William berbicara dengan Kendra untuk waktu yang lama. Setelah mengetahui tentang keadaan Alia dan kecelakaan yang menimpanya, dia bahkan merasa lebih khawatir sekarang. Dia menutup telepon dan segera memesan penerbangan paling awal ke Indonesia keesokan harinya.
Pada saat ini, Handoko dan Dhanu sedang duduk di kamar suite presidensial hotel, diam-diam memandangi Nyonya Wijaya yang duduk di seberang sambil memelototi dua pria tersebut.
Bonita menggenggam erat pergelangan tangan Nyonya Wijaya dengan ekspresi sedih, dan dia menatap ke arah Handoko yang duduk di sisi berlawanan seperti gunung es dengan takut, dan merasa gemetar di dalam hatinya.
Setelah sekian lama, Nyonya Wijaya langsung bertanya dengan tidak sabar, "Handoko, aku tahu kamu sudah muak dengan Bonita dan ingin meninggalkannya. Tapi dari dasar hatiku, aku ingin kamu berbaikan dengannya. Aku rasa kau membencinya dengan alasan yang tidak masuk akal, dan itu sudah keterlaluan, bukan?"