Dari hari ke hari sikap Riska tetap dingin pada Sari. Ia bahkan menolak ke kantin bersama teman-teman lainnya jika ada Sari di sana. Gadis itu sudah lelah meminta maaf dan teman-teman yang lainnya juga sudah lelah mendamaikan. Jika yang satu mau berdamai, sedangkan yang satunya menolak, percuma saja jika terus dipaksakan. Akhirnya Sari memilih menyerah. Ia lebih sering mengalah untuk tidak bersama yang lainnya, supaya Riska tetap mau bergabung dalam kelompok mereka.
Sari kembali seperti dulu, menyendiri dan menyibukkan diri dengan tulisan. Kadang ke perpustakaan untuk membaca buku mengisi kekosongan. Hari itu, di jam istirahat. Sari ke kantin sendirian. Ia membiarkan teman-temannya lebih dulu, setelahnya baru menyusul. Dalam kantin yang sama, tapi mereka duduk di tempat yang berbeda. Emi dan yang lainnya tersenyum pada Sari, kecuali Riska. Dia memasang wajah masam dan tak suka.
"Ka, kita ajak Sari ke sini, ya!" pinta Ara.
