Alia memandang Deni dengan alis berkerut, tapi dia masih tidak mengerti apa yang dia maksud.
"Siapa mereka? Siapa yang akan aku lawan?"
"Baiklah, mari kita mulai pelan-pelan. Pertama-tama, aku akan menjelaskan apa yang pertama kali kita temukan di awal."
"Oke."
Pria itu terdiam beberapa saat, seolah-olah dia berusaha memilah-milah pikirannya yang sedang kacau, dan setelah beberapa saat, dia perlahan berkata, "Pertama-tama, ketika kami melakukan misi penghancuran di luar negeri setahun yang lalu, kami menemukan telegram rahasia dari pihak lain dengan isi di dalamnya. Telegram itu pun dienkripsi. Pakar pemecahan teka-teki kami akhirnya memecahkan artinya setelah setahun. Itulah alasan utama mengapa aku kembali sebulan yang lalu, yaitu untuk melindungi Handoko."
Alia sedikit terkejut, otaknya berputar dengan kencang, berusaha mengalirkan kata-kata Deni bersama-sama, dan gambar di otaknya berangsur-angsur menjadi jelas.
"Isi telegram ini tentang Wijaya Group?"