Pada bulan berikutnya, Gia sudah memasukkan formulir pengajuan cerai dia. Zan tidak banyak melawan dan menerima saja.
Kini, Gia hendak menikmati masa kehamilan dia dengan nyaman. Benarkah bisa demikian? Yah, doakan saja tidak ada banyak badai mengenai itu.
Kali ini, Gia berhasil mendesak ibunya agar mengijinkan dia kembali ke hunian dia sendiri.
Bu Jena paham bahwa dia sudah tidak bisa lagi membendung putri bungsunya. "Ya sudah, sana!" Beliau sudah putus harapan. Mendambakan keluarga kedua putrinya baik-baik saja sepertinya sudah makin jauh dari jangkauan. Semuanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Tapi, setidaknya, dia bahagia karena Lyn berhasil hamil. Meski menantu pertamanya sungguh brengsek, tapi Beliau lega karena Lyn juga diberikan porsi nasib yang sama baiknya dengan Gia.
Lyn tidak lagi merasa rendah diri karena masalah memiliki anak. Kini, Lyn lebih banyak tersenyum lebar dan terlihat bahagia menikmati kehamilan dia.