"Gue cuma bilang yang sebenarnya kok. Makanya gue langsung cari lo disini. Syukurlah kalau lo baik-baik saja." Ryan segera mengajak Felicia keluar dari kamar para cewek itu menuju ke ruang tamu. Ryan kemudian segera menghubungi tantenya melalui video call dan keduanya berbincang dengan Mama Felicia. Akhirnya, Mama Felicia merasa tenang setelah melihat putrinya baik-baik saja.
Kina, Likha dan Azzam juga sudah berada di ruang tamu saat ini. Mereka celingukan mencari keberadaan Andrea, Leo dan juga Alvin yang tidak kelihatan dari tadi.
"Kina, dimana Andrea dan Leo juga Alvin?" Tanya Likha yang merasa keheranan kenapa dari tadi tidak melihat sahabatnya itu. "Tadi sih sama gue, tapi sekarang kemana gue juga gak tau. Mungkin mereka sedang berkeliling bersama dengan Alvin dan Leo." Jawab Kina yang kemudian menarik tangan Likha menuju ke dapur.
"Likha, kita menyiapkan makan siang yuk! Lo udah baikan, kan?" Tanya Kina kepada Likha yang menjawab dengan anggukkan. "Gue mau bantuin kalian kalau begitu." Azzam juga segera mengikuti Kina dan Likha. Ketiganya kini sedang asik memasak makan siang di dapur.
"Likha, Azzam, sebenarnya apa sih yang terjadi pada Felicia? Gue ngerasa kok kalian menyembunyikan sesuatu ya?" Likha dan Azzam saling menatap. Mereka bingung akan mengatakan kejadian yang sebenarnya atau tetap menyimpan sendiri kejadian yang menimpa Felicia tadi.
"Memangnya kenapa? Bukankah lo lihat sendiri kalau Felic baik-baik saja?" Azzam mencoba menenagkan Kina yang mulai penasaran sementara Likha sedang memotong sayuran. Siang ini udara terasa begitu panas, Kina dan Likha berpikir kalau mereka akan memasak sayur bening saja agar terasa lebih segar saat menyantapnya.
"Tapi gue lihat Felic sangat ketakutan, saat gue tanya, dia tidak mau jawab. Gue jadi tambah bingung. Belum lagi kalian berdua yang sejak tadi bersama Felic juga bersikap sama dengannya." Kina merasa agak kesal saat kedua sahabatnya seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
Azzam dan Likha menghela napas, keduanya saling menatap lalu Likha menganggukkan kepalanya. Azzam dan Likha memutuskan akan menceritakan kejadian yang sebenarnya yang mereka berdua ketahui. "Kina, sebenarnya kami juga tidak tahu dengan pasti apa yang terjadi kepada Felic. Saat kami Tanya dia juga tidak menjelaskan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi." Cerita Azzam kepada Kina.
"Iya Kina, yang pasti dia berteriak sangat keras dan penuh ketakutan saat terbangun. Kami juga melihat wajahnya sangat pucat. Dan yang membuat kami agak merinding, teriakan Felic itu benar-benar menyiratkan ketakutan yang teramat sangat sehingga seolah dia sedang berada di antara hidup dan mati!" Likha menyambung cerita Azzam secara lebih detail. Kina dan Azzam juga Likha saling menatap satu sama lain.
"Likha, Azzam, kalian ngerasa gak sih kalau vila ini aneh?" ujar Kina dengan suara setengah bergetar. Dia tiba-tiba ngerasa tengkuknya dingin. Sementara Likha dan Azzam kembali saling memandang. Keduanya tentu saja mengakui kalau apa yang di rasakan Kina juga mereka rasakan.
