Chereads / Menantu Cacatku / Chapter 2 - Acara pernikahan

Chapter 2 - Acara pernikahan

Mahes mengikutiku ke kamar, itu memang kebiasaanku jika aku marah aku selalu meninggalkannya sendirian dan berlari ke kamarku. Dalam hati aku ingin agar dia mengikutiku dan membujukku biasanya sih jika selama ini aku melakukan taktik ini pasti akan selalu berhasil. dan Mahes biasanya Lulu dan langsung mengikuti keinginanku.

Tok.. Tok.. Tok..

Aku tersenyum... dalam hati aku berkata sekarang ini pasti berhasil lagi dan anakku akan membatalkan rencananya untuk menikahi gadis pilihannya itu.

Aku sengaja mendiamkannya dan tidak segera membuka pintu kamarku, aku ingin agar dia mengkhawatirkanku dulu setelah itu dia pasti akan mendengarkan kata-kataku.

"Bun, tolong buka pintunya Bun! kita kan bisa bicara baik-baik jangan seperti ini, aku khawatir darah tinggi bunda naik lagi." ucapnya dari balik pintu saat itu.

"Ayo lah, Bun! Mahes minta maaf kalau kata-kata Mahes tadi sudah menyakiti hati Bunda! Bunda tahu sendiri kan Mahes paling tidak bisa kalau lihat Bunda menangis dan bikin Bunda kecewa. Ayo Bun buka pintunya. jangan kayak anak kecil dong!" bujuk nya dari balik pintu.

untuk semakin memudahkan ku dalam berakting aku lalu mengambil obat tetes mata laluku teteskan ke mata ini agar seolah-olah mahes melihatku menangis.

Setelah semuanya beres aku pun lalu beranjak dari tempat tidurku menuju ke pintu kamar, aku lalu membukakan pintu untuk Mahes.

Cklk

Suara pintu terbuka.

Setelah pintu terbuka, aku pun lalu berbalik dan duduk kembali di kasur ku. Mahespun kemudian mengikutiku dari belakang.

Aku menunduk dan mengeluarkan jurus ku, aku berpura-pura menangis di depan Mahes.

"Bun.. Bunda menangis, Ya Allah.. Tolong maafkan aku Bun! Aku gak bermaksud buat Bunda menangis. Bunda tolong mengerti Mahes! Mahes hanya ingin menikah dengan wanita yang sejak kecil Mahes cintai, Mahes hanya mau Menikah dengan Rahma. Tidak mau yang lain,"

"Bun.. Dari dulu Mahes tidak pernah meminta apa-apa pada Bunda..Mahes selalu menuruti Apa yang Bunda mau.. Sekarang sekali saja Bunda.. Kalau Bunda sayang sama Mahes ran ingin Mahes bahagia.. Ijinkan Mahes untuk menikah dengan Rahma."

Kali ini ucapannya lebih tegas dari pada tadi.. Mahes anakku memang jika menginginkan sesuatu dia harus dapatkan, itu memang hasil didikanku.

Tapi kenapa harus gadis itu..

"Kamu berubah Mahes!" ucapku dalam isak.

"Mahes tidak berubah Bunda! Mahes tetap Anak laki-laki Bunda! Bubda jangan khawatir.. Cinta Mahes untuk Bunda tidak akan berkurang kok! Bubda masih tersimpan di hati Mahes yang terdalam."

"Mahes janji pada Bunda.. Mahes akan selalu nengokin Bunda..jika nanti Mahes sudah menikah..." Bujuknya lagi.

kenapa Bunda kelihatannya sangat tidak suka sekali kepada Rahmi? kamu itu kan orang baik dia juga keluaran pesantren harusnya Bunda beruntung memiliki dia jadi calon menantu Bunda," Tanya Mahes padaku.

"Betul semua yang kamu katakan pada Bunda, Mahesa! Rahmi adalah perempuan yang baik, cantik, dan juga solehah tapi satu kekurangan dia, dia tidak sempurna dia tidak seperti wanita-wanita yang lain yang sempurna kamu sendiri tahu kan Bagaimana Rahmi itu? sSatu yang Bunda takutkan jika kalian menikah dan mempunyai anak, anak kalian akan sama seperti ibunya itu yang Bunda takutkan!" Jawabku.

