Gia saat ini mengamati saja Ren yang sibuk membuka kemasan supnya. Uap panas keluar dengan cepat begitu tutup kemasan dibuka. Harumnya juga langsung menyerbu indera penciuman Gia, membangkitkan rasa laparnya.
Namun, baru saja Ren hendak menyodorkan sup ke Gia, perawat rumah sakit datang sembari membawa makan malam untuk Gia. "Yuk, makan dulu, ya." Perawat meletakkan nampan berisi hidangan makan malam Gia ke meja tinggi. "Ohh, dibelikan sup, yah." Dia menoleh ke sup di tangan Ren.
"Iya, suster." Ren menyahut. "Apa boleh makan ini?"
"Selama itu lunak-lunak, tak apa, karena kan masih ada gejala tifus, yah, tidak boleh makan yang keras-keras dulu. Ini saja nasinya nasi tim." Perawat tersenyum dan pamit pergi.
Setelah mendapatkan ijin dari suster perawat, Ren menaruh sup krim jagungnya ke meja berdampingan dengan nampan makan malam Gia. "Aku campurkan sup jagungnya ke dalam nasi timnya, yah!"
"Jangan." Suara lirih Gia muncul.