Kepala Sekolah Tenbi Akademi, Minori Rokujou tengah duduk bersantai di ruangannya.
"Kalau berdiam seperti ini saja rasanya tidak enak. Tapi aku juga sedang malas," ungkap sang Kepala Sekolah berambut merah dan berdada besar ukuran i-cup tersebut.
Dia menarik resleting jaket merahnya hingga ke bawah dan memperlihatkan belahan dadanya yang berukuran besar.
"Bagaimana jika aku bermain solo dulu untuk menghilangkan rasa bosan?"
Minori memainkan kedua gunung kembarnya yang berukuran besar tersebut. Kedua tangannya meremas-remas asetnya yang begitu besar.
"Ah, ternyata enak juga melakukan hal seperti ini. Dengan demikian ukuran gunung kembarku akan semakin membesar dan mengalahkan ukurannya si Aki."
Tangan kiri Minori juga perlahan digerakkan menuju ke area kewanitaan miliknya dan menggerakkan dengan lembut jemari-jemarinya pada area kewanitaannya.
Dia mendesah pelan menikmati permainan solo tersebut, hingga jarinya mulai basah. Cairan itu keluar dari area kewanitaannya dan membasahi jari-jemarinya. Minori menarik jari-jemarinya dan menatapnya.
"Ternyata basah juga, yah. Sepertinya akan terasa menyenangkan jika aku bermain dengan anak laki-laki. Mungkin Takeru Ooyama bisa memuaskan hasratku."
Minori segera memanggil Takeru melalui sambungan telepon.
Takeru yang sedang makan siang segera mengangkat ponselnya yang berbunyi.
"Ada apa, Ibu Kepala Sekolah?" tanya Takeru.
"Datanglah ke ruanganku. Ada hal penting yang harus kita bicarakan," jawab Minori.
Takeru terlihat kaget akan panggilan tersebut. Dia memikirkan bahwa dia akan mendapatkan sebuah sanksi atau hukuman atas tindakannya yang akhir-akhir ini sering datang telat ke sekolah.
"Kamu tidak perlu khawatir dan takut. Ini bukan hal yang seperti kau pikirkan. Takeru cukup datang dulu saja," kata Minori menyakinkan kepada Takeru bahwa itu adalah hal yang menyenangkan dan baik.
"Baik, Ibu Kepala Sekolah."
Takeru segera menghabiskan makanannya dan meminum air putih. Setelah itu dia segera berjalan menuju ke ruangan kepala sekolah.
Takaeru mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.
"Masuk saja," kata Minori yang berada di dalam ruangan tersebut.
Takeru memasuki ruangan tersebut dan segera menutup pintunya. Dia sangat kaget melihat Kepala Sekolah yang sedang meremas-remas gunung kembarnya sendiri.
"Ibu Kepala Sekolah!" kata Takeru yang terlihat kaget akan apa yang dia lihat.
"Aku sudah menduga bahwa kau akan kaget, Takeru-kun. Aku memanggilmu karena aku ingin kau memuaskanku," ajak Minori. "Ayo kita berhubungan seks. Mumpung sepi dan aku ingin sekali berhubungan seks."
Minori memasukkan jari-jarinya pada area kewanitaannya.
"Aku sudah basah sekali. Jadi, ayo kita bercinta. Walaupun ini adalah cinta terlarang. Tapi dunia ini adalah milik kita berdua."
Takeru begitu tergoda akan keindahan tubuh dan kebesaran gunung kembar dari Minori Rokujou. Takeru segera menghampiri Ibu Kepala Sekolah yang sedang masturbasi.
Sepasang tangan Takeru segera meremas-remas gunung kembar Minori.
"Wow, punya mu besar sekali, Ibu Kepala Sekolah," kata Takeru yang takjub akan kebesaran dna keindahan aset sang Kepala Sekolah.
Takeru membuka jaket merah sang Kepala Sekolah sehingga memperlihatkan sepasang puting gunung kembarnya yang begitu merah merona seperti rambut merah sang Kepala Sekolah yang begitu indah.