" Bunda Mengapa Bunda menakutkan hal yang belum terjadi Percayalah pada Allah Bunda Allah tidak akan memberikan aku seorang anak yang sama seperti ibunya Aku mencintai Rahmi itu super luar dan dalam Aku mencintai akhlaknya aku juga mencintai pribadinya. juga mencintai fisiknya yang tidak sempurna."

"Sudah! sudah cukup, Bunda tidak mau lagi bicara dengan kamu! kamu sudah dibodohi oleh cinta buta kamu itu! sekarang terserah kamu sajalah, kau mau menikah dengan dia atau tidak Bunda sudah tidak peduli lagi, cuma satu yang Bunda mau kamu tinggal di rumah ini setelah kamu menikah titik Bunda sudah capek ngomong sama kamu, sekarang tinggalkan bunda sendiri!" Bentakku.

"Apa susahnya sih ikutin mau Bubda Mahes? Bunda mau kalau kamu menikah kamu tinggal sama Bunda! Kamu itu anak laki-laki satu-satunya Bunda. Bunda tidak mau kehilangan kamu Mahes!"

"Bunda akan restui kamu menikah dengan Rahma.. Asal kamu mau ikutin permintaan Bunda itu.. Titik!"

"Ingat Mahes.. Ridho Allah itu ada pada Rifuo orang tua! Jika Ibu tidak Ridho maka Allah pun tidak akan Ridho padamu! Dan pernikahan kalian tidak akan pernah langgeng!" Ancam ku.

Mahes terdiam.. Dia tidak mengatakan apa-apa.

"PIKIRKANLAH Mahes..! Bicarakan dengan Rahmi, kalau kamu setuju, Bunda tidak akan mempersulit lagi.. Mau minggu depan kamu akan menikah Dengan Rahmi pun Bunda akan laksanakan."

Akhirnya Mahes mengalah dan dia lalu berkata.

"Baiklah Bun... Mahes akan membicarakan hal ini dulu pada Rahmi," Tegasnya.

"Rahmi orang baik, Bubda yakin jika Rahmi akan setuju pada apa yang Bunda minta."

Dan.. Akhirnya..

Kini pernikahan itu terjadi... Aku resmi menjadi mertua dari seorang gadis yang tidak sempurna pisiknya.

Lamunanku buyar setelah Pak penghulu selesai membaca doa setelah akad.

Kini saat yang di tunggu-tunggu tiba, saatnya pengantin wanita untuk keluar dari kamarnya, hal yang paling membuat aku sangat malas Bagaimana tidak malas aku harus melihat wanita yang tidak sempurna itu keluar dan otomatis akan membuatku malu di depan semua tamu.

Tak lama pengantin perempuan datang dari kamarnya di Aping oleh dua orang dayang, jika aku melihat wajahnya memang dia sangat cantik sekali, rambutnya yang tertutupi hijab juga hidungnya yang mancung dengan mata yang bulat Itu semua membuat riasan pengantinnya sempurna tanpa cacat sedikitpun.

semua mata tertuju pada pengantin wanita tetapi ketika pengantin wanita itu melangkah tiba-tiba beberapa orang tamu saling berbisik, juga ada yang langsung memandang ku dan juga memandang Mahes entah apa yang mereka bicarakan tetapi yang jelas aku tahu apa yang mereka katakan dan bisikan yaitu mengenai penampilan yang sangat cantik namun fisiknya yang tidak sempurna membuat wajahnya yang cantik tidak berarti apapun.

"Oh kok Mau ya Mahes yang tampan itu menikah Dengan Rahma yang jelas-jelas tidak sempurna gitu, mending sama aku..," Seru seseorang yang pembicaraannya tak sengaja kudengar.

"Iya.. Yah.. Udah di pelet kali tuh," Imbuh yang lain.

"Ya lah, kalau tidak di pelet mana mau, laki-laki setampan Mahes dan sepintar Mahes mau menikah dengan perempuan cacat seperti Rahmi." Komentar yang lain.

"Huss.. Jangan kenceng-kenceng ngomongnya! Gak enak sama keluarga pengantin pria ya. Mungkin sudah jodohnya saja, kalau tidak jodoh mana mungkin mereka bisa bersatu!" Ucap seseorang yang berhijab biru itu.

Telingaku panas mendengar komentar para tamu undangan, pipiku sudah panas sekali rasanya. Tapi sepertinya aku harus mulai terbiasa dengan situasi seperti ini, karena aku akan tinggal serumah dengan menantuku itu," lihat saja aku akan membuat Rahma dan Mahes bercerai!" Ucapku dalam hati.