Chereads / Exor Sang Pembawa Kekacauan / Chapter 12 - Menyelamatkan Adik Clarissa

Chapter 12 - Menyelamatkan Adik Clarissa

"Apa kalian mengerti tingkatan kekuatan dalam dunia Exor?" tanya Leon. Kami bertiga menggelengkan kepala kami.

"Aku tak tahu semua tingkatan tetapi tiga yang pertama, aku bisa mengingat dengan jelas. Tingkat pertama adalah hamba suci, tingkat kedua disebut pengikut taat, tingkat ketiga disebut pembawa pesan. Di katakan masih ada tingkat-tingkat selanjutnya tetapi aku tidak mengenalnya. Yang jelas ketiga tingkat itu dibagi kembali menjadi 3 tahap yaitu bawah, menengah dan, atas.

Tuan Tikus Hitam berdasarkan rumor memiliki kekuatan pengikut taat tahap menengah. Untuk menangani ribuan hamba suci, seorang pembawa pesan saja sudah cukup. Namun, masalah muncul ketika rata-rata orang telah menembus tahap pengikut taat. Seorang pembawa pesan saja tidak cukup.

Akibatnya beberapa orang berhasil keluar dari wilayah barrier. Untungnya Tuan Tikus Tanah pintar. Dia membawa lima orang paling berbakat untuk melayaninya secara langsung. Mereka berlima adalah pilar bawahan Tikus Tanah, Zwein adalah salah satunya.

Dampak positifnya, dia bisa mengatur kebanyakan setengah binatang dengan lebih mudah. Dampak negatifnya dia tidak bisa mengontrol kelima bawahannya secara penuh. Kelima pilar itulah yang kini sering membunuh manusia yang naik ke bukit Verra."

Aku mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai tingkatan Exor dan sejenisnya. Aku bertanya-tanya, apakah sekarang aku berada di tingkatan hamba suci atau bahkan masih belum memasuki tingkatan apapun?

"Kalau begitu bagaimana denganmu, apa yang dilakukan kau disini?" tanya Clarissa. Ini adalah pertanyaan penting, sampai saat ini, Leon terlihat ramah dan memberi kami banyak informasi, tetapi kami belum mengetahui kenapa dia ada disini, kenapa dia memberikan kami informasi dengan mudah.

Leon nampak sudah menduga akan pertanyaan Clarissa, dia kemudian menjawab, "Aku mencoba kabur dari sana. Satu-satunya alasan kenapa aku bisa kabur adalah karena kekuatanku cukup untuk menyaingi salah satu dari kelima pilar Tuan Tikus Hitam. Aku berterima kasih pada Tuan Tikus Hitam karena sudah mengubahku, tetapi kami memiliki tujuan yang berbeda, aku tidak tahan dengan perilaku mereka yang membunuh manusia dengan mudahnya."

Orang ini … Aku sedikit terkejut, aku tidak menyangka bahwa Leon sekuat itu. Jika apa yang dikatakannya benar, maka dia bisa menjadi bantuan besar bagi kami.

Clarissa lalu bertanya, "Apa kau tahu sesuatu mengenai adikku?"

Leon memiringkan kepalanya dan menatap Clarissa heran,"Adikmu?"

Clarissa menceritakan mengenai adiknya. Leon mendengarkan cerita itu dengan baik. Setelah selesai, dia segera berkata,"batu besar yang kau lihat kemungkinan adalah salah satu pintu masuk melewati barrier. Kemungkinan besar adikmu berada di dalam barrier. Adapun bagaimana nasibnya, itu tergantung dengan siapa dia pertama kali bertemu."

Berada dalam barrier … Itu jelas sangat berbahaya menurut informasi dari Leon ada setidaknya ribuan setengah binatang, ada banyak yang tidak bisa mengendalikan insting kebinatangan mereka. Ada juga yang hobi melukai manusia. Jelas, disana bukan tempat yang aman untuk adik Clarissa.

Clarissa tahu fakta tersebut, namun, aku bisa melihat tekad di wajahnya. Dengan berani, ia berkata, "Aku perlu menyelamatkan adikku."

Arnold yang mendengar ucapan Clarissa, segera berubah ekspresi. "Apa yang kau katakan, apa kau tidak mendengar perkataan Leon?! Tempat itu berbahaya ada kemungkinan besar adikmu telah mati!"

"Aku tidak bisa diam saja Paman! Dia adalah keluargaku satu-satunya, bahkan jika kesempatan dia hidup sangat kecil, aku masih perlu menyelamatkannya!" teriak Clarissa pada Arnold.

