Pagi ini aku sudah duduk bersama dengan Manis, Manis--kawanku itu tampak resah dan gelisah seolah ada sesuatu yang penting yang sedang dia coba tutupi, sesuatu yang coba dia bungkam dan pendam sendiri. Entahlah, apa aku yang terlalu berpikiran jauh atau aku yang terlalu berlebihan, hal ini semuanya menjadi terasa sangat membingungkan. Tidak pernah terpikirkan, tidak pernah terbayangkan, dan tidak pernah sampai membuatku menjadi semakin pusing tidak karuan. Ini adalah tentang masalah Manis, yang aku sendiri tidak paham, entah kenapa kalau Manis ada masalah dengan Kangmas dia menjadi manusia yang paling aneh sedunia raya. Ada yang bilang sebab persahabatan mereka begitu kental dan begitu sangat manis, itu sebabnya mereka begitu saling melengkapi ketika bersama, dan saling kosong ketika tidak bersama. Tapi aku merasa bukan seperti itu, sepertinya hubungan antara keduanya jauh lebih emosional lebih dari itu. Apa yang telah Manis lalui, apa yang telah Manis rasakan sepertinya adalah hal yang tidak masuk di akal sama sekali.
"Manis, apakah kamu sedang ada masalah dengan Kangmas? Aku rasa jika kamu sampai seberlebihan ini, biasanya masalahmu dengan Kangmas adalah masalah yang paling pelik di dunia ini. Ada apa, katakanlah kepadaku, Manis. Jika memang ada masalah yang serius, aku akan membantumu dengan sepenuh hati, aku akan membuat semuanya yang awalnya ndhak mungkin akan menjadi mungkin, aku janjikan hal itu kepadamu, dan aku sangat berharap jika kamu paham juga mengerti jika apa yang aku ucapkan adalah kenyataan dan juga benar adanya, aku ndhak akan pernah berdusta sama sekali denganmu. Percayalah kepadaku," kubilang.
Manis masih tampak diam, dia memandangku dengan tatapan sendu. Duh Gusti, melihat Manis yang bertengkar dengan Kangmas, seperti melihat sepasang kekasih yang sedang tidak akur dan bertengkar saja. Ya, seperti sepasang kekasih yang benar-benar terpampang sangat nyata.