"Tidak aku kira menantumu sangat dermawan, Mbak Jen." Tante Pram tersenyum sambil bersikap ramah ke Bu Jena. "Tapi, kalau dia semampu itu beli wine mahal, kenapa rumah Mbak Jen masih begini saja?" Mendadak, Beliau menemukan celah untuk memenangkan harga diri.
"Ohh, Mama ini orangnya terlalu bersahaja, sudah aku tawarkan merombak rumah atau menawarkan rumah di kawasan elit Gaharu Cendani, tapi Mama tetap menolak karena ingin tetap di rumah ini tanpa perombakan apapun agar kenangan akan Papa terus ada di sini, tidak berubah." Ren dengan cepat menjawab sebelum Bu Jena sempat membuka mulutnya.
Karenanya, Bu Jena tidak jadi mengucapkan apapun untuk menyanggah perkataan Tante Pram dan dalam hatinya, dia sedikit berterima kasih atas pembelaan Ren terhadap dirinya, dan juga pada harga diri mendiang suaminya.