Mendengar hal itu membuat Lucas menatap nya lalu menggelengkan kepala nya.
"Aku tidak peduli," ketus Lucas yang membuat Evan benar-benar jengkel dan ingin memberi nya pelajaran. Namun saat berjalan mendekati Lucas, Camila dan komandan menghentikan nya lalu membawa Evan keluar yang akhirnya tak terjadi pertikaian.
Camila menutup pintu nya lalu setelah nya ia membawa Evan pergi. Kini Lucas tinggallah sendirian di dalam kamar. Ia duduk di depan cermin dan menatapi diri nya yang berwajah dingin tersebut.
"Hmm padahal aku ingin sekali merasakan rasa emosional tetapi setiap kali aku merasakan nya pasti selalu saja terjadi kontraksi dari bentrokan yang terjadi. Kenapa aku tidak bisa hidup seperti pada umumnya? seharusnya aku dapat mengatur tubuh ku! jangankan mengatur kekuatan dan tubuh ku, menghancurkan dunia saja aku dapat melakukan nya!" ucap Lucas yang merasa tak senang dengan jalan takdir nya.
Tak lama setelah nya, Lucas mengganti pakaian lalu pergi ke ruangan kerja nya untuk menyelesaikan dokumen-dokumen kerja nya.
***
Keesokan harinya...
Tampak Camila yang kini memasuki ruangan kantor Lucas. Kebetulan ruangan nya bersebelahan dengan Lucas. Ia pun menatapi Lucas yang kini sedang meletakkan setumpuk dokumen di meja.
"Lucas, apakah kau baru menyelesaikan semua dokumen mu?" tanya Camila. Mendengar hal itu, Lucas menganggukkan kepala nya.
"Ya, aku beri saja selesai mengerjakan dokumen milik ku. Sebelum nya aku mengerjakan dokumen milik Evan dan kamu yang belum tuntas," jawab Lucas yang membuat Camila tak menyangka.
"Aku tak menyangka bahwa kau akan menyelesaikan dokumen dari tiga orang berbeda hanya dalam waktu semalam. Apalagi satu orang nya memiliki dokumen yang lebih dari satu," ucap Camila, Lucas menganggukkan kepala nya.
"Ya tidak apa-apa. Aku hanya ingin meringankan pekerjaan para bawahan ku. Memang nya kalian ingin terus bekerja?" ujar Lucas dengan dingin yang membuat Camila terdiam namun tak lama setelah nya....
"Kalau begitu, kau harus istirahat sekarang! kau adalah manusia yang membutuhkan istirahat cukup! bahkan robot pun harus di charger supaya bisa bekerja dengan baik," kata Camila sembari menarik tangan Lucas namun Lucas menepis tangan Camila yang membuat Camila hampir saja terjatuh.
"Aku tidak perlu nasihat mu. Sudah ku katakan berkali-kali bahwa kita ini berbeda!" ketus Lucas yang membuat Camila merasa sedih.
"Lucas, kenapa semakin hari sikap mu semakin dingin begini? bahkan bisa dibilang kau seperti tidak memiliki hati nurani! kau sudah berbeda, kau tidak seperti Lucas yang pertama kali ku kenal. Meskipun sama-sama dingin tetapi kau jauh lebih baik dulu," ujar Camila yang membuat Lucas menatap nya. Mendengar hal itu tentu saja membuat Lucas merasa sedih namun ia menyembunyikan kesedihan nya dengan mengalihkan pandangannya. Lucas menatap kearah dokumen yang ada di meja dan menjawab ujaran Camila.
"Sebaiknya kau keluar dari ruangan ku! dan satu lagi, kau tidak perlu membanding-bandingkan ku dengan diriku di masa lalu dan di masa depan. Aku tidak peduli!" ucap Lucas yang membuat Camila membatu. Camila menghela nafas lalu menganggukkan kepala nya.
"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Tetapi jika kau memerlukan bantuan ku, aku siap membantu mu," ujar Camila yang kemudian pergi. Lucas yang awalnya terdiam itu pun lalu memegangi kepala nya dan mengacak-acak rambut nya.
