Mereka berempat kini sudah tiba di sebuah bangunan tak begitu luas dengan papan nama besar di bagian gerbang depan bertuliskan: Kafe Mantulz. Sebenarnya Han enggan membawa mereka ke sini karena nama kafe tersebut terkesan … norak. Dia agak malu dengan nama kafe itu.
Baru saja mereka turun dari mobil Han, segera saja keluar seorang wanita muda dari dalam kafe menyambut Han dengan wajah secerah matahari tengah hari. "Haannn! Han sayankku, cintaku!" Wanita itu memeluk Han erat-erat seolah mereka baru bertemu setelah sekian abad.
"Ka-Kakak! Tolong jangan begini!" Suara Han sampai tercekik gara-gara pelukan erat wanita yang disebut kakak oleh Han.
Ren melongo meski tetap terlihat elegan ala putera mahkota. Wanita muda dengan dandanan ramai ini ternyata kakaknya Han? Sungguh? Bahkan sikapnya bertolak belakang dengan Han yang dingin dan irit bicara.