Semua orang terdiam ketika baby Sya yang tadinya menangis rewel mulai diam dan tenang, berangsur-angsur berhenti menangis begitu dibuai serta ditimang-timang oleh Ren, terlebih digendong dengan disandarkan ke bahunya sambil tangan Ren tetap memegangi tengkuk anaknya.
Sya takluk pada buaian bapaknya.
Ini sungguh terasa konyol bila Ren yang dianggap bukan bapaknya malah bisa menaklukkan Sya seperti itu dibandingkan Zan. Setidaknya Lyn yang berpikir demikian.
Meski begitu, Lyn selalu berpikiran positif dan menganggap itu merupakan hal teramat manis dari suaminya, mengira suaminya sudah patut menjadi seorang bapak karena berhasil menangani bayi seperti Sya.
Bahkan, Lyn berpikiran, mungkin saja suaminya itu akan mampu menenangkan bayi manapun di dunia ini yang sedang rewel bila digendong.