"Aku tidak dapat melakukan apa-apa selain menjaga jarak dengan orang lain. Karena aku melakukan hal itu agar diriku tetap terjaga! aku belum membalaskan dendam ku pada klan iblis. Kalau saja aku sudah melakukan nya, aku pasti akan bersikap normal meskipun nyawaku taruhan nya," batin Lucas.
Ketika Lucas sedang merasa pusing memikirkan Camila, Leo masuk ke dalam dan berdiri tepat di hadapan nya.
"Lucas, kau dipanggil oleh komandan karena akan ada prajurit baru yang menjadi partner barumu menggantikan posisi Evan. Kebetulan Evan dan Camila dipindahkan ke tim lain! mereka berdua memimpin pasukan tim lainnya. Evan jadi kapten sedangkan Camila menjadi wakil nya! dan kalian semua mulai sibuk Minggu depan sehingga puas-puaskan waktu bersama mereka selama beberapa hari ini sebelum berpisah," jelas Leo yang membuat Lucas bangkit berdiri.
"Aku mendapatkan partner baru? kenapa Camila tidak menjadi partner kerjaku saja sedangkan prajurit baru itu menjadi partner kerja nya Evan," ucap Lucas yang sedikit tidak terima dengan keputusan nya komandan namun Leo tidak memperdulikan nya.
"Aku tidak peduli tentang itu. Inti nya, itu sudah jadi perintah mutlak dari komandan. Sebaiknya kau segera menemui nya! kebetulan partner kerja mu cantik lho," ujar Leo yang kemudian pergi. Lucas pun sendirian di kamar selama beberapa menit. Ia masih merasa jengkel dengan komandan nya yang bersikap seenaknya.
"Ish mau tidak mau aku harus menerima nya. Bagaimanapun, jabatan dia lebih unggul dariku jadi aku tak dapat menghadapi nya meskipun kalau di tingkatan sihir jauh lebih unggul aku. Ya sudahlah, aku harus segera menemui nya," Lucas berlari keluar dari ruangan nya menuju ruangan komandan.
Sesampainya di ruangan komandan...
Lucas masuk ke dalam ruangan komandan nya dan melihat sang komandan yang sedang asyik berbincang dengan seorang perempuan berpakaian tentara seperti nya. Tak lama setelah nya, Lucas berdiri di belakang perempuan itu dan memberikan hormat kepada sang komandan yang membuat komandan menatap nya dan membalas hormat Lucas tersebut. Usai itu...
"Komandan, maaf mau tanya. Apakah saya memang benar dipanggil kesini untuk membicarakan mengenai partner kerja baru saya?" tanya Lucas. Komandan menganggukkan kepala nya dengan wajah tegas.
"Ya, aku menyuruh Leo untuk memanggilmu kesini. Oh ya, ini partner barumu. Silahkan perkenalkan dirimu, manis," ucap komandan sembari menatap kearah perempuan di hadapan nya tersebut. Perempuan itu menganggukkan kepala nya lalu membalikkan tubuh nya, menatap kearah Lucas yang semula berada di belakang nya.
Begitu terkejut nya Lucas ketika melihat wujud perempuan tersebut yang merupakan Charlotte, gadis yang sebelumnya ia bantu.
"Charlotte, kau bekerja disini?" tanya Lucas dengan ekspresi terkejut. Mendengar hal itu membuat wajah Charlotte semakin datar dan dingin lalu ia memperkenalkan diri seolah-olah tak mengenal Lucas.
"Perkenalkan saya Charlotte. Ngomong-ngomong, saya tidak pernah melihat anda! kita tidak pernah bertemu selama ini, baru kali ini saja," jelas Charlotte yang membuat Lucas membatu mendengar nya. Lucas mengerutkan dahi nya lalu memegangi tangan kanan Charlotte dengan erat.
"Bisa-bisanya kau lupa denganku padahal kemarin baru saja kita bertemu?!" ucap Lucas yang membuat Charlotte terdiam. Charlotte kembali menggelengkan kepala nya yang membuat Lucas sedikit kesal.
"Sudah kubilang bahwa selama ini kita tak pernah bertemu!" ketus Charlotte.
"Kenapa kamu tidak mau mengaku sih?" ketus Lucas.