Tiya tersenyum getir. Dia menatap kecewa Siti. Selama ini, dia berusaha untuk sabar menghadapi ibunya. Namun, entah kenapa pada malam ini, dia merasa sangat sakit hati ketika pendapatnya lagi-lagi tidak pernah didengar.
Di cukup sadar diri juga bahwa yang membuat dirinya sakit hati adalah dirinya sendiri. Andai saja dia tidak mencari kebenaran, tentunya pada malam ini dia tidak akan merasakan yang namanya diabaikan. Di sisi lain, dia juga tidak tega melihat Anes dengan keberadaannya seperti tidak dianggap. Rasanya cukup sulit dijelaskan karena hanya dia sendiri yang mampu merasakannya.