Pagi harinya, semua bangun agak siang dari biasanya dikarenakan lelah. Bahkan Sya masih saja bergelung di samping ayahnya dan menolak bangun untuk makan pagi.
"Ya udah, biarin aja dia tidur lebih lama." Ren menyabarkan istrinya yang hendak memaksa si sulung untuk bangun dan makan. "Lagian ini masih jam 8 lebih."
Gia paham suaminya sangat memanjakan Sya dan dia yakin 1000 persen bahwa Ren menjadikan Sya anak paling favorit. Yah, mau bagaimana lagi, ikatan antara mereka sudah terjalin semenjak Sya masih di dalam perut. Bahkan kelahiran Sya pun yang menjadikan Ren bangun dari komanya.
Kurang epik apalagi itu?
Gia mulai mengurus kedua bayi besar dia dari memandikan hingga menyuapi makan.
Sepertinya, semua berjalan dengan baik-baik saja hari ini.
Pada siang harinya, pemijat anak yang didatangkan Ren hadir untuk memijat Sya.
"Sya gak boleh dibiasakan pijat kayak gitu, Ren." Gia berkata sambil mengamati putri sulungnya dipijat oleh mbok tukang pijat khusus di kamar.