Takeru menjilati belahan dada sang Kepala Sekolah sambil kedua tangannya meremas-remas gunung kembar Minori yang berukuran i-cup.
Minori merasa geli akan apa yang Takeru lakukan pada dirinya.
"Kalau kamu haus. Minumlah susuku. Air susu ini mengandung banyak gizi yang baik dan bagus untuk perembangan otakmu agar kau tidak bodoh," kata Minori.
Takeru langsung menggigit puting gunung kembar sang Kepala Sekolah. Sambil meremas-remas gunung kembar Minori. Takeru menikmati setiap cairan yang keluar dari gunung kembar yang dia gigit. Takeru secara bergantian menggigit gunung kembar tersebut dan menikmati setiap cairan bergizi tinggi yang dia minum.
Minori meringis kesakitan ketika Takeru menggigit gunung kembarnya dan meminum cairan yang begitu kaya akan gizi miliknya. Dia merasa kesakitan, tapi dia juga menikmati hubungan terlarang antara Kepala Sekolah, dan sang Murid.
Setelah menggigit gunung kembar Minori secara bergantian. Takeru menjilati leher Ibu Kepala Sekolah sambil tangannya tetap meremas-remas gunung kembar yang berukuran i-cup tersebut.
"Apakah aku bebas melakukan apa saja padamu, Ibu Kepala Sekolah?" tanya Takeru yang sedang menjilati leher Minori.
"Sudah aku katakan, Takeru. Dunia ini adalah milik kita berdua dan buatlah aku puas," jawab Minori dengan wajah yang merah merona.
Setelah menjilati setiap bagian leher sang Kepala Sekolah. Tangan kanan Takeru memegang dagu Minori dan menatap wajahnya. Baik Takeru dan Minori sama-sama berwajah merah dan terlihat canggung.
"Aku mencintaimu, Ibu Kepala Sekolah Minori," kata Takeru.
"Aku-" ucapan Minori terpotong ketika Takeru langsung mencium merahnya dengan penuh nafsu.
Tangan kiri Takeru masi meremas-remas kedua gunung kembar Minori secara bergantian sambil dia mencium bibir sang Ibu Kepala Sekolah dengan penuh nafsu. Kedua sejoli itu tenggelam dalam lautan nafsu yang begitu menggoda.
Lidah mereka berdua saling beradu dan bertautan untuk saling berbagi cinta dan melampiaskan hasrat cinta dan nafsu mereka berdua.
Kedua tangan Minori memeluk Takeru lebih erat seolah-olah sang Ibu Kepala Sekolah tidak ingin melepaskan murid lelakinya sedetikpun. Sementara Takeru semakin tenggelam dalam hasrat, cinta, dan hawa nafsu.
Takeru benar-benar tidak menyangka bahwa dia bisa melakukan hal seperti ini dengan sang Ibu Kepala Sekolah yang begitu cantik, cerdas, berwibawa, dan seksi.
Setelah cukup lama berciuman. Takeru segera menurunkan kepalanya ke arah area kewanitaan Minori dan mulai menjilatinya. Kedua tangan Takeru masih tetap meremas-remas gunung kembar sang Ibu Kepala Sekolah.
Minori Rokujou terlihat geli ketika Takeru menjilati area kewanitaannya sambil meremas-remas gunung kembarnya. Dia tidak menyangka Takeru akan bertindak cukup jauh.
"Ternyata kau basah juga, Ibu Kepala Sekolah Minori."
Takeru segera berdiri dan membuka resleting miliknya. Tanpa pikir panjang, tangan kirinya memegang kepala Minori yang merah, dan mengarahkannya untuk mengulum batang kejantanan miliknya.
