Chereads / Exor Sang Pembawa Kekacauan / Chapter 19 - Pecahnya perang

Chapter 19 - Pecahnya perang

Suara ledakan itu terdengar begitu keras. Sesaat kemudian para petarung yang dikurung di dalam sel penjara mulai keluar satu persatu. Kemudian, aku melihat seorang setengah binatang yang memiliki wujud manusia kecuali pada bagian punggung dimana sayap terlihat tumbuh dari punggungnya. Ia mendekati arena lalu mengayunkan tangannya dengan pelan. Secara tiba-tiba pagar pembatas arena hancur.

Aku dan manusia buaya, Kroko melihatnya dengan tatapan takut. Apa-apaan itu? Dia pasti jauh lebih kuat dibandingkan Kroko. Dengan kekuatan seperti ini, apakah dia seorang Exor?

"Hentikan pertarungan kalian, sekarang perang sudah pecah. Kalian sebagai subjek dari Nona Zwein diharuskan untuk ikut perang. Penolakan berarti kematian." Setelah mengatakan itu, pria bersayap tersebut berbalik. Kekuatannya membuatku ngeri sehingga aku memutuskan untuk mengikutinya.

Kroko juga mengikuti langkahku, nampaknya bahkan manusia buaya ini takut terhadap pria bersayap tersebut. Kami berjalan keluar dari arena. Di depan pintu masuk arena aku melihat petarung lain juga berkumpul. Tak hanya petarung di ruangan kami. Tetapi petarung-petarung lain dari Liga yang lebih tinggi juga dikumpulkan bersama.

Ada tiga orang yang berdiri di depan kerumunan, yang pertama adalah pria bersayap, yang kedua adalah manusia setengah kuda, penampilannya mirip dengan legenda Centaur yang memiliki tubuh bagian bawah kuda sementara tubuu bagian atas manusia. Dia juga memakai armor besi yang menutupi seluruh tubuhnya. Jangan lupakan pedang besar yang menggantung di punggungnya.

Sosok terakhir adalah orang yang paling mengintimidasi. Dia berdiri dengan tegak di tengah pria bersayap dan juga manusia kuda. Sosok tersebut tidak memiliki bagian tubuh binatang, aku yakin dia bisa mengendalikan bentuk tubuhnya dengan sempurna mirip dengan yang dilakukan Zwein.

"Kenapa kalian semua diam saja?! Selama kita membunuh mereka bertiga kita akan bebas! Apa kalian ingin melewatkan kesempatan ini hah?!" Suara teriakan tersebut membuat kaget semua orang. Aku melihat bahwa orang yang berteriak berasal dari Liga pertarungan yang lebih tinggi. Teriakannya membuat semua orang berbisik-bisik.

Banyak orang yang setuju dengan ajakan tersebut.

"Ayo serang mereka bertiga!"

"Aku ingin kebebasan!"

"Aku lelah bertarung terus! Mari kita akhiri semua ini!"

Setengah dari kumpulan petarung segera berlari ke depan. Mereka mencoba mendekati ketiga orang di depan. Tak ada satupun dari ketiga orang tersebut yang panik. Sebaliknya mereka dengan tenang menatap para petarung yang mencoba menyerang mereka.

Sang manusia setengah kuda mengambil pedangnya. Saat dia mengangkat pedangnya, aku melihat cahaya ungu aneh melapisi pedang tersebut. Manusia setengah kuda itu mengayunkan pedangnya. Cahaya ungu itu membentuk bulan sabit dan menyebar kearah para penyerbu.

Sebuah pemandangan langsung mengejutkanku. Semua penyerang tersebut terpotong menjadi dua begitu saja. Tak ada yang selamat, semuanya terpotong begitu rapi sehingga membuatku merasa ngeri. Darah membanjiri lingkungan ini. Potongan tubuh setengah binatang tersebut membuatku merasa jijik dan mual.

"Setiap penolakan berarti kematian. Jangan menganggap diri kalian tinggi, Satu-satunya alasan kenapa kami mengajak kalian berperang adalah karena kami membutuhkan umpan meriam untuk mengurus umpan meriam lainnya."

Kali ini semua yang selamat mendengarkan dengan tenang. Tak ada yang cukup bodoh untuk menentang ketiga orang tersebut. Melihat bahwa para petarung mendengarkan perintahnya, sang manusia setengah kuda mengangguk senang.

"Kalau begitu, sekarang kalian ikuti kami."

Ini pertama kalinya aku melihat pemukiman para setengah binatang. Arsitekturnya mirip dengan rumah manusia dengan beberapa modifikasi pada ukuran pintu dan lain-lain. Kurasa itu hal yang wajar mengingat bahwa mereka dulunya adalah manusia. Ada banyak perumahan yang kosong, jalan-jalan juga sangat sepi. Nampaknya semua setengah binatang telah pergi ke satu tempat.

