Ketika Ren menggendong baby Sya untuk dilelapkan di teras samping sembari Gia di sebelahnya, Gia mendengar Zan pulang, pemuda itu masuk ke rumah dalam kondisi sedikit sempoyongan dengan wajah sedikit memerah.
Beruntung saja tidak ada Bu Jena di sana menyaksikan Zan yang kondisinya semacam itu. Dan beruntung pula dia masih bisa pulang mengendarai motor.
"Zan?" tanya Gia sambil dia menatap sahabatnya sembari kening berkerut heran. "Kamu mabok?" bisiknya sambil mendekat ke Zan.
"Enggak, hanya pusing." Zan menepis tangan Gia yang hendak menjangkau dirinya. Kemudian, dia segera masuk ke kamar Gia.
Saat Gia hendak menyusul sahabatnya, dia segera dicegah Ren yang menahan lengannya.
"Jangan usik dia dulu, Gee." Ren memberi nasehat sambil kepalanya menggeleng.
Sebagai sahabat dekat, tentu saja Gia tidak bisa membiarkan Zan kenapa-kenapa. "Tapi dia sepertinya—"