"Gantilah pakaianmu, aku mau ke kamar mandi dulu," tukas Theresa setelah menaruh stelan kemeja putih dengan celana kain milik Charles di tepi ranjangnya. Dia tersenyum tipis pada Aaron yang sedang menatapnya.
"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kamu tak pernah melihat wanita sebelumnya?" Theresa kembali tersenyum dengan pipinya yang bersemu merah karena tatapan Aaron akan dirinya.
"Ah, tidak. Terima kasih," jawab Aaron dengan gelagat salah tingkah tak karuan. Sebenarnya dia sangat menyukai memandangi wanita cantik di hadapannya itu.
"Baiklah, aku tinggal, ya." Theresa pun berjalan menuju kamar mandi. Sepasang mata Aaron memandangi pinggul wanita itu yang hampir menghilang di balik pintu kaca kamar mandi.
"Astaga, aku bisa gila!" Aaron menggelengkan kepalanya dengan perasaan tak karuan. Dia sangat kepanasan melihat Theresa. Gairahnya tiba-tiba saja mendorong dirinya akan Theresa.
Sementara itu Theresa sedang berendam di dalam bathtub. Busa tebal menutupi sebagian tubuh polosnya. Dia memejamkan matanya merasakan relax. Dia ingin melupakan kejadian tadi. Dia sangat ketakutan! Dia benci pada Charles yang meninggalkan dirinya seorang diri.
Aaron berdiri di depan pintu kaca kamar mandi yang tidak tertutup rapat. Dia menelan salivanya melihat Theresa yang sedang berendam di dalam bathtub. Kulit putih licin wanita itu membuat kejantanannya menegang tanpa komando. Ingin rasanya dia menghampiri Theresa.
Theresa mulai membuka matanya. Dia kaget melihat Aaron yang sedang berdiri di pintu. Apa yang sedang pria itu lakukan? Theresa segera menyambar handuk guna menutupi tubuh polosnya. Dia lantas keluar dari bathtub.
"Aaron, kamu?" Theresa berdiri di depan Aaron. Dia menatap pria di hadapannya itu. Aaron masih bertenjang dada. Tubuhnya sangat bagus. Kekar dan menggairahkan. Theresa menatapnya dengan intens.
"Maaf, Nyonya. Aku hanya ingin ke kamar mandi." Aaron menunduk merasa tak enak hati pada Theresa. Sepertinya wanita itu sudah melihatnya yang sedang mengintainya tadi. Dia sangat takut Theresa akan marah padanya.
"Tak apa. Masuklah." Theresa tersenyum dan mempersilakan Aaron memasuki kamar mandi.
Aaron menatapnya tak percaya. Apakah Theresa ingin mengajaknya mandi bersama? Pikirnya mulai mesum.
"Aaron," desah Theresa sembari meraih jemari Aaron yang masih berdiri di hadapannya. Dia merasa kepanasan melihat pria itu bertelanjang dada seperti ini.
"Nyonya," ucap Aaron kala jemari Theresa mulai menjelajahi dadanya. Sentuhan itu begitu nikmat baginya. Bahkan membangkitkan gairahnya lebih besar lagi.
"Apakah kamu pernah bercinta dengan seorang gadis?" tanya Theresa sembari mengusap pipi Aaron. Dia menatapnya penuh damba. Pria muda ini sudah membuatnya sangat bernafsu. Dia menginginkannya.
"Belum, Nyonya. Kenapa Anda menanyakan hal itu?" Aaron semakin gugup dan gemetaran karena remahan nakal jemari Theresa akan tubuhnya. Sepertinya dia tak bisa menahannya lagi. Gejolak ini terlalu dahsyat.
"Bagaimana jika aku menjadi wanita pertama yang merasakan dirimu," bisik Theresa sembari meliarkan jemarinya pada setiap inci tubuh Aaron. Perlahan jemari itu semakin turun pada perut hingga membuka risleting celana kain yang Aaron kenakan.
"Ah, Nyonya." Aaron mengerang saat jemari nakal Theresa menjamah kejantanannya yang sudah menegang. Celana kainnya sudah lolos ke lantai. Bahkan Theresa juga menyingkirkan celana dalamnya. Kini tubuhnya terpampang di hadapan Theresa tanpa sehelai benang pun.
"Besar dan sangat panjang. Aku ingin merasakannya," pekik Theresa mulai binal. Dia lantas berjongkok di depan Aaron. Tangannya mengusap-usap batang keras pria itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Aghh! Nyonya! Oughh!" Aaron berdesah hebat saat Theresa memainkan kejantanannya dengan bibir dan lidahnya. Bahkan mengulumnya seperti sedang menikmati ice cream.
"Besar sekali. Ohhh!" Theresa semakin bengis mengoral kejantanan Aaron.
"Aaghh! Nyonya! Ini nikmat sekali! Oughh!" Aaron merasa sedang melayang-layang karena kenikmatan yang ditimbulkan oleh Theresa.
Dia pun bersandar pada dinding kaca kamar mandi. Lantas dia menekan kepala Theresa agar lebih dalam lagi melakukan blowjob pada miliknya.
"Aghhh! Oughh! Nyonya!" Aaron memejamkan matanya sembari mengigit bibir bawahnya. Miliknya meledak di dalam mulut Theresa.
Ini sangat nikmat baginya. Dia pun membuka matanya perlahan. Theresa sedang tersenyum puas padanya.
