana kalau saya traktir makan siang? Kamu pasti belum makan siangkan? Anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya karena sudah menjatuhkan es krim milikmu." Gumam Evan antusias.

Mila tersenyum. "Boleh deh."

Mereka berdua bergegas menuju restoran favorit Evan, sesampainya di sana mereka berdua di suguhkan buku menu. Mila dengan antusias memilih makanan yang tersedia di restoran tersebut.

"Kamu suka makan sushi gak?" tanya Evan lirih.

"Suka, Pak. Apa di sini ada sushi juga?" Mila begitu antusias.

Evan menghela nafas. "Apa saya setua itu sampai kamu panggil saya, Pak?" seru Evan.

Mila sedikit salah tingkah. "Lalu saya panggil apa?"

"Mila, usia saya saat ini menginjak 35 tahun. Apa saya sudah setua yang kamu pikirkan?" tanya Evan lirih.

Mila tertawa kecil. "Maaf Pak, saya tidak tau kalau ternyata Bapak masih muda."

Evan kembali menghela nafas. "Astaga Mila, kau panggil saya dengan sebutan Bapak lagi. Oke begini saja, biar saya yang tentukan kamu panggil saya apa. Bagaimana kalau kamu panggil saya dengan sebutan Mas Evan."

Mila terbelalak. "Oh baik, Pak. Ehm.. maksudku Mas Evan." Ujar Mila tertawa dan di ikuti dengan Evan yang juga tertawa.

"Nah gitu kan enak di dengar, jadi apa kau mau makan sushi?"

Mila mengangguk pelan. "Ya saya mau." Seru Mila antusias.

Evan segera memanggil pelayan restoran untuk memesan makanan. Evan memesan makanan premium yang menjadi favorite dari restoran ini. Mila sangat senang bisa mengenal Evan, bahkan ia sangat kagum dengan sosok Evan yang begitu tampan dan juga kharismatik.

Evan benar-benar menjadi tipe pria yang Mila suka, bahkan saat berbicara dengannya membuat Mila sangat berdebar. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, akhirnya makanan mereka tiba. Mila begitu antusias begitu melihat sushi yang di pesannya terlihat sangat besar-besar sekali.

Mila begitu bersemangat dan sudah tidak sabar ingin mencobanya. "Selamat makan, Mas Evan." Gumam Mila antusias.

"Selamat makan, Mila cantik." Seru Evan dan hal itu membuat Mila tersipu dan salah tingkah.

Mila dan Evan langsung menyantap makanannya, mereka berdua sangat menikmati suasana makan siang kali ini. Evan juga tidak menyangka jika ia bisa bertemu lagi dengan Mila, begitu pula dengan Mila yang sangat senang karena bisa kembali bertemu dengan orang yang telah menolongnya saat di bandara.

Bagi Mila, Evan adalah malaikat penolong baginya. Karena jika waktu itu tidak ada Evan, Mila tidak mungkin ada di tempat ini sekarang. Maka dari itu Mila sangat bahagia bisa mengenal Evan lebih dekat.