"Nah, kalau nggak siap lebih baik nggak usah ikut aku, gitu saja dibikin repot," kata Surya.
"Ah kamu tuh nggak akan ngerti apa yang Aku rasakan. Makanya kamu kalau ngomong suka seenaknya sendiri, huft!" Ketus Toni lalu mencebikkan bibirnya. Toni terlihat melotot ke arah Surya. Dia tidak terima ketika tidak mendapat perhatian. Memang hidupnya dengan Surya beda alam, tapi bukan berarti harus langsung mendapatkan sikap tidak peduli.
Dia mendengar kalimat luar kota, hati Toni terasa teriris. Dia benar-benar takut kalau dirinyalah harus mengalami kehilangan dan kesendirian untuk kedua kalinya terhadap orang yang telah dirinya sayangi dan merasa nyaman. Saat merasakan hal tersebut, maka dia pun juga merasakan hidupnya sedikit hancur. Memang dirinyalah sudah mati dan tidak bisa melakukan kehidupan di dunia, tapi kehidupan setelah mati masih dirinya jalani.