"Kamu suka, Aaron? Ini sangat nikmat, bukan?" Theresa membersihkan sudut bibirnya sembari tersenyum puas. Dia pun segera berdiri di depan Aaron. Tangannya melepaskan handuk yang menutupi tubuhnya.
Aaron membulatkan matanya melihat tubuh polos Theresa yang tersaji di hadapannya kini. Dia menelan salivanya. Tubuh itu sangat indah dan tercium wangi. Apa lagi kedua payudaranya yang besar. Dia pun segera meraih pipi Theresa lantas menyatukan bibir mereka.
Aaron melumat bibir Theresa penuh gairah. Sementara jari tengahnya mulai mengocok liang kewanitaannya. Theresa membuka kedua kakinya agar Aaron mudah melakukannya.
"Kamu nakal sekali, Aaron." Theresa tersenyum sembari mendorong dada Aaron darinya. Dia lantas berlari memasuki bathtub.
"Nyonya, please. Aku ingin merasakannya," bujuk Aaron yang sudah tak tahan ingin bercinta dengan istri bosnya itu. Dia pun mengejar Tessa sampai memasuki bathtub.
"Aku mencintaimu, Theresa." Aaron membelai rambut basah Theresa yang duduk di depannya. Kemudian dia mendekap tubuh polos wanita itu dari belakang. Dia meremas kedua payudara Theresa. Ah, besar sekali dan sangat kenyal, desahnya gemas.
"Aaron, aku juga mencintai kamu." Theresa memutar tubuhnya menghadap pada pria tampan di belakangnya itu. Dia lantas mendekatkan wajahnya pada Aaron. Pria itu pun segera menyambutnya dengan senang.
"Aaghh! Aaron ...," desah Theresa sembari bersandar pada tepi bathtub. Matanya terpejam tak menentu merasakan lumatan Aaron pada putingnya. Ini sangat nikmat baginya. Dia bahkan sudah sangat lama tidak disentuh seperti ini.
"Aku tak tahan lagi, Theresa." Aaron segera keluar dari bathtub. Dia lantas meraih Theresa ke dadanya. Pria itu menggendong wanitanya menuju ranjang.
"Aaron," desah Theresa saat Aaron merebahkan tubuhnya di tengah ranjang. Apa pun yang akan pria itu lakukan padanya, dia sudah pasrah.
"Bolehkah?" Aaron berbisik dengan napasnya yang sudah memburu. Menegaskan gairahnya yang besar pada Theresa.
"Lakukanlah, Sayang." Theresa mengecup bibir Aaron kemudian.
Aaron tersenyum puas. Dia pun mulai menciumi seluruh tubuh polos Theresa. Dia bahkan meninggalkan beberapa tanda merah di beberapa titik sensitif wanitanya.
"Aaron ... Oughh!"
Theresa meremas tumpukkan bantal yang menopang kepalanya. Tubuhnya ingin menggelinjang menahan gejolak kenikmatan yang sedang Aaron berikan padanya. Pria itu sedang mengoral kewanitaannya dengan bibir dan lidahnya. Ini sungguh sangat nikmat baginya.
"Aghhhh!" Theresa berdesah hebat kala dirinya mencapai puncaknya. Miliknya menyembur deras. Dan Aaron segera menyesapnya dengan bengis.
Napas Theresa masih terengah-engah usai orgasme tadi. Sementara Aaron mulai mendekat lagi padanya. Pria itu tersenyum seringai melihat Theresa tergolek pasrah. Dia pun segera mengarahkan kejantanannya pada kewanitaan Theresa.
"Aaghhh ... Aaron ... Oughhh!" Theresa tak henti berdesah kala Aaron mulai menghujam kewanitaannya dengan hentakkan kuat.
"Ssshhhhh ... Aghhhhh ..."
Aaron memejamkan matanya merasakan kenikmatan akan kewanitaan Theresa. Hangat dan masih terasa sempit. Dia sangat menyukainya.
Oh, shit! Ini sangat nikmat!
Aaron dan Theresa terbuai dalam kenikmatan itu. Keduanya pun terus bercinta sampai beberapa kali. Theresa tak menyangka Aaron cukup mahir di atas ranjang. Dia sangat terpuaskan malam ini.
"Aku akan meledak, Sayang." Aaron mendekap tubuh polos Theresa semakin erat seiring hentakkan kejantanannya yang menghujam kewanitaan Theresa tanpa ampun. Dia sangat buas malam ini.
"Ayo kita ledakkan bersama, Aaron!" Theresa pun tak kalah gilanya. Dia mendekap punggung Aaron sembari membuka kedua kakinya lebar-lebar.
Kejantanan Aaron terasa akan segera meledak di dalam kewanitaannya. Semakin dalam dan semakin nikmat saja. Keduanya semakin menggila dalam gairah liar yang semakin memanas.
"AAGGHHH ..."
Gelombang dahsyat kenikmatan pun menerpa keduanya. Kejantanan Aaron menyembur di dalam kewanitaan Theresa. Fuck! Ini sangat nikmat baginya. Sementara Theresa tergolek lemas dengan napasnya yang terengah-engah. Sungguh nikmat sekali! Dirinya sangat terpuaskan.
"Terima kasih, Sayang." Aaron mengecup pangkal kepala Theresa sebelum dirinya berguling pada kasur di sampingnya. Kemudian dia meraih tubuh polos Theresa ke dadanya. Dia pun memejamkan matanya sembari tersenyum tipis.
Malam ini dirinya sangat puas. Ini akan menjadi awal dari petualangan cintanya dengan Theresa.