Derold pernah berkata bahwa situasi disini sangat tegang, namun, aku tak pernah menyangka bahwa perang akan pecah begitu saja. Aku benar-benar bersyukur, pecahnya perang berarti kekacauan. Aku berharap dalam kekacauan tersebut aku bisa menemukan jalan untuk kabur dari sini.

Setelah beberapa saat akhirnya kami keluar dari pemukiman di bawah kekuasan Zwein, bila aku tidak salah. Mengingat cerita Derold dan juga sebagian cerita Leon, aku menduga kelima pilar akan berperang melawan Tikus Hitam. Tentu saja, ada kemungkinan bahwa salah satu dari kelima pilar telah pindah sisi ke Tikus Hitam.

Setelah beberapa saat aku melihat sebuah benteng dari kejauhan. Beberapa ratus setengah binatang menjaga benteng tersebut. Selain pasukan yang menjaga benteng, ada juga beberapa kumpulan setengah binatang yang menunggu dari kejauhan. Nampaknya, mereka adalah kelompok yang akan menyerang benteng. Sama seperti kelompok kami.

Melihat kedatangan kami, kelompok orang itu juga mendekat. Setelah cukup dekat, mereka berhenti mendekat. Aku melihat setiap kelompok dipimpin oleh tiga orang kuat seperti kelompok kami yang dipimpin oleh pria bersayap, manusia setengah kuda, dan seorang pria misterius. Ada sekitar empat kelompok sehingga secara total ada 12 orang yang memimpin keempat kelompok tersebut.

"Apa ini semua tim penyerbu? Bagaimana dengan medan pertempuran lain?"

"Aku merasa medan pertempuran lain aman. Tuan Tenbu dan Tuan Chereby telah mengepung daerah kekuasaan Tuan Elzard. Ini adalah kesalahan fatal Tuan Elzard untuk mengkhianati aliansi kelima pilar."

"Dengan adanya Tuan Tenbu dan Tuan Chereby seharusnya medan pertempuran lain telah ditentukan kemenangan kita. Bagaimana dengan Nona Zwein dan Tuan Ritsu? Apa mereka akan menyerang benteng bersama kami?"

"Mereka berdua sudah bertarung sejak tadi, apa instingmu sudah tumpul? Seharusnya mereka sedang bertarung di sebelah sana."

Pria misterius yang memimpin kelompok kami menunjuk pada satu titik di hutan yang jauh disana. Mendengar ucapannya, aku mencoba mengamati sesuatu. Ucapan dia benar, aku melihat beberapa pohon yang sangat tinggi tumbang begitu saja. Nampaknya ada pertarungan tingkat tinggi di sebelah sana.

"Kalau begitu, apa kita juga akan kesana?"

"Tidak, kita bertugas untuk menangkap benteng ini. Perintahkan yang lain untuk bersiap, kita akan menyerang sebentar lagi."

"Baiklah."

"Aku akan menginformasikannya."

Para pemimpin dari berbagai kelompok pergi ke berbagai arah. Nampaknya masih ada pasukan utama yang belum sampai. Disaat aku sedang mengamati situasi aku merasakan seseorang menepuk pundakku. Aku berbalik dan melihat Kroko dan juga Steve yang sedang bersama.

"Ada apa? Jangan bilang kau ingin bertarung di waktu seperti ini?" aku sudah tidak merasakan takut lagi saat menghadapi manusia buaya ini.

"Tak ada dari kita yang ingin berperang, namun, aku yakin kalian berdua juga tidak berani untuk kabur mengingat resiko kematian yang sangat tinggi. Daripada ikut berperang sendirian, kurasa lebih baik jika kita membentuk kelompok kecil untuk saling menjaga punggung masing-masing."

Steve berkata padaku dengan nada datar. Kroko mengangguk mendengar perkataan Steve lalu, "Kami berdua sudah setuju untuk membentuk kelompok kecil. Bagaimana denganmu manusia kecil, walaupun cukup lemah tetapi kau cukup lincah."

"Apa maksudmu lemah? Aku hampir mengalahkanmu tadi. Hmm, kurasa aku juga akan ikut bergabung."

Sekali lagi, aku ingat bahwa mereka dulunya manusia. Setengah binatang yang bisa mempertahankan akalnya tentu tidak sebodoh yang kubayangkan.Pembentukan kelompok ini jelas sesuatu yang menguntungkan individu, karena dalam perang, siapa saja bisa tiba-tiba menusuk dari belakang.