Ketika kerabat dari kedua orang tua bocah itu datang, ternyata mereka enggan direpotkan dengan si bocah.
"Lebih baik kamu saja, Paklik, kamu kan lebih mampu daripada aku."
"Ehh, bukannya keluargamu lebih kaya dariku, Ton. Kamu punya banyak sawah, ya kan?"
"Ahh, itu hanya sawah pinjaman, Paklik. Ohh, atau mungkin Budhe saja yang mengurus Cia. Istriku pasti ribut kalau ketambahan bocah."
"Lah! Budhe ini sudah tua, sibuk pula ngurus dagangan di pasar!"
"Ini nih gara-gara orang tuanya kawin lari, sekarang bikin repot sana sini saja kalau ada apa-apa seperti ini!" keluh salah satu dari mereka.
"Ini karma untuk mereka yang sombong dan menentang keluarga, mereka saja dulu sempat membuang kita, kan?"
"Ya, dan mereka juga sudah memutuskan hubungan dengan kita semua, ya kan?"
Mendengar pembicaraan semacam itu dari kerabat orang tua si bocah, Ren mendidih ingin meluapkan marah, namun dia menahan gejolak emosinya dan mendekat ke orang-orang itu sambil berkata, "Biar aku saja!"