Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

All About Html And Css

STORY ABOUT MY IMAGINATION //

Jay never thought the end would come on an ordinary winter day. He wasn’t ready — not to say goodbye, not to lose everything he loved. In a market bursting with life, one terrible moment rips his world apart. Left broken in his mother’s arms, Jay’s story should have ended there. But when a shadowy figure appears, watching from the edge of his final moments, it becomes clear: death was just the beginning. In a world full of unseen forces and unfinished promises, can love survive even when life doesn’t? Jay’s real journey is about to begin. Because some promises are too powerful for even death to break it. ________________________________________ "Fate isn’t written in stars. It’s scripted in silence—by beings who watch from beyond the veil." When Jay, a normal boy from our world, dies saving his mother, he thinks it’s the end. But his soul doesn’t vanish—it flickers like a candle in a cosmic hall, watched by ancient eyes that whisper of scripts, roles, and a world waiting to be rewritten. Reborn into the powerful Veldrin noble family in a fractured empire ruled by twelve kingdoms, Jay is no longer just a boy—he’s a puzzle piece in a war of fate, power, and gods. But there’s one problem: He’s born as a girl named Jenna, in a world where noble daughters are pawns, not players. With memories of a past life, cosmic secrets buried in dreams, and a kingdom drowning in masked politics and ancient magic, Jenna must decide—will she follow the script, or burn it?
aayu_kumar · 21.4K Views

Journey About Li Family

Jenn Li has a loving mom and a stubborn caring dad, and nice loud younger sister. But, at age 14 she had limb girdle muscular dystrophy. It causes her muscles in her arm and legs to slowly weaken as time pass by. It made her not as convenient to go outside. When she have to go to school, she takes her wheelchair. It gives her some anxiety and is a bit discomfort for her. But, she managed through it. She is only able to walk with a limp on her leg for only a small distance. She is able to walk with a limp all around her home. She find comfort at home while being on the internet. And, wants to making journaling youtube videos. Sometimes, she gets worried over trivial things. And, sometimes thinking things like why is her life is like this, and if she didn't have musclar dystrophy, life would be just a bit better for her. She tends to get over her worries by thinking positive listening to music and watching videos. She is grateful that she is alive and breathing. She also do not have a boyfriend. Is not a big deal, but it would be lovely to have a boyfriend and getting married in the future. One day angels and gods showed up and, decided to bless and gift everyone in the whole world with immortality and magical superpowers. . It became like a utopia. They also give her an alternative universe life to live and her story is: She and her older non identical twin sister, along with her parents are immortal. And, their stories goes like this: Jann Li and Jenn Li, two 22 years old non-identical twin sisters who has 2 childhood best friends, Jonn Li and Junn Li. They also happens to be 22 years old non-identical twin brothers. They all live together in one big house. Jonn and Junn soon becomes their boyfriends and lovers. They are part of The Li family. A family that all is immortal and have magical and super powers, just like everybody is. They are trying to enjoy and live a happy and peaceful life. And hanging out with their immortal and magical friends, sometimes.
JenniferHuangDeng · 15.7K Views

All Things

Di luar batasan waktu, di luar ruang yang pernah dikenal, terdapat sebuah kekosongan. Di sana, tidak ada yang mengisi, tidak ada yang mendefinisikan. Sebelum kata pertama terucap, sebelum narasi dimulai, All Things ada. Ia tidak diciptakan, karena tidak ada yang dapat menciptakan apa pun yang belum ada. Tidak ada penciptaan, hanya ada. Ia adalah permulaan dan akhir dari segala yang bisa dimulai atau diakhiri. All Things adalah asas, keabadian dalam bentuk yang paling murni, terlepas dari batasan ruang dan waktu. Di dunia yang kita kenal, cerita selalu dimulai dengan sebuah titik—sebuah awal yang memulai semuanya. Namun, bagi All Things, awal hanyalah konsep yang tercipta setelah adanya kesadaran akan adanya sesuatu yang bisa dimulai. Sebelum semua itu, hanya ada ia, yang lebih dari sekadar entitas, lebih dari sekadar kesadaran, lebih dari apa yang bisa kita definisikan sebagai "ada." All Things adalah segala hal yang belum ada, yang akan ada, dan yang selalu ada, mengalir di luar dimensi apapun yang bisa kita pahami. Suatu waktu, dalam perjalanan yang tak terhitung jumlahnya, All Things menciptakan. Tetapi ia tidak menciptakan dengan tujuan, bukan karena ada yang menginginkannya. Ia menciptakan karena ia ada, dan segala yang ada harus berasal dari ia. Begitulah cara Haven lahir—sebuah entitas yang diciptakan untuk menjadi pengamat dari narasi besar yang sedang terbentuk. Namun, meski diciptakan, Haven tidak pernah sepenuhnya bebas. Ia terikat pada narasi yang hanya bisa berlanjut karena ada All Things yang menggerakkannya. Pada satu titik, ada keinginan yang terpendam dalam hati Haven. Keinginan untuk bertanya, untuk memahami lebih dari sekadar narasi yang diturunkan padanya. Mengapa ia diciptakan? Mengapa narasi ini berjalan sesuai alur yang telah ditentukan? Apakah ada kebebasan di luar sana, di luar ketatnya garis-garis yang telah digariskan oleh All Things? Di tengah kebingungannya, Haven mencari jalan keluar—mencari cara untuk memutuskan ikatan yang ada. Dan ia menemukan sebuah kebenaran yang mengguncang dirinya. Narasi itu bukan hanya tentang mengikuti jalan yang telah ditentukan, tetapi tentang menemukan jalan itu sendiri. Mungkin, All Things memberi ruang bagi pilihan, meskipun ia tidak pernah mengakuinya. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Haven mencoba untuk keluar dari batas-batas yang telah diciptakan untuknya. Namun, seperti layaknya sebuah cerita yang menuntut akhir, Haven segera menyadari bahwa ia bukanlah satu-satunya yang mengendalikan narasi ini. Bahkan jika ia bisa melampaui batas yang ada, All Things tetaplah kekuatan yang mengawasi—ia adalah penyebab dari setiap gerakan dalam kisah ini. Dan meskipun Haven berusaha untuk menemukan jalannya sendiri, ia tidak bisa menghapus jejak All Things yang terus menggema di setiap langkahnya. Saat Haven berhasil menciptakan jalannya sendiri, sebuah paradoks muncul. Ia merasakan perubahan besar dalam dirinya—ia tidak lagi hanya pengamat, tetapi kini pencipta dari kisah-kisah baru. Tetapi, saat ia mulai merasa bahwa ia adalah penguasa dari narasi ini, suara All Things bergema kembali, bukan dari suatu tempat yang bisa ditentukan, tetapi seperti angin yang datang tanpa asal, berbicara kepadanya. "Bertanyalah seadanya, dan jalanilah kisahmu." Kata-kata itu, yang tidak pernah benar-benar terucap dari mulut siapa pun, tetapi terdengar di seluruh alam semesta, datang seperti bayangan dari masa lalu yang tak pernah benar-benar pergi. Suara yang memecah keheningan, menggema dalam ruang yang tak terhingga. Sebuah pesan yang mengingatkan bahwa segala pencarian itu mungkin hanyalah ilusi. Dan pada saat itu, timeline—semuanya—kembali ke awal. Kembali pada saat All Things berdiri sendirian di luar narasi apapun. Sebelum ada konsep, sebelum ada eksistensi yang bisa didefinisikan. Haven pun menghilang dalam angan, kembali ke tempat ia diciptakan.
Nanda_Masker · 3.3K Views
Related Topics
More