"Bagaimana, Kangmas. Bagaimana kabar dari Rianti? Dia sudah mau bicara?"
Samar-samar aku mendengar Biung bertanya kepada Kangmas di luar kamarku. Aku sama sekali tidak pernah mempedulikan, tapi tetap saja semua ucapannya itu terdengar di telingaku. Sungguh, sebuah hal yang menyebalkan. Ini adalah hal yang membuatku menahan napas dengan sempurna. Bagaimana bisa aku bertemu dengan Biung, bagaimana bisa aku mengurus semuanya. Ini adalah hal yang paling menyenangkan dan hal yang paling mendebarkan di seluruh dunia tentu saja. Bahkan rasanya aku seperti bertemu dengan kekasih dari Zainal, yang pastinya akan membuat kikuk dan juga bingung harus mengatakan apa dan harus bagaimana.