Minori terkaget dengan mulutnya yang terbuka dan mulut tersebut segera mendarat pada batang kejantanan milik Takeru. Remaja lelaki itu bertindak cukup brutal dengan memaksa sang Ibu Kepala Sekolah untuk mengulum batang kejantanannya. Kedua tangannya memegang kepala sang Ibu Kepala Sekolah dan bergerak maju-mundur. Sementara Minori Rokujou terlihat pasrah diperlakukan seperti itu, tapi dia cukup menikmatinya.
Minori segera mendorong Takeru karena wajahnya memerah dan terlihat kekurangan nafas. Nafas sang Ibu Kepala Sekolah terlihat ngos-ngosan.
"Aku benar-benar sesak nafas, Takeru. Kalau kau mau, yang di bawah saja," kata Minori sambil memegang area kewanitaannya.
"Baik, Ibu Kepala Seklah Minori. Maafkan aku jka terlalu keras karena aku melakukannya secara spontanitas."
Takeru segera menurunkan celana dalam Minori Rokujou yang menutupi area kewanitaannya. Dia memasukkan batang kejantanannya itu ke dalam lubang yang penuh kenkmatan tersebut.
Baik Takeru maupun Minori sama-sama meringis. Ini untung pertama kalinya Minori direnggut kesuciannya oleh seorang lelaki dan bagi Takeru. Ini pertama kali dalam hidupnya merasakan hubungan seks yang sesungguhnya, setelah selama ini dia hanya melakukan masturbasi sambil membayangkan para perempuan dari setiap video porno yang dia tonton.
Takeru melakukan gerakan maju-mundur cantik, di mana batang kejantanannya bergerak maju-mundur pada area kewanitaan Minori Rokujou yang dia tancapkan.
Minori Rokujou mengerang kesakitan menikmati rasa perihnya hubungan seks antara mereka. Takeru segera meremas-remas kembali gunung kembar sang Ibu Kepala Sekolah dan mencium bibirnya agar sang Ibu Kepala Sekolah tidak berisik. Kedua tangan Minori memeluk tubuh Takeru agar hubungan seks yang mereka lakukan semakin berhasrat dan menggelora.
Sambil menikmati lubang kenikmatan milik Minori. Takeru juga menikmati ciuman penuh hasrat dengan sang Ibu Kepala Sekolah sambil meremas-remas gunung kembarnya. Bagi Takeru, ini adalah hari terindah dalam hidupnya. Di mana dia bisa berhbungan seks dengan salah satu perempuan tercantik dan terseksi di Akademi Tenbi.
Sementara itu, bagi Minori. Dengan berhubungan seks bersama Takeru, membuat dirinya merasa puas, dan bahagia. Ada kepuasan yang akhirnya bisa dia dapatkan dengan berhubungan seks bersama seorang lelaki, walaupun lelaki itu jauh lebih muda dari dirinya.
Cairan putih kental keluar dari batang kejantanan Takerua dan membasahi area kewanitaan lalu mengalir ke dalam rahimnya. Minori Rokujou begitu senang ketika Takeru telah sampai pada puncaknya dan membuahi rahimnya dengan cairan putih kental yang dia keluarkan.
Setelah batang kejantanan itu mengeluarkan cairan. Takeru berhenti menggauli Minori. Dia tertunduk lemas dan segera pingsan setelah menggauli sang Ibu Kepala Sekolah.
Sementara itu, Minori bangkita dari posisinya, dan membersihkan cairan kental pada area kewanitaannya maupun bekas air susu pada gunung kembarnya.
Minori menatap Takeru yang tergeletak di lantai setelah melayani hasrat dan hawa nafsunya.
"Kamu terlihat begitu damai dan senang setelah membuatku puas." Minori segera memberikan kecupan pada bibir dan dahi sang remaja lelaki tersebut. "Terima kasih telah membuatku puas dan melayaniku. Mungkin aku akan menjadi seorang Ibu yang sesungguhnya setelah ini."
Minori kemudian menjilati cairan kental yang berada pada ujung batang kejantanan milik sang murid. "Walaupun rasanya asin dan baunya amis. Tapi cairan ini adalah cairan kehidupan yang akan melahirkan individu baru dari dalam rahimku."