"Iya, komandan memisahkan kita dengan Lucas. Lucas bekerja dengan Charlotte dan kini jarak dia dengan kita cukup jauh. Bahkan kita memerlukan trasnportasi pesawat atau kapal untuk menemui Lucas. Dan kita tak dapat sering-sering berjumpa dengan nya. Mungkin paling sering, setahun sekali menjenguk nya," jelas Evan yang membuat Camila merenung sedih.
Disaat Camila termenung.....
"Camila, kita dapat berkomunikasi melalui teknologi terkini. Kita dapat berkomunikasi dengan ponsel, laptop dan lainnya. Jadi tidak perlu khawatir," ucap Lucas yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan Evan dan Camila. Diluar ruangan, terdapat Charlotte yang menunggu mereka.
"Ta-tapi, tetap saja rasanya aneh! selama ini kan kita sering bersama. Hampir setiap jam kita selalu bertemu! hmm sedih betul. Kau kan orang satu-satunya yang ku sayangi di dunia ini setelah kedua orang tuaku tiada," ujar Camila. Lucas terdiam kemudian dirinya memeluk Camila. Yang membuat nya teringat dengan kenangan masa lalu nya bersama sang adik.
~Flashback ~
Tampak Lucas yang kini sedang memperhatikan papa dan pelayan nya, memasukkan barang-barang milik nya ke mobil. Lalu tak lama setelah nya, Zanna dan Lauren keluar dari rumah, menemui Lucas yang segera pergi untuk latihan di tempat rahasia keluarga Scarlet.
"Kakak, kau akan pergi ya? berapa lama?" tanya Lauren yang terlihat sedih.
"Hmm hanya setahun. Kalau aku dapat menguasai semua teknik dengan cepat, mungkin aku akan kembali sekitar enam bulan lagi," jawab Lucas dengan dingin yang membuat Lauren seketika memeluk nya dengan erat.
"Hiks...aku tidak mau berpisah dengan kakak. Meskipun terkadang kakak nyebelin, tetapi tetap saja! aku ingin terus bersama kakak," ucap Lauren. Mendengar hal itu, Lucas diam terpaku. Dirinya bingung harus melakukan apa pada sang adik. Hingga akhirnya...
"Lauren manis, kau tidak perlu sedih begini ya. Kak Lucas tidak pergi lama-lama kok! iya kan kak?" ujar Zanna sembari mengedipkan mata sebelah kiri nya yang membuat Lucas relfek menganggukkan kepala nya.
"I-iya, mama benar. Aku tidak akan pergi lama-lama, jadi kau tenang saja," Lucas mengelus kepala Lauren yang membuat Lauren terdiam lalu tersenyum.
~Flashback off~
Lucas pun tersenyum ketika teringat dengan kejadian itu. Ia memeluk Camila dengan erat yang membuat Camila terdiam sedangkan Evan melongo. Tak lama setelah nya...
"Kau tenang saja ya, kita takkan berpisah lama-lama. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyempatkan waktu bertemu kamu! kau kan adikku yang tersayang," ucap Lucas sembari tersenyum. Yang tentu saja membuat Camila merasa senang mendengar nya. Apalagi selama hidupnya, dia tak pernah melihat Lucas bersikap semanis ini.
"Terimakasih, Lucas. Karena kau selalu memahami ku. Dan aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena aku telah..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Lucas langsung menutup mulut Camila.
"Shut..... sudah jadi tugasku untuk melindungi mu dan menyayangi mu. Sebagai seorang kakak, tentu saja akan menjaga adiknya sepenuh hati meskipun adik nya senakal apapun, sebeban apapun," ucap Lucas. Baru saja Lucas bicara, tiba-tiba saja Evan berulah.
"Huaaaa, aku merasa terharu melihat drama di dunia nyata ini. Drama kalian sangatlah bagus bahkan melebihi film-film yang scane nya epic moment," ujar Evan sembari mengelap kedua air mata serta ingus nya. Yang tentu saja membuat Camila merasa jengkel mendengar nya begitupun juga dengan Lucas yang kembali dengan pribadi dingin nya.
"Evan, seperti nya aku harus menghajar kepala mu supaya kau tidak ngomong sembarangan lagi," kata Camila sembari mengambil buku tebal di meja. Melihat hal itu membuat Evan diam membatu.
