Zan merasa pusing memikirkan permintaan cerai dari Gia. Dia melirik Sya yang lelap. Rasanya dia jadi benci pada bayi itu. Timbul keinginan untuk melakukan sesuatu yang buruk pada Sya.
Bantal. Bagaimana kalau dia bekap saja Sya dengan bantal itu?
Berbagai kelebat ide dan rencana jahat muncul di otak Zan saat dia memandang baby Sya yang damai tertidur lelap.
Haruskah dia menyingkirkan baby Sya yang merupakan pengikat antara Gia dan Ren?
"Gak! Gak!" Zan lekas gelengkan kepalanya keras-keras sambil mundur menjauh dari baby Sya. Dia mengetuk-ketuk kepalanya sendiri seakan sedang menghukum otaknya yang berpikir segila itu. "Gila aja aku kalo ampe jadi pembunuh. Mana pembunuh bayi, astaga …."
Saat Zan sedang menyesali pikiran gilanya sembari mengetuki kepalanya, baby Sya terjaga dan mulai merengek, bergerak-gerak tangan dan kaki kecilnya di dalam selimut mungil.