Dhanu sangat marah. Dia telah menahan api kemarahannya dari tadi. Berpikir tentang adegan barusan di meja anggur, kemarahannya malah meningkat.
Dia mencela dirinya sendiri dan berkata kepada Alia, "Alia, maaf, jika bukan karena kondisiku saat ini, orang-orang itu tidak akan berani berbicara denganku seperti ini!"
"Tidak apa-apa, aku sudah mempersiapkan mental untuk situasi seperti ini dari dulu. Kurasa aku orang luar sekarang. Di matanya, aku bukan hanya wanita keji yang membunuh suaminya, tapi juga orang yang tidak bermoral untuk bekerja bagi Wijaya Group?"
Melihat senyum mencela di sudut mulut wanita itu, Dhanu tidak bisa menahan rasa sakit, mengerutkan kening, dan perlahan mengulurkan tangannya, berpikir kalau dia ingin memeluk wanita kecil yang terlihat tak berdaya ini, tetapi pada akhirnya dia hanya menggantung tangannya di udara, dan dengan cepat berpura-pura merapikan dasinya, sambil menarik tangannya kembali.