Hati Handoko mencelos, dan dia buru-buru berlari ke pintu ruang perkakas. Handoko mencoba menarik pintu dengan kuat, tapi dia menyadari bahwa pintunya sudah berkarat dan tidak bisa lagi ditarik.
"Paman Handoko, tolong bantu Kendra, dia sedang demam tinggi. Dahinya sudah sepanas api."
"Oke, mundur sedikit dan aku akan menendang pintu hingga terbuka."
"Oke."
Suara Thalia terdengar sedikit lemah dan membuat Handoko khawatir.
Melihat pintu besi berkarat di depannya, jantungnya tenggelam, dan mengayunkan kaki rampingnya ke atas dan menendang dengan cepat.
Dengan suara keras, gerbang besi itu mengeluarkan suara teredam, dan tenggelam sebagian, tapi tetap tidak bisa dibuka.
Handoko menendang dengan keras lagi, dan beberapa suara teredam membuat Donny dan Hendra yang berada di luar halaman segera bergegas ke vila dengan cemas.
"Tuan Handoko, apa yang terjadi?"
"Mereka ada di dalam, pintunya berkarat, cepat cari perkakas dan buka pintunya!"
"Oke! Tunggu dulu."