"Evan, kau tau bahwa aku ini bukanlah orang yang bermuka dua, bukanlah orang yang pintar bersandiwara. Jadi, jika aku mengatakan suatu hal yang manis seperti sebelumnya, tentu itu dari lubuk hati yang terdalam. Bukan sebuah sandiwara ataupun rayuan, paham?!" tegas Lucas yang membuat Evan tidak bisa berkata apapun.
"Ah hahahaha sorry...sorry....aku hanya bercanda, jangan dibuat serius dong," ucap Evan yang ketakutan. Mendengar hal itu, Lucas hanya geleng-geleng kepala sedangkan Camila ingin sekali menghajar kepala Evan.
"Kalau gak ada Lucas, mungkin aku sudah memukul kepala mu," ujar Camila. Mendengar hal itu, Evan semakin ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang Lucas.
"Lucas, selamatkan aku dari monster ganas seperti nya," kata Evan yang membuat Lucas diam terpaku sedangkan Camila semakin berapi-api.
"Berani-beraninya kau menyebutku monster ganas ya?! dasar kau!!!" Camila mengejar Evan namun Evan berhasil kabur keluar dan justru Camila tak sengaja menabrak Charlotte yang menunggu diluar.
Brukkk....
"A-ah maaf maaf," Camila membungkukkan tubuh nya. Charlotte terdiam sembari merapihkan baju nya lalu berkata...
"Seharusnya kau bersikap imut, bukan bersikap menyeramkan seperti ini," ketus Charlotte yang membuat Camila membatu mendengar nya.
"Apa kau bilang? jadi aku ini menyeramkan kah?!" ucap Camila yang membuat Lucas keluar untuk menenangkan nya.
"Camila, tenangkan dirimu. Jangan mudah terpancing emosi, paham?!" ujar Lucas yang tiba-tiba saja berada di tengah-tengah mereka berdua.
"Hu baiklah kalau begitu. Aku mau masuk ke dalam, ada beberapa dokumen yang harus ku revisi," kata Camila yang kemudian masuk ke dalam ruangan nya serta menutup pintu nya. Kini tersisa Lucas dan Charlotte diluar. Lucas menatap Charlotte yang kini menundukkan kepala nya dengan wajah datar.
"Kenapa kau mengatakan bahwa Camila menyeramkan? aku pikir kau takkan mengejek orang lain," ucap Lucas yang dingin. Charlotte terdiam lalu setelah nya tertawa yang membuat Lucas terheran dengan nya.
"Kau lucu ya?" ujar Charlotte sembari mendekatkan wajah nya dengan wajah Lucas.
"Apa maksudmu?" kata Lucas, dingin.
"Kenapa aku masih tidak bisa mengunci ingatan mu, hah?!" tanya Charlotte emosi yang membuat Lucas terdiam. Lucas pun melangkah mundur lalu menatap heran Charlotte.
"Kau ini kenapa sih? tiba-tiba saja kau mengatakan bahwa aku ini lucu, sekarang kau bertanya kenapa kau tidak bisa menghapus ingatan ku. Kau ini kenapa sih?! benar-benar perempuan yang aneh!" ketus Lucas yang membuat Charlotte terdiam.
"Intinya aku tidak ingin mengingat jati diriku dengan jelas. Aku tidak mau mengubar jati diriku ke sembarang orang! dan kemarin, aku melakukan sedikit kesalahan yang membuatku ingin sekali menghapus atau mengunci ingatan mu!" bentak Charlotte yang membuat Lucas membatu.
"Kau benar-benar perempuan yang aneh ya? sangat-sangat aneh," singkat Lucas yang kemudian pergi. Melihat Lucas yang pergi, Charlotte segera mengikuti nya untuk mengawasi gerak-gerik Lucas. Entah kenapa dia berpikir bahwa Lucas akan menyebarkan identitas nya pada orang lain. Padahal Lucas tidak akan melakukan nya, bahkan Charlotte juga tak mengatakan jati diri sebenarnya pada Lucas tetapi Charlotte terus saja beranggapan bahwa dia keceplosan mengatakan jati dirinya.