Saat Handoko dan Hendra memasuki pipa, semua orang menahan napas dan menatap lorong gelap dengan saksama, merasa sangat gugup.
Pada saat ini, tembakan keras tiba-tiba terjadi di luar.
"Tidak, semua bersiap-siap untuk menahan musuh, agar mereka tidak bisa melukai Tuan Muda!"
Teriak Wawan dengan gugup. Dia segera menjaga Kendra di belakangnya, memegang senjata, dan menajamkan pandangannya ke sekitar selama beberapa saat. Dia juga terus memerhatikan jendela, karena takut musuh tiba-tiba naik.
Suara di luar sangat ganas, suara peluru dan peluru terus-menerus ditembakkan, dan wajah semua orang terlihat penuh konsentrasi, dan mereka siap bertarung kapan saja.
Tapi saat mendengarkan, ada seseorang di dekat jendela yang bergumam dengan rasa ingin tahu, "Wakil ketua, itu tidak benar, suara ini tidak terasa seperti serangan yang kuat pada pihak kita, tapi seperti bermain dengan orang-orang di luar."
