Aku berjalan cepat menuju ke kelas dan tak mau menoleh lagi ke belakang. sampai di kelas aku langsung duduk dan menenggelamkan wajah di antara lengan. Aku berusaha melupakan bayangan mereka berdua dalam benak. Bukankah dia bukan siapa-siapaku? Kenapa aku harus sedih? Aku mendongak, menahan air mata yang nyaris saja tumpah, lalu mengusap bagian pipi di bawah mata. Tidak berapa lama terdengar suara teman-teman yang kian mendekat. Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ara dan yang lainnya masuk ke kelas.
"Kami nyusul ke perpus malah sudah di sini aja nih anak!" Gerutu Riska setelah melihatku ada di dalam kelas.
"Maaf, kalian nggak bilang sih mau nyusul ke perpustakaan."
"Baca apaan, cepet banget?" tanya Lala.
"Baca apa aja, kalau aku semua aku baca, asal ada ilmunya."
"Cie cie cie, kalau orang pinter jawabannya gitu ya!" lanjut Gea.