Tuan James yang sedang memperhatikan beberapa hal mengenai apa pun dalam proyeknya yang sedikit terhambat karena beberapa hal.
Ia dengan rekan-rekan kerjanya yang sedang berpikir keras untuk mengatasi apa yang harus mereka tambahkan untuk memberikan kesan tersendiri pada proyek yang sedang mereka kerjakan.
Lantas dengan gerakan sedikit penat, ia sedang mengerjakan proyeknya sekaligus medengarkan beberapa hal penting yang sedang di diskusikan oleh rekan-rekannya.
Ini sudah lewat dari jam makan siang, Pria paroh baya tersebut serambi duduk mengetik beberapa hal di dalam lembar kerja netbooknya, Mr. James lantas menghentikan kegiatannya sejenak dan kemudian mendesah lelah menyender pada punggung kursi kerja kantornya yang terasa sedikit tidak nyaman.
Mr. James lalu mengamati rekan-rekan kerjanya seraya menyimak apa yang mereka dikusikan. Dan membuatnya malah semakin lebih penat.
'Apa mungkin aku keluar sebentar menghirup udara segar?'.
Ucap Mr. James dalam hati dan kemudian segera beranjak pergi dari ruang kerja tersebut.
"Anda ingin pergi keluar, Tuan. James?" tanya salah satu rekannya yang ternyata memperhatikan dirinya beranjak dan berderap pergi dari ruang kerja mereka.
Mendengar rekan dekatnya yang melihatnya akan melipir ke luar untuk sekedar mencari udara segar dan mengendurkan iderawinya yang sedikit tegang, Tuan James pun segera membuka mulutnya dan menanggapi pertanyaan rekannya tersebut.
"Ya, kurasa aku membutuhkan udara segar, Frankie," ucap Mr. James dengan sedikit mengangguk dan dengan gerakan lesu, ia menjawab pertanyaan rekannya tersebut.
Frankie, rekan sekerjanya yang mengetahui jika dirinya hendak pergi keluar sebentar. "Oh, baiklah, nanti akan saya sampaikan kepada rekan lainnya,Tuan. James," balas rekannya.
"Ya, Terimakasih, Tuan. Frankie, saya hanya sebentar saja," ucapnya tersenyum dan rekannya hanya mengangguk.
Dan, begitu ia keluar dari ruangan kerja mereka, Mr. James kemudian tersenyum lega dan melenggang keluar sebentar menuju ruang bersantai di ruangan yang sengaja di sediakan di kantornya yang ada di kantor Pria paruh baya tersebut.
Mr. James kemudian mendorong pintu ruang bersantainya dan kemudian segera melangkah pergi ke bangku yang telah disediakan dan berselang-seling.
Ia sedikit merasa lega ketika merasaakan udara segar tanpa Ac langsung menyapa Ayah Elle ketika ia memasuki ruangan tersebut.
Ruangan bersantai yang disediakan oleh kantornya merupakan ruangan yang begitu luas dan berjendela lumayan banyak juga berukuran besar.
Ia mendesah lelah dan memijit keningnya yang teramat pening dan sekaligus tegang.
Sambil bergerak turun dan menempatkan dirinya pada bangku yang ia pilih, setelah nyaman dalam bangku yang ia tempati, Tuan James tercenung sebentar dan kemudian bayangan sekaligus pikirannya yang sedikit terganggu karena beberapa sebab karena kelakuan yang agak ganjil putrinya beberapa waktu belakangan ini.
Tuan James yang sedang terpekur beberapa saat tersebut, kemudian berkata sekaligus bertanya lebih kepada dirinya sendiri di ruangan yang sepi yang membuat tenang tersebut.
"Aku akan meneleponnya saja," ucap laki-laki tersebut.
Pria yang sedang mengkhawatirkan Putri semata wayangnya yang sedang mengerjakan pekerjaan di rumah tersebut, ia segera merogoh saku celana berbahan kainnya dan mengambil benda tersebut dan segera menelepon nomor pribadi ponsel putrinya.
Setelah dering ke tiga atau keempat anak gadisnya tersebut baru saja mengangkatnya dengan nada yang reyah seperti biasanya. "Ya. Ayah, kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?" tanya anak gadisnya pada Mr. James yang sekarang terdengar sedang mencemaskannya.
James mendengar suara-suara asing berada di dalam saluran teleponnya. "Kau sedang keluar?" Ayahnya bertanya memastikan keberadaan anak gadisnya.
Elle mengangguk meski hal tersebut tak dilihat ayahnya. Lantas pada ayahnya ia menjawab pertanyaannya. "Ya, aku sedang keluar bersama Mag," jawab Ellea di sebrerang telepon.
