"Terima kasih."
Senyuman pria itu semakin lebar ketika dia mendengar wanita itu memuji dirinya sendiri secara terus terang untuk pertama kalinya.
Rasanya seolah-olah dia telah menaklukkan seluruh dunia, dan hatinya dipenuhi dengan rasa pencapaian. Dia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya meskipun sebenarnya dia sudah mencetak berbagai macam pencapaian mengagumkan.
Mereka berdua mengosongkan botol di tangan mereka sambil mengobrol.
Sebelum Alia bisa menyadarinya, pipinya mulai terlihat memerah, dan matanya kabur.
Ketenangan dan kecenderungannya untuk menahan diri berangsur-angsur menghilang, dan dia mulai menunjukkan dirinya yang sejati.
Dia suka berbicara, tertawa, dan mengutarakan keluhannya. Pada akhirnya dia mulai berbicara banyak dengan Handoko di bawah pengaruh alkohol.