Kalau begitu, bagaimana denganku … Apa aku perlu membantu Clarissa? Sejauh ini aku telah mendapatkan informasi mengenai Exor dan kejadian di bukit ini, bisa dibilang aku sudah memenuhi tujuan awalku. Ditambah lagi, di dalam barrier pasti sangat berbahaya. Aku tak bisa menjamin bisa mengalahkan setengah binatang yang paling lemah disana. Apa aku perlu mengambil resiko untuk membantu Clarissa?

Saat aku bimbang dengan keputusanku, Leon tiba-tiba berbicara.

"Jika adikmu benar-benar di dalam barrier, mungkin aku bisa membantumu."

Aku yang mendengar perkataan Leon mengerutkan keningku, "Apa maksudmu? Bukankah kau bilang kau kabur dari sana? Jangan bilang kau ingin kembali."

"Dengan kekuatanku saat ini, seharusnya tidak sulit bagiku untuk kabur lagi, namun, nasib adik nona Clarissa dalam bahaya, aku yakin jika Nona Clarissa mencoba menyelamatkan adiknya sendirian, tak hanya gagal menyelamatkan adiknya, nyawanya juga terancam dalam bahaya."

Apa ini? Apa dia serius? Leon … meskipun aku tahu dia kelihatan baik tetapi untuk benar-benar membantu Clarissa dan membatalkan tujuannya untuk kabur, seberapa mulia singa ini sebenarnya.

Clarissa menatap Leon dengan tersenyum, Ia mengusap air mata yang membasahi pipinya dan berkata, "terima kasih."

Leon menganggukan kepalanya pelan.

"Bolehkah aku juga ikut?" tanyaku tiba-tiba.

Clarissa menatapku dengan terkejut, ia tergesa-gesa berkata padaku, "Kau tidak harus membantuku? Bukankah kau ingin tahu rahasia bukit ini? Sekarang kau sudah mengetahuinya, sebaiknya kau pulang dari sini sekarang."

Uh, aku tak menyangka Clarissa akan mengkhawatirkan keselamatanku. Terima kasih untuk itu. Tetapi tujuanku bukan hanya untuk membantumu. Ini sedikit gila, tetapi aku punya firasat bahwa aku bisa mendapatkan kemajuan jika aku pergi ke dalam barrier mengikuti Leon. Firasat itu begitu kuat sehingga aku yakin bahwa ini semacam pesan khusus yang disampaikan padaku.

"Aku sudah memikirkannya baik-baik, kurasa aku memang ingin ikut bersama kalian masuk ke dalam barrier."

"Terima kasih," ucap Clarissa singkat.

"Kalau begitu sudah diputuskan, kami bertiga akan masuk ke dalam barrier," ujar Leon.

Leon kemudian menatap Arnold dan berkata,"Pak, sebaiknya anda menunggu di luar barrier, jika sampai dua hari kami masih belum keluar, pada saat itu pergilah ke desa Roco dan beritahukan informasi mengenai Tuan Tikus Hitam."

Arnold yang awalnya berpikir untuk ikut juga, membatalkan niatnya setelah mendengar kata-kata Leon. Ia tahu bahwa jika sesuatu terjadi di dalam barrier, maka orang yang pertama kali terkena dampak adalah desa Roco. Keselamatan desa Roco sedang dipertaruhkan saat ini.

"Baiklah, mari kita berangkat."

Aku, Clarissa dan Leon meninggalkan Arnold untuk pergi ke dalam barrier. Ini akan menjadi perjalanan yang berbahaya. Aku tak tahu apakah aku akan menyesali keputusanku nanti. Namun, di sisi lain, ini juga merupakan kesempatan. Sebuah kesempatan bagiku untuk melangkah lebih jauh ke dalam dunia Exor.

Kami kemudian berjalan selama beberapa jam, aku bisa melihat matahari mulai tenggelam. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Ini bukan tempat dimana adik Clarissa hilang tetapi ini juga salah satu gerbang untuk memasuki bagian dalam barrier, setidaknya itulah yang dikatakan Leon.

"Pegang tanganku," Leon mengulurkan tangan kanan padaku dan tangan kiri pada Clarissa. Kami berdua segera menggenggam tangan Leon. Detik selanjutnya, aku melihat bayangan merah menutupi sekitarku satu-satunya hal yang bisa kulihat adalah tangan Leon. Aku terus mengikuti pergerakan Leon meskipun hanya bisa melihat tangannya.

Setelah beberapa saat kami akhirnya tiba di seberang. Pandangan di depanku menjadi normal kembali, aku bisa melihat hutan di sekitarku dan juga Clarissa beserta Leon.

"Kami sudah sampai," ucap Leon,

Aku hendak menghembuskan nafas lega, tetapi tiba-tiba aku merasakan tekanan kuat yang membuatku sulit bernafas, rasanya seperti sedang berada di dalam air. Suara wanita yang sangat dingin menembus telingaku.

"Oya-oya, singa kecil kita membawa dua makanan enak."