"Apakah ini sudah menjadi pilihanmu, Ndhuk?"
Tanya itu membuatku menahan napas, aku tidak boleh bersedih, hatiku harus mantab. Sebab aku yakin jika sesayang-sayangnya Romo Besar dan sekhawatir-khawatir Romo Besar dengan Kangmas karena sudah jelas jika Kangmas adalah anaknya. Namun kenyataan aku adalah anak perempuan yang mungkin di mata Romo Besar jika aku akan jauh lebih lemah dan membutuhkan bantuannya. Hingga Romo Besar di titik sudah seperti ini masih enggan meninggalkanku. Ini adalah hal yang tidak pernah terbayangkan, ini adalah hal yang tidak akan pernah terpikirkan bahkan oleh siapa pun juga.
"Aku sudah sangat yakin, Romo. Lagi pula aku sudah ada Bima, meski Bima ndhak bisa menjagaku sebaik Romo menjagaku, tapi percayalah jika Bima akan cukup baik untuk berada di sisiku, iya toh? sekarang yang sangat penting dan membutuhkanmu adalah Kangmas, jadi bagaimana bisa Romo masih berpikir dua kali."
"Kamu ndak rindu Romo?"
