Ren dan Fei sama-sama melongo ketika mendengar jawaban dari Xia mengenai bahan lain yang ada di gelato hitam di depan mereka.
"Ha ha ha!" Xia tertawa keras melihat raut wajah keduanya. "Bercanda, ya ampun! Kalian ini kenapa serius sekali?"
"Astaga, Kak Xia, aku pikir sungguhan dari arang, loh!" Lan mengelus dadanya tanda dia ikut lega.
"Jangan gampang percaya ke dia, atau hidup kalian akan merana." Han ikut berkomentar. Sudah berapa tahun dia menjadi korban dari kejahilan Xia? Tak terhitung berapa kali dia syok dan ketakutan akibat perbuatan iseng sang kakak. Untung saja dia tak memiliki penyakit jantung.
Akhirnya, gelato hitam itu pun berhasil dihabiskan oleh Ren dan Fei.
"Kami harus pulang, Kak." Han pertama mengucap setelah semua temannya selesai makan dan minum sampai kenyang.
"Eh? Sungguh akan pulang sekarang? Ini masih sore sekali!" Xia seperti enggan ditinggalkan mereka.
"Memangnya kami harus sampai kapan di sini? Tengah malam?" Han memutar bola matanya, jengah.