Jam 10 pagi, Ren sudah tiba di rumah duka terbaik di kota itu. Jenasah Gia juga sudah dibawa dan dipersiapkan untuk upacara. Dia memakai setelan jas serba hitam, matanya bengkak akibat banyak menangis.
Di belakang Ren, ada Lang yang memiliki memar dan sisa darah di wajahnya.
Sesuai yang Ren perintahkan, anak-anak tidak boleh datang ke tempat itu. Mereka tak perlu tahu mengenai ibunya yang kini sudah berbaring damai di peti mati.
Keputusan Ren sudah bulat, bahwa dia akan menyembunyikan fakta ini dari anak-anaknya sampai nanti mereka sudah besar dan bisa menerima kenyataan.
Ketika Ren memasuki ruang duka, sudah ada banyak teman Gia dan kerabat istrinya menyambut dia. Nad dan Mel menangis dan menyerbu ke Ren.
"Kak, kenapa tidak beritahu kami lebih awal?" Mel bertanya sambil memegang lengan kanan jas Ren.
"Kak, kok gak kasi tau aku kalo Gia masuk rumah sakit? Kenapa?" Nad juga memegangi lengan kiri jas Ren.
