Saat aku memejamkan mata, aku mendengar lagi suara pintu tertutup. Untuk kemudian seorang yang aku baru kenal suaranya beberapa waktu yang lalu terisak. Menggenggam tanganku dengan erat.
"Dokter, Rianti ini kenapa?"
Ya, itu adalah suara Mila yang tadi tampak begitu histeris melihatku pingsan, aku yakin dan aku juga tahu jika ini adalah masalahnya, sebuah hal yang tidak pernah terbayangkan bahkan sampai kapan pun juga. Sebuah hal yang akan menjadi baik-baik saja bahkan sampai kapan pun itu.
"Sepertinya sedang banyak pikiran dan kelelahan, Mbak Mila."
"Aku tidak tahu kenapa dia langsung pingsan, aku sangat merasa bersalah," dia bilang.