Pada keesokan paginya, Gia terbangun di jam setengah 6 karena suster perawat masuk ke kamar rawat inap untuk memeriksa Kei. Ia mengucek mata sambil mengerjap-kerjapkan dan bangkit duduk di kasurnya.
Setelah pandangannya jelas dan semupurna, dia melihat Ren sudah berada di dekat ranjang Kei, mengelus-elus Kei agar bocah perempuan itu tidak rewel saat diperiksa perawat.
Gia merasa tertohok terus dan terus. Kenapa dia kalah cepat dari Ren? Benarkah dia tak pantas punya anak nantinya jika hal begini saja tak becus?
Mengetahui Gia sudah bangun, Ren menyampaikan senyum hangatnya ke gadis itu sejenak tanpa mengatakan apapun karena kembali fokus ke Kei yang agak rewel.
Pada jam 6, perawat datang lagi untuk memandikan Kei meski bocah itu tetap di tempat tidurnya. Ren akui, meski ini rumah sakit tidak seperti rumah sakit bonafid yang dia ketahui, namun penganganan para dokter, perawat, dan juga petugas kebersihannya sangat cekatan dan telaten.