"Kalian inget nggak saat gue mendengar beberapa suara yang aneh?" Likha dan Azzam menggelengkan kepala mereka. Kina lalu melanjutkan ceritanya. "Juga saat Likha terkunci di kamar mandi. Dan masih banyak lagi hal-hal aneh yang gue rasakan sejak pertama kali kita tiba di Vila ini?" Suara Kina semakin gemetar. Azzam juga melihat Likha menjadi ketakutan, dia kemudian mencoba mengalihkan perhatian kedua gadis yang terlihat mulai tidak nyaman.
"Kina, lo terlalu banyak berpikir. Sebaiknya kita segera menyelesaikan masakan kita. Teman-teman pasti sudah sangat lapar." kata Azzam kepada Kina dan Likha. Kina dan Likha menganggukkan kepalanya. Mereka segera menyelesaikan masakan mereka untuk makan siang. Likha dan Kina memasak sayur sawi di campur sosis dan bakso. Juga menggoreng paha ayam sebagai lauknya. Sementara Azzam saat ini sedang membuat sambal terasi.
"Selesai… sekarang kita hidangkan di meja makan. Gue akan mencari teman-teman yang lain dan segera mengajak mereka makan siang." Kina meninggalkan Azzam dan Likha. Sementara kedua orang yang saling mencintai itu kembali saling menatap karena memikirkan ucapan Kina tadi. Apa yang di katakana oleh Kina memang ada benarnya. Terutama Azzam yang sudah mencurigai tentang sikap Andrea sebelumnya. Azzam yakin kalau Andrea juga merasakan sesuatu yang ganjil, hanya saja gadis itu tidak mau mengaku saat dia bertanya.
Azzam seketika mengingat kalau beberapa hari yang lalu Andrea memaksa keluar di tengah malam sehingga dia harus menemani kedua gadis itu. Andrea bersikeras kalau dia melihat sosok wanita misterius yang berdiri di bawah pohon kamboja di samping kolam renang. Padahal saat mereka sampai di tempat itu tidak ada siapapun di sana.
"Sayang… apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Likha yang melihat Azzam malah melamun. Likha merasa kalau pacarnya juga menyembunyikan sesuatu darinya. "Tidak ada! Sekarang kita bawa semua masakan kita ke meja makan. Aku sudah sangat lapar!" Azzam mencoba mengalihkan pertanyaan Likha. Azzam tidak mau Likha dan teman-temannya merasa ketakutan saat ini. Bukankah tujuan mereka kemari untuk bersenang-senang?
"Ryan, Felic, kalian mau makan tidak?" Tanya Azzam kepada kedua sepupu yang sedang mengobrol serius di ruang tamu. "Tentu saja! Kami sangat lapar, kalian masak apa?" Tanya Ryan yang langsung menghampiri Azzam dan Likha di ruang makan. Sementara itu, Kina dan Alan sedang mencari keberadaan Andrea, Leo dan Alvin yang belum juga ketemu.
"Kina, dimana Andrea, Leo dan Alvin?" Tanya Alan yang sejak tadi celingukan tidak melihat orang yang mereka cari. "Iya, kemana sih mereka? Bukannya tadi sama gue? Kok gue gak sadar kalau ketiganya ngilang." Cicit Kina sambal cengegesan. Kina selalu salah tingkah saat hanya berdua bersama dengan Alan. Semenjak Azzam mengatakan kalau Alan memiliki perasaan lebih terhadapnya, Kina merasa antara percaya dan tidak karena sikap Alan masih belum jelas sampai saat ini. Kina hanya merasakan kalau Alan memang selalu mencari perhatiannya setiap kali mereka sedang berkumpul bersama teman-temannya.
"Kina, kita cari ke sana! Siapa tahu mereka berada di sana." Alan menunjuk kearah ruang musik yang berada di antara ruang Gym dan ruang kaca yang terdapat banyak lukisan di dalamnya. "Oke, kalo nggak ketemu kita langsung kembali saja ya, Alan!" Kata Kina sambil menggandeng tangan Alan. Kina merasa takut meski di siang bolong, sementara Alan menganggap kalau Kina mulai membalas perasaannya.