Mendengar hal tersebut ayahnya pun menjadi begitu sangat senang dan ia tersenyum anaknya mau diajak keluar oleh teman dekatnya karena tenggat pekerjaanya yang begitu mepet berhari-hari membuatnya belum bisa kemana-mana. "Oke, sayang, baiklah begitu, bersenang-senanglah, Elle dan aku akan berbicara denganmu nanti malam," ujar Ayahnya memberitahu pada anak gadisnya tersebut.
Dan, hal itu membuat Elle menjadi sedikit ganjil dan aneh. "Bicara tentang?" tanya anak gadis Mr. James dengan dahi berkerut aneh.
Ayahnya segera menjawab. "Ya, nanti saja sayang kita bicarakan." ucapnya berhenti sejenak. "Jadi, bersenang-senanglah untuk saat ini," lanjutnya.
"Ya, ayah, baiklah kalau itu mau ayah," tanya anak gadisnya dengan begitu manis.
Dan, setelah hal tersebut, Mr. James memutuskan untuk mengakhiri percakapannya melalui sambungan telepon siang itu.
***
"Siapa?" tanya Maggie diantara selayang pandangnya melihat apa yang sedang dipertunjukkan di dalam gedung exhibition.
Elle yang menunduk memasukkan handphonenya ke dalam tas Baggy besarnya kembali ke dalam tasnya dan kemudian mendongak ke arah sahabat dekatnya dan menjawab pertanyaannya."Telepon dari ayah," jawabnya memandang Maggie yang juga sedang memandanginya.
"Tuan James menanyakan keberadaanmu?" Maggie bertanya dengan wajah yang berkerut-kerut.
Elle menjawab dengan mengangguk lantas berpaling ke sisi lain untuk menikmati karya pertunjukkan yang sedang mereka kunjungi. "Ya, Maggie, ayahku menanyakan keberadaanmu dan aku menjawabnya jika aku sedang pergi keluar bersamamu," jelasnya kepada sahabat terbaiknya tersebut.
"Oh, baiklah kalau begitu, mari kita lanjutkan agenda hiburan ini," tukasnya kepada rekan dekatnya tersebut.
"Tentu, Maggie tersayang, mari kita menjelajah gedung dan pertunjukkan ini," ujarnya kepada Maggie.
"Ya, Elle, tentu saja," ucap wanita muda yang kini merangkul temannya yang sedikit pendek darinya dan kemudian mengajaknya untuk pergi ke sirkulasi pertunjukkan yang berikutnya.
Menuju sepanjang sirkulasi atau lorong pertunjukkan yang mereka tuju, lantas kedua gadis tersebut dan kemudian segera takjub, dan diam menahan napas dalam sepersekian detik ketika melihat sebuah Karya seni bergambar seperti kepala udang galah yang sedang nongol di suatu adegan dan di sekitarnya terdapat berbagai alat bersih-bersih beserta cairannya.
"Jadi, Maggie, apa yang kau pikirkan mengenai hal itu?" tanya Elle seraya menunjuk dengan dahi berkerut-kerut heran.
Maggie masih terpekur sekejap dan kemudian berkata. "Kurasa dan kupikir, jika, ini adalah membersihkan kepala udang," kata Maggie dengan begitu kentara keraguan diujung kalimat beserta suaranya. "Bagaimana menurutmu, Elle?" kini giliran Maggie bertanya.
"Entahlah, aku belum menemukan ide yang pas untuk menilainya, tapi menurutku setiap seni itu indah, ergantung bagaimana cara berpikir atau penilaian kita, bukan " ucapnya dengan tertawa kecil. "Atau mungkin, aku harus bertanya pada hantu dirumahku," tambah gadis itu lagi.
Namun tiba-tiba, Maggie menyeletuk takut sekaligus penasaran. "Jadi, di rumahmu ada hantu?"
Mendengar pertanyaan tersebut Elle menjadi terkesiap dan sedikit terhenyak lantas diam karena bingung hendak mengatakan apa pada Maggie yang sekarang sepertinya ketakutan dan curiga. "Maksudmu, apakah benar-benar ada hantu di rumahmu?" tanya Maggie lagi dengan seraut wajah pucat pasinya dan sedikit tegang.
Melihat dan merasakan perubahan yang begitu drastis ketika kata hantu tersebut keluar tanpa sengaja, Elle pun segera berkata untuk menenangkan Maggie karena mengingat kejadian yang telah berlangsung di ruang rekreasi di ruamhnya beberapa waktu yang lalu.
Elle pun menjelaskan. "Ah, tidak ada, tidak ada Maggie," kata Elle meyakinkan sahabat karibnya tersebut.
Dan, Maggie pun hanya mengangguk-angguk mendengar perkataan dan penjelasan Elle yang sedikit aneh.