Handoko memandang Hartono, yang rela melakukan segalanya untuk menyelamatkan dirinya dan putrinya, dengan tatapan dingin.
Di sisi lain, Alia hanya bisa duduk diam, mendengarkan percakapan mereka, merasa sedikit tidak nyaman.
Melihat suasana menjadi sunyi lagi, dia menutup bibirnya perlahan dan bertanya pada Bonita, "Bonita, kamu sebenarnya bisa benar-benar bahagia. Apakah itu Cahyo atau ayah kandung yang ada bersamamu sekarang, mereka berdua memperlakukanmu dengan cara yang sama. Penuh ketulusan dan keputusasaan untuk membahagiakanmu. Tapi mengapa kau begitu kejam?"
"Huh, Alia, kau tidak bisa berpura-pura menjadi orang suci di sini. Kau bilang aku kejam? Mengapa menurutmu aku menjadi seperti ini? Jika kau tidak muncul, dan merebut segala sesuatu yang aku miliki di dunia ini, bagaimana aku bisa menjadi seperti diriku yang sekarang?! Semua ini disebabkan olehmu!"
Raungan parau terdengar, sangat menusuk telinga.